MRV REVISI ELEVEN

5.1K 298 35
                                    

"Kata Kiano mimpi itu cuma bunga tidur, tapi gua mimpiin lu, itu artinya kangen apa bukan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kata Kiano mimpi itu cuma bunga tidur, tapi gua mimpiin lu, itu artinya kangen apa bukan?"

MARVBORO-11

"Sakit bener anjing ni kaki." Ujar Julak mengeluh. Ia beberapa kali meringis sakit sembari menatap nanar kakinya yang sudah dilapisi kasa tebal beserta penyangganya.

"Copot aja kaki lu." Celetuk Kiano yang sedari tadi terganggu dengan Julak yang terus saja mengeluh.

Dengan gemas, Julak melempar kaleng soda miliknya yang tersisa sedikit kearah pemuda blasteran itu.

Tuk

Kaleng soda tadi yang ia lempar berhasil bersilaturahmi dengan jidat kebanggaan Kiano, sang empu mengaduh keras.

"Anjing lu!" Umpat Kiano sembari mengacungkan jemari tengahnya kearah Julak, ia berjalan menghindari pemuda itu.

"Mampus, enyah sono lu!"

"BACOT, LAK!"

"Lu masih sakit ae kebanyakan gaya bener." Ujar Ibas, ia jengah melihat pertikaian antar keduanya.

"Biarin dah, ssj!" Jawab Julak dengan nada malas.

"Apaan ssj?" Tanya Desta penasaran.

"Suka suka Julak." Jawabnya polos. Semua nya mendengus. Entah perasaan mereka atau bagaimana, sifat Julak saat ini justru semakin seperti bocah. Atau memang ini kebiasaan Julak jika sedang sakit?

"Eja mana dah?" Tanya Redos.

Aura ruangan yang tadinya biasa saja seketika menjadi berbeda, aura itu berpusat pada Julak. Raut wajahnya suram seakan ada amarah yang mengganjal.

Arsen yang peka langsung mengode Redos untuk tutup mulut, Redos yang tak tahu apa-apa hanya diam dan kebingungan.

"Diem lu, jangan sebut nama tu orang!" Ujar Julak dengan nada penuh penekanan, netra nya menatap tajam Redos seakan mengartikan makna khusus.

Redos meneguk ludahnya kasar. Ia tak tahu apa-apa, sebenarnya ini ada apa?

"Ada apa?" Tanya Tejo kepada Arsen tanpa suara. Arsen menjawab dengan gestur seolah mengatakan nanti dulu.

Tejo mendengus, ia cukup penasaran dengan apa yang terjadi saat ini.

Saat ini semuanya sedang berkumpul di basecamp Marvboro, tentunya tanpa Eja. Mungkin pemuda itu masih tak enak hati jika harus bertemu dengan Julak, sebab dirinya yang sudah mencelakai temannya itu.

"Lu diem bae, Pan." Tegur Diyas yang menyadari jika sedari tadi Gevan terdiam.

Gevan terhenyak, ia yang sedari tadi asik terpesona dengan wajah Arsen kini merasa malu.

Arsen menyadari itu, entah semuanya ikut menyadari atau tidak. Mungkin jika di ruangan ini ada Kiano, pemuda itu pasti akan menyemburkan tawanya akibat melihat Gevan yang sedang kasmaran.

MARVBORO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang