16. Last Moment

292 53 12
                                    

JESLIN POV

Kalian masih mau tau kisah hidupku nggak?

Aku akhirnya sama siapa... Kejutan apa lagi yang akan terjadi...

Lalu, aku sama Marvin gimana kelanjutannya?
Menyerah?

Sepertinya iya,
Karna memang hubungan kita udah berakhir lama dan aku bukan tipe orang yang mau balikan sama mantanku kecuali aku tercekik hutang, lalu aku butuh bantuan dia banget, dan nggak ada pilihan lain. 🙄

Lagipula faktanya sekarang justru jalanku dan Marvin emang udah buntu.
Marvin dijodohin, dan dengan sifat Marvin yang seperti itu.. dia pasti MAU TIDAK MAU akan setuju dengan perjodohannya.

Jadi kalau ada buzzer Marvin disini, aku minta maaf.
Hubunganku dan Marvin mungkin akan selamanya jadi one-side love.
Dia aja yang love. Akunya tidak. 🙏🏻

📩
'Jeslin, aku lagi kacau, bisa temenin aku?'

Chat dari Marvin.

Ck. Cowok kok kacau? Kuat dong.
Se-kacau apa sih?? Elah.

Iya, salah satu kebiasaan burukku adalah meremehkan masalah hidup orang lain.
Mungkin karna aku yang merasa udah terlalu kuat dengan hidup ini jadi begitu ada orang lain curhat tentang masalahnya, bukannya ikut prihatin, aku sering merasa kalau mereka itu terlalu menye-menye.

.
.
.
.

Duduk di Coffee Shop deket kantor.

Tumben nih aku yang dateng duluan. Karna jujur akhir-akhir ini aku rada nggak enak hati ada di kantor terlalu lama, aku bingung gimana menghadapi Jefri, dan berujung dengan aku yang selalu menghindar.

"Sorry Jes kamu jadi harus nunggu, barusan ak--"

"It's okay it's okay. Duduk aja." Potongku dan dia langsung duduk ber-hadap-hadap-an sama aku. "Ada apa? Kacau kenapa? Kantor bangkrut kah?" Lanjutku, asal bicara.

"Jeslin, aku menikahnya minggu depan."

Wah congratulation!

"Bagus dong, kasian juga kamu kalau terlalu lama disangka gay."

"Sedih kek."

"Kenapa harus sedih sih Vin?? Ini kan demi kebaikan kamu dan perusahaan kamu juga."

🤮

Marvin diem aja.
Sekitar lima belas menit dia diem aja entah lagi mikir apa, atau lagi nungguin aku ngomong apa.
Tapi aku jadi ikutan diem.
Sampai akhirnya--

"Kamu tau udah seberapa banyak panggilan tak terjawab dari Mami kamu di hape aku setelah postingan viral itu? Ada puluhan kali dan aku jadi lumayan tertekan Vin." Ucapku memecah keheningan. "Trus kamu tau ada berapa banyak chat dengan kata-kata kasar yang juga beliau kirim ke aku? Banyak banget sampai aku nggak mau baca lagi sekarang." Lanjutku, membicarakan fakta sialan lainnya akibat postingan viral itu.

Memang ada banyak hal yang terjadi setelahnya dan semuanya cukup buruk untuk hidupku, termasuk urusan Ibunya Marvin ini.

Jadi bisa nggak sih dia lepasin aku mulai sekarang dan terima aja perjodohannya itu??

"Jeslin.." Marvin terlihat merasa bersalah. Selalu seperti itu, tapi sebelumnya dia tetap ingin berusaha.

"Marvin.. aku minta maaf, aku ikut menyumbang kekacauan di hidup kamu sekarang. Tapi mungkin ini memang udah saatnya aku sama kamu nggak perlu ada hubungan lagi even itu cuma temenan." Ujarku.

Marvin diem lagi. Matanya tertuju ke cincin dari Justin yang belum aku lepas karna lupa.
Abisnya aku sibuk ngurusin ini itu ;
Pekerjaan rumah yang tetap jalan..
Chat dari banyak klien urusan kerjaan..
Menjaga hubunganku dan Mario dengan tetap harus berkabar..
Lalu sesekali aku juga masih berusaha ingin tau apa yang Jefri lakuin, karna bedebah itu beneran nggak hubungin aku sama sekali setelah terakhir kali kita ketemu.
Udah gitu, aku tetep harus sibuk urus masalah postingan viral itu, dengan lakuin berbagai cara sebisaku sampai aku pakai jasa sewa buzzer segala. 🥲
Belum lagi, su Justin yang masih selalu ganggu aku sebisa mungkin.

Surrounded. [ Jisoo x 97L ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang