"Bingung dah, gua kudu gimane?"MARVBORO-16
"Lempar korek, gua mau nyebat bentar di belakang." Ujar Gevan kepada Kiano. Tangan nya mengadah kearah pemuda blasteran itu. Kiano menatapnya bingung, tak hanya ia, yang lain pun sama.
"Belakang mana, Pan?" Tanya Kiano bingung, namun tak ayal tangannya menyerahkan korek kesayangannya kepada Gevan.
"Mburi kelas sepuluh sewelas, wis cepet rene cangkemku wis sepet." Ujar Gevan dengan asal menyerobot korek yang berada di tangan Kiano.
'Belakang kelas sepuluh sebelas, udah cepet sini mulutku udah kecut.'
Semua nya heran dengan perilaku Gevan yang mungkin bisa dibilang sedikit kasar. Wajah Gevan sebenarnya sudah terbaca, seperti sedang marah.
"Gua ikut." Celetuk Arsen. Semua nya kini menoleh kearah Arsen, termasuk Gevan.
Gevan berdecak keras, ia menatap nyalang Arsen. Niat hati ingin menghindari pemuda itu, namun lihat sekarang? Ia justru terjebak di situasi menyulitkan ini.
Arsen jancok!
"Ngapain?" Tanya Gevan dengan nada malas. Jujur ia sedang lelah, apalagi semalam ia juga harus beradu argumen dengan Mama nya.
"Nemenin lu." Jawab Arsen.
"Terserah." Singkatnya dan berjalan mendahului Arsen. Arsen melangkah untuk menyusul langkah cepat Gevan. Sesekali ia menoleh kearah belakang untuk mengacungkan jemari jempolnya.
Semua temannya bingung, tak ada yang bisa menebak mengapa Gevan seperti itu. Namun agaknya Kiano sedikit mengerti dengan situasi ini. Ia menidurkan kepalanya di atas meja, kepalanya masih sedikit pusing akibat ia mabuk semalam. Sama halnya dengan Eja dan Cigar, mereka juga sepertinya masih lemas.
"Gepan aneh bener." Celetuk Julak sembari menyomot mendoan yang tertera diatas piring putih kantin nomor 4. Kantin Bosque, langganan anak Marvboro.
"Tau tuh, kalo ada masalah kenapa kaga cerita sama kita?" Ujar Diyas menyetujui. Tangan nya bergerak guna mengupas kulit kacang untuk Tejo.
Tejo menerimanya dan melahapnya santai, Desta menatap aneh tingkah mereka berdua.
"Lu berdua mesra amat." Komentar Desta. Keduanya tertawa pelan.
"Jangan salah paham, gua bukan homo." Ujar Tejo yang membuat Diyas menampilkan senyum kecutnya.
Redos menyadari itu namun terdiam, ia tak mau ikut campur. Ia menyeruput jus tomat yang ia pesan tadi.
"Gepan keliatan marah banget pas Arsen mutusin buat ikut." Ujar nya pelan. Ibas mengangguk guna menyetujui.
"Kayanya ada masalah dah mereka berdua yang kita kaga tau." Ujar Ibas menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVBORO [REVISI]
Novela JuvenilYang masih bocah jangan baca ye, btw follow akun gua ye bre Gimana ceritanya, Geng terkenal kaya Marlboro punya anggota yang gay mendadak. Gevan, Pemuda tanggung yang gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba demen sama temen se-gengnya. Terlebih lagi y...