"Sekalinye mau ngegay, demennye malah sama bajingan." _Gevan
MARVBORO-14
Pesta kecil yang dihadiri belasan pemuda kini sukses dilaksanakan. Semuanya berpencar dengan kesibukan masing-masing. Eja, Kiano, beserta Cigar tengah mabuk di sofa tengah basecamp. Selebihnya sudah pulang, tersisa Arsen dan Gevan yang sudah berada di taman belakang basecamp.
Gevan sedari tadi menghela nafas, ia bingung harus memulai percakapan.
Arsen yang agaknya gumoh dengan kesunyian ini, kini mengatakan sesuatu. Ia berusaha membuka obrolan.
"Tujuan lu ngajak gua kesini mau ngapain, Pan?" Tanya Arsen menatap wajah pemuda itu dengan heran.
Jemari Gevan mengepal, ia berusaha meyakinkan dirinya.
"Gua suka lu, Sen."
Empat kata namun bermakna yang diucapkan Gevan mampu membuat Arsen terdiam. Ia tak habis pikir jika pemuda itu berani mengatakannya langsung.
Arsen mengangguk.
Melihat respon itu, tubuh Gevan rasanya lemas. Ia sudah siap jika mukanya akan bonyok sepulangnya ia nanti.
"Gua kaga maksa lu buat bales-"
Ucapan Gevan yang disanggah oleh Arsen.
"Kenapa lu bisa suka gua?" Tanya Arsen.
Gevan tergagap mendengar itu, baru saja ia akan menjawab, namun kembali terdiam dengan kata demi kata yang Arsen ucapkan.
"Di luar sana masih banyak cewek yang bisa lu demenin, Pan." Lanjut nya.
"Kenapa gua? Kenapa harus gua yang lu suka?"
"Gua punya batang, sama kaya lu. Ukurannya juga 11 12 walau kayaknya gedean gua."
"Tete gua tepos, kaga kaya mantan-mantan lu yang sebelumnya, kenapa gua?"
"Kenapa gua yang lu demenin?"
"Lu sadar kaga si sama tindakan lu?"
"Kenapa musti gua?"
"Lu kudu sadar-"
"STOP ANJING!" Sarkas Gevan. Ia muak mendengar itu semua. Apa salahnya jika ia menyukai pemuda itu? Toh, cinta tak ada yang tau kan?
Ia mendekat kearah Arsen, menarik kerah kaos yang dikenakan oleh pemuda tanggung itu. Netranya menyorot dalam manik mata milik Arsen. Ia selalu tenggelam dalam pesona pemuda Jawa ini.
"Ini masalah hati gua, gua kaga tau, dan gua kaga bisa ngatur seenak gua." Kata Gevan dengan penuh penekanan di setiap kata demi katanya.
Cengkraman tangannya semakin mengerat, "Kalo pun gua bisa ngatur hati gua sendiri, gua juga ogah demen sama lu. Lebih baik gua demen sama Syeira lagi. Tapi apa? hati gua milih lu, Brengsek!" Ujar nya pelan namun masih dengan penekanan. Ia mendorong Arsen menjauh setelah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVBORO [REVISI]
Teen FictionYang masih bocah jangan baca ye, btw follow akun gua ye bre Gimana ceritanya, Geng terkenal kaya Marlboro punya anggota yang gay mendadak. Gevan, Pemuda tanggung yang gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba demen sama temen se-gengnya. Terlebih lagi y...