21

1.1K 133 5
                                    

"becca..."laki laki dengan postur tubuh tinggi itu berdiri sambil tersenyum kearah becca.

Becca mematung karena dia sangat mengenali laki-laki tinggi itu. Freen menatap becca dan pria itu bergantian. Dalam hati freen bertanya tanya, siapa pria yang menatap becca dengan wajah manis itu?.

"Siapa dia bec?" Tanya freen saat pria itu mulai mendekat.

Saat laki-laki itu berada tepat dihadapan mereka, pria itu tersenyum lalu memeluk becca didepan mata freen, freen yang tidak terima itu langsung menarik tangan becca agar menjauh dari pria itu.

Freen langsung menarik tangan becca sampai si laki laki itu melepaskan pelukannya.

"Kenapa kamu ada disini? Bukannya kamu di Paris?" Tanya becca

"Aku kembali karena permintaan ibumu"

"Ibuku?" Becca menatap freen cemas

"Umm,,ibumu bilang ada pertemuan keluarga di rumahku"

"Hah? Pertemuan apa?"

"Aku tidak tau, nanti kamu bisa tanya sendiri. Rumahku di perumahan angkasa blok a no. 15"

"Itu perumahan orang kaya" ujar becca

"Pokoknya, aku senang bertemu denganmu disini. Sampai jumpa nanti"

Setelah laki-laki tinggi itu pergi, freen melepaskan genggaman tangan becca dan berjalan lurus kedepan tanpa berkata apapun.

Freen terlihat sangat cemburu sekarang. Wajah tanpa ekspresinya sangat dingin, matanya ber-api api tapi, seperti biasanya dia tidak mengatakan kalau dia cemburu karena kebiasaan freen ketika cemburu hanyalah diam.

"Freen, aku tau kamu marah" ujar becca sambil meraih tangan kekasihnya.

"Aku gak marah"

"Freen, semua orang disini mungkin tau kalau kamu sedang marah, sangat terlihat jelas dari wajahmu"

"Kalau kamu tau, kenapa kamu bersikap manis pada laki laki itu? Apa dia pacarmu?" Freen menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Ahhh kayanya aku harus jujur" becca berjalan mendahului sembari terus menghembuskan nafas kasar.

"Bec, jujur tentang apa, dia siapa?" Freen mulai panik, dia mengejar becca dan langsung menatapnya dengan serius.

"Freen, sebenarnya aku sama dia itu udah lama kenal" becca menunduk

"Jadi? Teruskan, kenapa kamu tidak mengatakannya langsung?" Freen cukup frustasi menunggu jawaban dari becca

"Dia...." Freen masih menatap becca dengan kedua tangannya yang semakin kencang meremas bahu becca.

"Dia teman kecilku, dia saki, alsaki" becca tersenyum. "Apa kamu pikir aku akan mengatakan kalau dia adalah mantanku?" Becca tertawa pelan.

"Gak lucu bec, aku hampir mati gara gara kamu"freen berjalan cepat menuju parkiran meninggalkan becca.

"Freen tunggu" becca masih tertawa mengingat ekspresi freen yang gelisah tadi.

Saat tiba di rumah, freen masih diam. Dia tidak mengatakan apapun pada becca setelah apa yang terjadi di mall tadi. Apa freen marah karena becca mengusili nya tadi? Atau freen masih khawatir tentang kedatangannya saki dan pertemuan keluarga nanti?.

Pada pukul 10 malam, freen masih belum berbicara pada becca. Mulutnya se akan akan terkunci rapat, dari semenjak mereka berdua pulang dari mall, hanya becca yang banyak bicara sedangkan freen hanya diam dan mengangguk seperti orang bisu.

"Kamu kenapa sih, masih marah?"

"Freen, udah dong, tadi kan cuma bercanda. Dia cuma temen lamaku doang kok"

friend or girlfriend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang