Bab 3

37 6 0
                                    

Saat lagi jalan-jalan tiba-tiba Fiona didatengin oleh dua orang cewek teman sekelasnya. "Eh fi tadi ada orang yang ngasih surat di loker lo enggak tau siapa buru-buru banget soalnya."

"ciee surat cinta ntuh ekhem."
Goda dua sahabatnya itu.

"Emang lo dukun enggak kan?" Jawab Fiona yang kesal mendengar perkataan dari sahabatnya itu. 

"Mending buruan di cek deh fi kalo aja penting." Mendengar hal itu Fiona hanya menjawab "iya" tapi dalam hatinya berkata lain "penting banget sampe harus sekarang di cek? Emang lo ortu gue? Enggak kan?" Fiona memutar dua bola matanya malas. 

"Belakang sekolah"

"Pasti fansnya si Kenza ini" batin Fiona. "Surat apa tuhh, pasti surat cinta yaa upss." Ledek dua sahabatnya itu. "Enggak ini surat buat masukin kalian berdua ke rumah sakit jiwa." Jawab Fiona. " Galak amat neng emang apasih isi suratnya?" Tanya Jenna. " Disuruh ke belakang sekolah paling dari fansnya si manusia tiang listrik." 'Tiang listrik' adalah nama sebutan dari Fiona untuk Kenza. "Ohh." Sahut Fani "yaudah yuk ke kelas udah mau pulangan juga." "Yuk"

"Ini gpp nih ditinggal atau mau di temenin aja?" Mendengar hal itu Fiona hanya memutar dua bola matanya "udah gpp paling cuma di suruh jauhin Kenza atau paling cuma bilang

 "li kili jidi ciwik jingin kigitilin dih nijis giwi liitnyi" 

Terus bilang hal-hal enggak penting lainnya."

Fiona memang sering di-bully karena fansnya Kenza. Fiona tidak masalah dengan pembullyan itu karena dia bisa menjadi diri sendiri dengan " nanti kalo di bully dan kepala gue di seret tinggal gue tarik bajunya terus ambil kepalanya terus pukul kepalanya ke keramik atau wastafel gampang kan? Paling sering juga di wc gue di bully. Atau pukul aja ke kaca terus pec-" 

Fiona sadis? Emang. 

" stop udah diem tau kok apa lanjutnya, mending ke belakang sekolah deh biar orangnya enggak nunggu kalo kelamaan bisa bahaya. "Ye" hanya itu jawaban yang mereka dapatkan. 

"Kenapa harus gue yang jadi sasarannya ngerepotin banget jadi orang, kalo punya fans dijaga dong jangan buat orang lain rugi yaa enggak rugi sih tapi waktu luangnya jadi berkurang dong gara-gara ngurus orang-orang enggak jelas mereka. Kenapa sih jadi or-" segini aja ocehan dari Fiona ya oke balik ke cerita. Fiona yang sedang ngoceh ngak jelas tersebut berjalan malas sambil menendang-nendang batu kerikil di hadapannya, malas untuk bertemu dengan fansnya Kenza. 

Setelah sampai di belakang sekolah sesuai tempat bertemu Fiona hanya terdiam melihat tempat itu kosong "oke gue di prank bodoh banget sih f-" belum sempat membalikkan badannya Fiona tiba-tiba ditarik paksa  dengan cukup kencang.

"APAAN SIH PAKE ACARA NARIK SEGALA DIKIRA ENGGAK SAKIT HAH?" 

Ucap Fiona kesal sambil memegangi pergelangan tangannya yang ditarik tadi. "Diem bisa ngak sih? Mau ketahuan satpam belum pulang jam segini?" Ucap seorang laki-laki, apakah itu guru Fiona? Teman Fiona? Tentu aja bukan
yap betul sekali itu adalah Kenza 

Tapi ngapain Kenza disini? Yaa belum selesai ceritanya sabar ya

"Heh lagian lo ngapain disini coba? Jangan-jangan mau aneh-aneh lagi? Wah parah sih itu, otw lap-"

miris banget daritadi omongannya Fiona kepotong, sengaja? emang, oke lanjut.

"Diem bisa ngak sih dengerin penjelasan gue dulu napa." Protes Kenza sambil menutup mulut Fiona yang daritadi berisik itu. " Tau surat di loker? Itu gue yang naroh, buat apa? Buat Lo enggak laporin gue ke bk kayak dulu, paham? Fiona hanya meangguk lalu memberontak meminta untuk mulutnya di lepaskan dari tangannya Kenza.

"Najis banget sumpah."

"Banyak bacot lo."

"Daripada lo nyontek?"

"Gue cuma ngerapiin buku lagian udah selesai juga."

" Tapi lo ganti kan jawabannya."

"Berisik." 

Kenza pun berjalan pergi meninggalkan Fiona yang sedang tertawa puas itu.

" Huuuu Kenza nyontek huuu."

Mendengar hal itu Kenza yang menyeringai lalu berlari dan berteriak

" PAK FIONA BELUM PULANG ENGGAK TAU LAGI NGAPAIN KAYAKNYA LAGI ANEH-ANEH DEH PAK."

"HEH KENZA"

Ucap Fiona yang juga berteriak dan mengusul Kenza yang sedang berlari. Melihat itu pak satpam hanya menggelengkan kepalanya karena dia sudah hapal dengan anak yang sering terlambat pulang karena bukan alasan belum dijemput. "Hahh, harus bilang apa lagi saya sama kepsek nanti." Ucap satpam menghela nafas. 




Hai haii

Gimana seru ngak? Konfliknya emang enggak se wow itu karena enggak tau bikinnya gimana.

Penulisannya kurang rapi? Emang

Jadi udah segini aja buat bab 3, semoga kalian suka andd 

Enjoyy

Hate to love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang