36* Found Out

189 36 7
                                    

Seperti yang dikatakan Halca, pengoptimalan dunia duplikat tidaklah sempurna sepenuhnya karena dikerjakan terburu-buru. Alhasil banyak lubang yang menghubungkan dunia ini dengan dunia luar yakninya Asfalis yang asli.

Snowin memiliki rumah dan keluarga yang harmonis di permukaan. Meski hanya anak angkat, meski dia bukan manusia, dia sangat disayang oleh mereka. Dia begitu bahagia hingga suatu hari dia tersedot jatuh ke dunia duplikat.

"Pemimpin Araganal menjanjikan portal pulang asal kau membantu mereka untuk memerangi kami. Apa aku salah?" tebak Parnox.

Snowin menggigit bibir. Selama ini dia tahu, dia hanya dimanfaatkan oleh Araganal. Tapi, tapi...! Walau dia mengetahuinya, dia tetap berharap pada mereka bisa memberinya portal pulang. Tidak peduli jika harus menjadi budak, yang penting dia dapat kembali ke rumahnya.

Tidak disangka roh salju yang kupikir dingin karena bawaan sifat elemen, ternyata memiliki kepribadian emosional. Dia melakukan segalanya demi pulang ke rumah. Sudah berapa lama dia terjebak di sini? Dia pasti sangat merindukan keluarganya dan putus asa mencari jalan keluar.

Parnox melipat tangan ke dada. "Bergabunglah ke FA. Kami punya akses dunia ini dengan dunia permukaan. Mereka menipumu. Hanya kami yang bebas keluar-masuk ke tempat ini."

"Kau menyuruhku membelot? Jika Araganal sungguh membohongiku, bagaimana aku tahu kau juga memperdayaku? Manusia sangat mudah berbohong demi meraih apa yang dia inginkan!"

Parnox santai menunjukku yang menyimak percakapan. "Apa kau pernah melihatnya selama perang antara FA dan Araganal? Tidak, kan? Nah, dia baru datang seminggu lalu lewat akses yang kumaksud barusan. Itulah buktinya."

Snowin mendengus. Masih tidak percaya. Tapi dia tidak lagi memasang penjagaan ketat. Sepertinya dia hanya terbuka pada Parnox. Sementara ke kami, kapan saja dia akan membentuk bilah es. Diam-diam Parnox punya bakat seorang sales.

"Apakah ini akan berhasil?" gumam Kahina.

Entahlah. Andai ada Liev di sini, kami akan mengetahui isi hati cowok itu. Kami membiarkan Parnox mengurus percakapan sambil berjaga-jaga mengantisipasi jika Snowin menyerang.

Dengan ragu-ragu, Snowin menerima jabatan tangan Parnox. "Aku akan langsung memotong lehermu kalau kau juga menipuku."

Oh? Sepertinya bujukan Parnox berhasil!

Apa pun itu, merekrut Snowin sukses besar. Penilaian Aquara benar merekomendasikan Parnox dalam misi ini. Dengan berpihaknya Snowin ke FA, kami mendapatkan prajurit tambahan yang kuat. Begitu-begitu Snowin termasuk jenderal perang di Araganal. Ditambah dia spirit es! Perlahan-lahan kami mengumpulkan ras spirit di sisi kami.

Tadinya kukira kami tinggal kembali ke akademi dan menyampaikan berita baik ini kepada Tuan Alkaran, Amaras, serta teman-teman yang lain. Tadinya kukira tidak ada pertumpahan darah karena Snowin bisa diajak bicara.

Semua berubah tegang saat alam sekitar berseru mengingatkanku jika tempat ini telah diselubungi oleh kabut halusinasi. Hanya satu orang yang punya kekuatan kabut yaitu Mista. Rahangku mengeras mendengarnya. Lagi-lagi si sialan itu?!

Artinya ada Mista di tempat ini. Menghilang dan menyamar dengan kabut ilusinya. Burung di dahan pohon berbicara sekali lagi.

"Orang itu hendak menghunuskan pedang aneh, cip! Ke arah pemuda berambut biru, cip!"

Aku tidak sempat berpikir panjang karena aku sudah melompat maju mengagetkan semua orang atas inisiatifku. Jika burung-burung sampai mengkonfirmasi Mista membawa benda aneh, jelas itu bukan pedang biasa. Aku teringat dengan pedang yang menikam Kala dalam mimpiku.

