Bab 18

4 1 0
                                    

Hari ini Fiona sangat-- sangat bad mood, bagaimana tidak Kenza sangat membatasinya untuk kemana-mana dan menyuruhnya untuk tetap stay di dalam kamar.

Fiona tidak mempermasalahkan itu tapi jika dikurung di dalam kamar setiap harinya apa tidak bosan. Setiap kali ia menanyakan alasannya jawabannya selalu sama.

"Kalo kemana-mana takut kenapa-kenapa, mending istirahat."

Ditambah lagi Kenza selalu menempel padanya dan tidak ingin pergi dan juga sikap Kenza padanya sangat clingy. Bagaimana Fiona tidak risih kalo begini.

"Ken... Bosen." Rengek Fiona yang sedang membaca novelnya. Kalau waktunya hanya untuk membaca novel lama-lama ia bisa bosan juga.

"Tau"

"Keluar kek dirumah mulu. Lagian kata dokter kemarin udah sembuh juga-

-tapi disuruh istirahat toh?" Potong Kenza.

"Luka lo belum kering enggak usah macem-macem."

Fiona mendengus kesal. Hari ini hari weekend dan harusnya Fiona bersenang-senang tapi malahan ia dikurung secara miris di kamarnya sendiri.

Melihat Fiona yang sedang kesal itu akhirnya Kenza berdiri sambil menghembuskan nafasnya.

"Mau bikin kue? Pake bahan yang ada tapi."

Dengan senyuman lebar gadis yang tadinya sedang cemberut itu langsung saja memeluk tangan sang lelaki yang langsung dibalas elusan kecil pada bagian surainya.

             
                                °^°

"Kenzaaa!! Enggak gituu."

Kenza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sudah berapa kali ia dimarahin Fiona dan berapa banyak adonan yang gagal Kenza tak tau.

Ia saat ini sedang membikin brownies coklat kesukaan Fiona. Ia kira semuanya akan gampang ternyata tidak. Ada adonan yang gosong lah ada adonan yang tidak matang-matang atau adonannya terlalu encer.

"SUSAH BANGET SUMPAH, PERASAAN PAS BANTUIN MAK LO KAGAK DEH."

"IYA, LO CUMAN DIEM PLANGA PLONGO DOANG BANTUIN KAGAK."

kenza cuma nyengir enggak jelas.

"Untuk ortu gue enggak ada, kalo ada bisa-bisa diomelin terus."

"Ya, bapak lo sebagai pendukung kita."

"Diem lo."

"Oh ya, tumben ortu lo jarang banget pulang ke rumah. Biasanya kalo ada pekerjaan pulangnya malam ini enggak."

"Jangan tanya gue, tanya ortu gue."

Kenza langsung manggut-manggut aja, kalau di lanjutin takut Fionanya tambah bed mood.

.

.

.

"Jadi gimana tan? Jadi?"

"Jadi, bisa secepatnya?"

"Bisa tan."

"Biaya tambahannya nanti dikirim yang penting sudah dikeluarkan saja."

"Tidak usah membayar biaya tambahan, memberikan anak kalian pada saya saja sudah lebih dari cukup."

"Baik, kalo begitu saya kembali dulu, sudah ada yang curiga."

"Polisi?"

"Yang sedang menginap."

Pemuda itu meanggukan kepalanya lalu segera beranjak pergi membawa tas yang cukup besar yang didalamnya ada beratus-ratus kertas dengan nominal yang cukup besar.

Hate to love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang