Apa yang dipikirkan Kala sih?! Kenapa dia tanpa pikir panjang langsung melompat ke depanku menerima kutukan Snowin? Aku tidak tahu dampak serangan halus barusan, namun aku yakin itu berbahaya karena alam sekitar memperingatiku untuk menghindar.
Aku tidak sempat berpikir lanjut karena mengaktifkan kedua kekuatan sekaligus. Bagaimanapun aku harus fokus mengusir araganal-araganal menyebalkan ini!
Aku menaikkan tingkat konsentrasi.
Pertama, tanah berguncang pelan. Kedua, pepohonan, padang perdu, bunga-bunga, tumbuh secara serentak. Alam liar seolah hidup, melakukan perlawanan. Mereka mulai menembaki para Araganal dengan ranting tajam. Hewan-hewan di hutan juga ikut menyerang, melempar buah kenari. Ricuh.
"Apa yang...?" gumam Oceana bingung.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi sepertinya hutan memiliki kesadaran dan mengusir kumpulan monster jelek itu!" Flamex mengepalkan tangan senang.
"Tapi..." Aquara mengernyit. Siapa yang mampu membuat hutan menjadi hidup?
Transfa muncul di sebelah Snowin yang mulai tenang karena terintimidasi oleh tekanan hutan. "Kita mundur dulu."
Snowin sempat melayangkan tatapan tajam padaku yang kuhiraukan sebelum akhirnya pergi bersama Transfa melewati portal, lubang berpindah milik Araganal.
"Sudah cukup, Dandi. Mereka semua sudah pergi. Lepaskan kekuatanmu."
Aku menghela napas panjang, menatap kedua lengan yang mulai dimakan urat-urat ungu menjijikkan. Ini selalu muncul ketika seseorang memakai kekuatannya terlalu berlebihan.
"Swift Growers kekuatan menumbuhkan, bukan menggerakkan." Kala berkata lagi, menatap wajahku yang kuyakin pucat pasi. "Verdandi, apa ada yang kau sembunyikan dari kami?"
Aku menelan ludah. Duh, aku tidak bisa bilang kalau aku Double Power karena aku sudah berjanji untuk merahasiakan kekuatan keduaku, termasuk ke Kala sekalipun. Yah, Kuni pengecualian karena kami dari Bumi.
Topik! Aku harus menukar topik pembicaraan!
"Oh iya! Kau, apa kau baik-baik saja?! Serangan terakhir Snowin mengenaimu, kan? Astaga Kala, kau seharusnya tidak melakukan itu. Kau tidak perlu melindungiku lagi. Aku bukan gadis lemah yang hanya bisa lari seperti dua tahun lalu. Aku sudah kuat. Gak percaya?"
Kala mengedikkan bahu. "Kau harus akurat."
Aku menggeram. "Baiklah, setahun 10 bulan. Hei, jangan mengalihkan pembicaraan!"
"Aku tidak apa." Kala berdeham. "Lagian, mau kau kuat atau lemah, aku akan tetap melindungimu. Selalu. Kau yang minta, kan?"
"Itu sudah berlalu! Tidak usah repot-repot dan tidak usah diungkit!"
Kala melambaikan tangan, tidak tertarik menjawab. Dengan teknik barunya, dia pun menghilang dari hadapanku bersama angin. Aku penasaran sejak kapan dia bisa berteleportasi. Apa Parnox mengajarinya?
Eh, memangnya kekuatan-kekuatan dari Blessing Statue bisa dipelajari?
Intinya, Araganal berhasil dipukul mundur. Kalau saja aku masih punya stamina, aku ingin membuat hutan ini membuat perbatasan antara wilayah Fairyda dan Araganal—dalam artian aku bisa melakukannya.
Aku baru saja hendak terbang ke FA. Tidak sebelum Kuni mengontakku.
[Momoki, kau mendengarku?]
Aku tolah-toleh. Oke, disini sepi. Hanya aku dan pepohonan. "Kok lama banget sih?"
[Buku-buku yang membahas spirit-spirit sangat sedikit. Mana catatannya sudah usang dan tua. Perlu waktu menerjemahkannya.]
"Jadi bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FLY Academy
Fantasy[Fantasy & (minor) Romance] SEQUEL of Hush, Fairy Verdandi! Semenjak aku pulang ke tempat asalku, Bumi, satu tahun berlalu begitu saja. Aku menjalani hidup sebagaimana gadis normal pada umumnya sambil terus merahasiakan adanya dunia paralel. Selai...