Akar pohon muncul dari tanah, menyodok perut seseorang. Konsentrasi kekuatannya pecah. Tubuh Mista terlihat, meringis memegang perutnya yang kena telak oleh tusukan akarku. Syukurlah burung memberitahu lokasi tepatnya.

"Kau?! Kenapa kau ada di sini??" Snowin melotot. Dia sudah bilang dia ingin sendirian, melarang rekannya di markas Araganal mengikutinya.

Hayno dan Parnox menatapku. "Bagaimana kau tahu ada yang mau menyerang Snowin? Kami saja tidak menyadari keberadaannya sama sekali."

Aku hendak mengarang jawaban seperti biasa, namun Mista beranjak bangun sambil terkekeh. "Itu benar! Pertanyaannya adalah bagaimana. Aku sudah punya firasat kuat sejak aku mencoba menyerang spirit angin waktu itu. Tidak ada yang bisa melawan ilusi yang dibuat kabutku. Tapi bagaimana bisa kau mengetahui dengan tepat posisiku? Bukankah itu sebuah misteri menarik?"

Gawat. Apakah aku mengacaukannya?

"Ah, tentu saja jawabannya hanya satu. Yaitu alam sekitar yang memberitahumu. Sosok yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan alam. Itu kau, kan? Pemegang Natural Converse."

Semua orang terdiam, serempak menoleh ke arahku yang mati kutu. Jadi selama ini Natural Converse ada bersama mereka sejak awal?

"Apa itu benar, Verdandi?" Kahina bertanya.

Aku berkeringat dingin. Bagaimana ini, bagaimana ini. Aku ketahuan. Padahal aku sudah berjanji pada Mini untuk merahasiakannya. Kini aku curiga, jangan-jangan Mista sengaja menyerang Snowin untuk memancingku menyelamatkannya.

"Tidak peduli siapa Natural Converse, kau masih belum menjawabku." Snowin menodongkan pedang beraura dingin ke Mista. Menatapnya tajam. "Apa kau mengikutiku kemari?"

Mista tersenyum miring. "Tentu saja. Kau adalah peliharaan Araganal. Apa kau pikir kami akan membebaskanmu berkeliaran tanpa pengaman?"

Mataku terbelalak mendengar laporan burung, menoleh ke Kahina. "Kahi! Mantra pelindung! Ada orang lain di sini! Gadis itu tidak sendirian!"

Perawakannya seperti anak kecil, tapi tatapannya sangat kosong. Dia berdiri di sebelah Mista, mengangkat tangan. Pedang saber hitam dengan bunga higanbana (spider lily) melilit gagangnya di tanah melayang oleh gerakan jarinya.

Bukankah itu teknik kinetik milik Alia? Kenapa dia bisa memilikinya? Stolen berulah lagi?!

Kahina mengatupkan rahang. Dia berkonsentrasi melafalkan mantra sihir pelindung, namun anak itu mengibaskan tangan kanannya membuatnya terpental jauh ke arah Timur seakan didorong oleh tangan raksasa tak kasat mata.

"KAHI!" Hayno berseru, hendak mengejar menolongnya. Tapi kabut pink mengelilingi kami. Mengubah lokasi saat ini dengan halusinasi.

Mista terbang ke udara bersama anak itu. Tanduknya berpendar-pendar. Senyum jahat di wajahnya tidak hilang. "Karena kami sudah tahu siapa Natural Converse, persyaratan Ketua telah dipenuhi. Waktunya memburu. Lakukanlah."

Sial, sial, sial! Anak itu sangat ahli dalam memakai kekuatan Alia. Sementara tangan kirinya membuat kami bertekuk lutut, tidak dapat menggerakkan tubuh, tangan kanannya yang bebas  melayangkan pedang ke Snowin yang pasrah.

Dia akan mati! Kenapa dia berdiri pasrah begitu?!

Beberapa detik sebelum pedang tersebut menembus tubuhnya, kobaran api menyala membuat benteng di depan Snowin. Kami refleks berpikir itu adalah Flamex, rupanya tidak. Dia cewek dengan rambut merah bergelombang dan tato merah di keningnya berbentuk api lilin.

Kepanikan dan kebingungan menyelimuti Mista demi melihat penampakan perempuan itu.

"Kenapa... KENAPA FIRE SPIRIT ADA DI SINI?!"

FLY AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang