MRV REVISI SEVENTEEN

5.6K 352 35
                                    

“Sapa suruh maksain diri, jadi ribet ndiri pan lu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sapa suruh maksain diri, jadi ribet ndiri pan lu.”

MARVBORO-17

"Biasa? Apa balik?" Tanya Cigar membuka percakapan. Ia membuang Tupperware yang sempat ia rusak tadi di tong sampah.

Redos menatap itu, ia mengalihkan tatapannya kearah anak lain.

"Gimana?"

"Gua ngikut aja." Ujar Desta.

"Gua juga sama." Celetuk Ibas.

"Gua sama Diyas mau pergi, jadi raiso ngikut." Ujar Tejo merangkul bahu tegang milik Diyas, ia menatap wajah gugup Diyas.

Diyas hanya menggulum bibirnya, ia terdiam.

"Lu bukannya mau ambil motor?" Tanya Desta kepada Redos.

Redos menepuk dahinya, ia kelupaan.

"Gua lupa, gua mau ada urusan." Ujar nya dan disertai cengiran lucu miliknya.

"Yang lain?" Tanya Cigar mengintrupsi.

"Gua, Eja, Julak, free kabeh." Ujar Kiano mewakili, yang disebutkan namanya hanya bisa mengangguk setuju.

"Lu?" Tanya Cigar kepada Gevan.

Gevan mematahkan mangsi pulpen yang tersisa sedikit di genggamannya, ia menoleh.

"Gua gabisa ikut." Jawab nya.

"Kenapa?" Tanya Arsen mendahului.

"Mau ada urusan."

"Urusan apa?" Tanya Arsen.

"Kepo." Singkat nya menjawab, ia menggapai kunci motor yang ia punya pada saku seragamnya.

"Gua duluan ye, udah ditunggu." Pamitnya, semuanya mengangguk.

Arsen mengikuti setiap gerakan Gevan melalui netra penglihatannya.

"Kaga bakal ilang." Celetuk Kiano entah pada siapa, kemudian ia pura-pura terbatuk.

Arsen menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Suking kebiasaan, ngilang mulu kerjaannye." Celetuk Julak yang tak melihat tanda-tanda keberadaan Suking.

"Paling sama Ayas." Jawab Tejo sembari memainkan telinga Diyas. Entah mengapa sang korban hanya diam seakan tak terganggu.

"Liza juga kaga keliatan." Ujar Eja.

"Sibuk ekskul." Jawab Tejo.

"Lu ketua nya malah kaga niat." Ujar Arsen menimpali.

"Ketua mah bebas, lu sama Gepan malah mbawang jadi anggota." Ujar Tejo congak, Arsen mendengus.

"Bisa-bisanya barrow punya ketua macem lu." Nilai Arsen, Tejo hanya terdiam sembari menampilkan wajah masamnya.

MARVBORO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang