33* Dream Bringer

208 37 5
                                    

Aku tidak terlalu berharap dugaanku benar, tapi saat aku melihat tulisan 'Dream Bringer' telah diisi satu orang, mau tak mau kami harus segera melakukan sesuatu.

Dikatakan kekuatan berbahaya, tidak juga. Karena ini tidak berpotensi kematian. Hanya memberi dan berkelana di alam mimpi. Jika penggunanya tidak melakukan kombinasi, tidak mungkin efeknya bisa sebagus dan selama ini. Apalagi korbannya banyak.

Kalau saja Mini tidak kehilangan wujud manusianya, aku ingin berkonsultasi padanya. Tuan Alkaran bilang kekuatan Araganal bersumber dari tanah dunia duplikat. Dengan kemampuan Pohon Neraida yang baru, buku LOAP dapat menafsirkan bakat mereka.

Meski tidak berbahaya, tetap saja Dream Bringer adalah kekuatan merepotkan yang tak bisa dibiarkan begitu saja. Lihatlah, dia membuat beberapa murid FA tertidur.

"Dandi, aku pergi ke Rinvi dan Linda dulu. Siapa tahu mereka dapat inspirasi membuat obat atau apalah jika aku memberitahu hal ini. Kau jangan berkeliaran sendiri ya. Kita belum tahu apa mata-mata itu sungguhan."

Aku menahan lengan Houri sebelum dia melengos pergi. "Bentar, bentar. Aku nemu kekuatan yang menarik. Apa itu Blessings?"

"Itu sama seperti kekuatan Luckyna. Jika dia bisa memberi keberuntungan, maka yang ini mampu memberi berkat. Semacam kita mendapat tenaga tambahan atau stamina pulih mendadak padahal sudah mencapai nol."

"Oh, seperti buff dalam game ya. Bisa healing atau crowd control. Aku paham."

Tapi tidak dengan Houri. Dia mengernyit. Aku paham arti kernyitannya. Tanpa sengaja aku membawa-bawa kiasan Bumi. Jangan sampai Houri salah paham dan malah aku yang dituduh penyusup. Ditambah aku pergi nyaris dua tahun, makin memberatkan situasiku.

"Intinya aku mengerti. Kau mau pergi, kan? Rinvi dan Linda di uks bersama Kahina."

Houri mengangguk walau masih bingung.

Aku ingin tahu lebih banyak soal kekuatan Blessings yang menarik atensiku. Karena sudah tidak ada orang (ruangan ini yang memberitahuku). Waktunya gali informasi.

Aku menatap buku LOAP, mengaktifkan level dua dari Natural Converse. "Sekarang katakan, apakah ada peri yang mencurigakan di perpustakaan? Misalnya dia keluar-masuk, mencari sesuatu, atau ngapain lah."

"Hanya karena kau bisa bicara dengan benda mati, bukan berarti aku harus menghormati malaikat awam sepertimu. Kesetiaanku hanya untuk Tuan Neraida dan Sabaism."

Mukaku datar, menumbuhkan ranting tajam. "Katakan itu lagi jika kau berhasil menahan goresan yang akan merusak halamanmu."

"Ini perusakan terhadap buku!"

Pada akhirnya LOAP menyerah terhadap ancamanku karena tidak mau digores. Mulai menjelaskan bahwa akhir-akhir ini Hayno sering datang ke perpustakaan. Dia tidak membaca atau mencari buku. Hanya datang. Keliling. Dan keluar. Begitu saja setiap hari.

Itu aneh. Dari yang kudengar Hayno sibuk bermesraan, maksudku, menemani Kahina meneliti kekuatan Mista sekaligus mencari tahu kelemahan token yang diciptakan Araganal untuk menakuti para spirit. Dia tanpak bukan tipe pria yang mengabaikan gadis yang dia sukai bekerja sendirian.

"Aku tidak tahu apa, tapi bocah bernama Hayno itu kemungkinan akan terlibat suatu konspirasi. Ada mata-mata di akademi."

"Kau mendukung teoriku dan Houri?"

"Pengguna Dream Bringer dulunya ada pada kita. Tapi karena ulah seseorang, kekuatan itu pindah ke pihak musuh."

Oke, informasi satu ini amat menarik. Aku memperbaiki posisi berdiriku. Maksudnya yang membuat para pemilik kekuatan pasif tertidur dan bermimpi panjang ialah mantan murid akademi? Ini seperti kasus Flamex. Mengkhianati klannya untuk sebuah alasan.

"Tidak. Dia tidak punya alasan," katanya membaca pikiranku lalu membuka halaman nomor 221. Di bagian daftar kekuatan yang harus dihindari. "Aku menduga kekuatan itu beralih ke musuh karena orang ini."

Aku melotot membacanya. "Stolen?"

Aku menelan ludah. Ini berbeda dengan kekuatan Sebille yang hanya meminjam, bukan mencuri. Kalau di Araganal ada orang yang memegang skill itu, kita jelas kalah militer. Dia bisa dengan mudah membuat pasukan dengan mencuri kekuatan murid FA.

Sialan. Kenapa kekuatan kuat selalu jatuh di tangan yang salah?! Apa itu hukum alam?? FLY Academy akan berakhir begitu dia tahu pemilik Natural Converse dan mencurinya.

Aku harus tutup mulut. Setidaknya sampai mata-mata itu tertangkap atau sampai Kuni datang memberiku solusi. Si genius itu pasti bisa mengatasi masalah pelik ini.

☁☁☁

Bunga Perisai.

Merupakan artefak yang dibuat oleh Halca untuk Amaras. Seharusnya benda itu dijadikan hadiah Festivities, tapi menilai apa yang sedang terjadi di Asfalis Beta, bukan timing tepat mengadakan perlombaan itu.

Lihatlah kegunaan artefak itu. Amaras menaruhnya di puncak menara tertinggi yang ada di FA. Benda itu aktif, menutupi seluruh bangunan. Perisai raksasa berwarna ungu.

Melihatnya berkali-kali tetap saja memukau. Apalagi saat cahaya bulan membuatnya berkilauan. FA seperti di dalam gelembung yang jatuh ke lautan. Terkena bias cahaya.

Ah, ini bukan waktunya menyaksikan kemegahan FA dan bersikap melankolis. Aku harus segera mencari Hayno. Aku tidak percaya cowok itu mata-mata. Seperti kata buku LOAP, ada yang mau memfitnah Hayno dengan memakai wajahnya masuk ke perpus.

Yang bisa mengubah wajah hanyalah Psyche. Tapi aku tidak mau berprasangka buruk.

Ada banyak intrik penting di bengkel Kahina. Kala, Tuan Alkaran, Amaras, Aquara, Hayno, dan Oceana. Sepertinya mereka berhasil membongkar token dengan lambang laba-laba itu dan meminta para spirit menyentuhnya sekali lagi sebagai eksperimen.

Ajaib! Mereka tidak lagi ketakutan atau merasa lemas. Padahal hanya semeter berdekatan dengan benda itu membuat tanda elemen di tubuh mereka berdenyut kesakitan. Simbol kincir angin di dahi Kala. Dan simbol air terjun di leher Oceana.

"Kita berhasil, Hayno! Dengan begini kita bisa mengantisipasi rencana labrakan Araganal!"

Hayno tersenyum, mengusap-usap kepala Kahina. "Ini berkat semua dedikasimu, Kahi. Aku hanya bekerja sebagai asistenmu."

"Tanpamu aku takkan berhasil tahu."

Aku dan orang-orang yang ada di sana manyun melihat mereka saling menggoda tak tahu tempat. Tuan Alkaran berdeham mengagetkan mereka. Keduanya spontan gelagapan memperbaiki posisi berdiri.

"Kencannya bisa dilanjutkan nanti. Amaras, kau tadi bilang ingin mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan para spirit, kan?"

Wanita itu mengangguk serius.

"Kita sudah punya dua spirit di sini. Meski begitu kita tetap terdesak. Maka dari itu aku ingin merekrut Snowin ke FA."

Demi mendengar deretan kalimat gila itu, aku yang sedang meminum minuman pemberian Kala langsung tersedak. BYURR! Air di mulutku muncrat menyemprot wajah Kala.

"Dandi... aku susah payah membuatnya..."

"M-maafkan aku, Kala."


FLY AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang