Brak!
"FIONA LYODRA REBECCA!"
"Shhh, jangan teriak-teriak fanii." Desis Fiona. Ia yang sedang berbincang atau lebih tepatnya ghibah dengan guru penjaga uks nya itu merasa terganggu dengan teriakan yang berasal dari oknum bernama fanii. Padahal lagi enak-enak minum secangkir teh hangat.
Sakit? Teh solusinya.
Tapi sepertinya ketenangannya akan terganggu dengan kehadiran sohib tersayang nya Fiona.
"GIMANA ENGGAK TERIAK-TERIAK, LO MASUK UKS. GIMANA KAMI ENGGAK PANIK COBA?"
"Fan."
"KOK BISA LO BEGINI. SIAPA? SIAPA? BIAR GUE HANTAM AJA."
"Enggak tau dan enggak mau tau."
"TAPI LO BISA BAHAYA FI. KALO LO KENAPA-KENAPA GIMANA? DI RACUN GITU? YA KAN ENGGAK ADA YANG TAU."
"heh mulutnya."
"HUAAA FIONAAA."
"Enggak usah drama deh fan."
"Masih bisa jalan kan?"
"Pengen banget nabok mulut Lo, tapi masih bisa jalan kok."
"Sakit ngak?" Tanya Kenza. Iya, Kenza. Pemuda yang hanya planga plongo ngeliatin ngeliatim keadaan sekitar.
"Enggak sih Ken. Cuma kayak digigit semut tapi semut Amazon. SAKIT LAH PAKE NANYA."
"Kan Lo anak kuat."
"Kuat dari Hongkong, orang habis dipukuli begini dibilang kuat. Untung masih bisa jalan walau setengah ngesot sih."
"Dah gue mau ke kantin dulu."
"Yeuuu, enggak mau tau gitu pembully nya siapa? Biasanya Lo datang-datang nanya nya begituan."
"Nanti aja."
"Disini aja apa susah."
"Dirumah aja, sekalian ngemil kan enak."
Ceklek
Pintu tertutup menciptakan keheningan sesaat. Bentar doang habis itu ribut lagi.
"Halah, bilang aja mau berduaan sama Fiona!"
"Fanii!" Tegur Jenna.
"Udah, duduk-duduk."
"Lesehan gitu maksud lo?"
"Yang penting duduk."
"Ye."
"Jadi gimana ceritanya kok bisa Lo sampe kayak begini."
"Ibuu-- eh ibunya enggak ada ya."
"Pergi mungkin enggak tau kemana. Kenapa? Pasti mau minta minum."
"Iya, hehe."
"Kebiasaan." Tangan Jenna iya bawa untuk memukul bahu teman tidak tahu dirinya itu.
.
.
.
"Jadi bapak Lo polisi?" Tanya fanii.
"Iya, hebat kan." Ucap Jenna sambil menepuk nepuk dadanya bangga.
"Pantes Lo bisa tau hal-hal begituan."
"Iya dongg, tapi itu masih belum jelas lebih ke belum dapat bukti sih. Jadi hati-hati aja sama tiga trio itu."
"Ngeri sih bapak mereka."
"Enggak ada yang bilang enggak ngeri fan."
"Mau bolos."