『 kemana?』

1.2K 108 0
                                    

◈•∼≫✳✶✵✺✵✶✳≪∼•◈
.
.
.
.

jam dinding ruang inap rion kini menunjukkan pukul 10.27 malam

rion tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya ntah karna apa. ia membuka matanya, melihat sekeliling. terlihat anak-anak yang sudah terlelap, termasuk riji yang tidur dengan posisi duduk. kemudian ia menyadari seseorang tidak berada disana, ia mencoba mencari di kamar mandi dan seisi ruang inapnya, namun hasilnya nihil, tak ada seseorang yang dia cari sedari tadi di ruangannya.

rion berpikir untuk mencarinya keluar, entah kenapa hatinya begitu gelisah dan tak bisa tenang, padahal ia sendiri belum mendapatkan ingatannya kembali.
rion berjalan membuka pintu dengan hati-hati agar yang tertidur tidak terbangun karenanya, ia memaksakan kakinya yang belum sembuh dan pastinya masih sakit itu untuk berjalan mencari sesosok lelaki yang selama ini selalu ada di sampingnya.

sekarang ia tengah berjalan di koridor lantai 3 lumayan jauh dari ruangannya dengan membawa infus yang tergantung di tiangnya. rion melihat sekelilingnya dan kunjung menemukan lift apalagi orang yang sedang ia cari, justru ia hanya menemukan tangga. rion berdiri di atas tangga sembari menatap kebawah, berpikir keras apakah ia harus menuruni tangga ini, tapi kenapa rion harus melakukan itu? apa yang sebenarnya sedari tadi dilakukannya? dan masih banyak hal lain lagi di kepalanya saat ini.

di sisi lain caine ternyata sedang menaiki lift, kemudian berjalan keluar menuju koridor yang mengarah ke ruangan rion dengan santai. namun... ekor matanya menangkap ada seseorang yang tengah berdiri menatap lekat tangga yang menuju lantai bawah itu. caine yang menyadari siapa sosok lelaki dengan baju putih khas rumah sakit itu pun langsung berlari kearahnya
"Rioonn!!!" caine memegang dan menggenggam tangan lelaki bersurai ungu gelap dengan erat.

yang digenggamnya kini tersadar dari lamunannya dan melihat seseorang di sampingnya. tiba-tiba rion memeluk caine dengan erat, caine pun membalas pelukan itu walau dirinya sangat kebingungan saat ini.

"kamu dari mana? kenapa aku bangun kamu gaada di ruangan? aku cari kamu kemana-mana, kenapa kamu pergi ga pamit? kamu pergi kemana? apa kamu—" suaranya gemetar, kalimatnya terpotong
"sshh sshh sshhh, ioonn udaah yaa kan aku udah disini sekarang" potong caine sambil menepuk-nepuk punggung rion
"aku takut....." lirihnya
"iya udaah it's okey, aku minta maaf yaaa" sebenarnya hatinya terasa senang, caine sedikit tersenyum karna mengetahui orang yang hilang ingatan itu kini mencarinya kemana-mana karna tidak ada disampingnya saat ia bangun

suasana begitu hening malam ini, terasa hanya ada suara mereka berdua di lantai ini. mereka berpelukan di samping tangga selama beberapa saat sampai rion tenang. hingga rion melepaskan pelukannya
"lain kali mau aku lagi tidur atau ngga, kalo mau pergi bilang yaa" rion mengusap matanya, yang ternyata tangisnya pecah sedari ia memeluk caine.
"iyaaa sayaangg, lucu banget begini rasanya pengin kunikahin lagi deeh" ceine terkekeh dan menggoda rion
yang digoda pun hanya mengalihkan pandangannya dan menutup mukanya.

caine tersenyum senang, segera ia gandeng tangan rion mengajaknya kembali ke ruangan, rion menggenggamnya balik tak lupa membawa tiang infusnya juga. kini mereka berjalan berdua du koridor yang cukup panjang
"kamu kenapa tiba-tiba bangun? biasanya juga kalo tidur susah bangun kecuali ada teriakan dari anak-anak" tanya caine
"tadi aku mimpi" jawab rion
"mimpi apa?"
"pokonya disitu kamu pergi sama cowo rambut item gatau siapa trus kamu ninggalin aku. karna kamu ninggalin rumah, anak-anak jadi pada pergi satu persatu juga. akhirnya aku hidup sendirian sampe aku mau bundir" rion menceritakannya sambil menatap kosong jalan di depannya

caine yang mendengar pun terdiam seketika, jantungnya tiba-tiba berdetak kencang dan tangannya berkeringat.
"eemm, mimpi kan cuma bunga tidur, jangan dipikirin lagi yaa..." caine menjawab seadanya
"tapi kamu dan anak-anak gaakan ninggalin aku kan?" mereka berhenti, rion menatap lekat pria bersurai merah itu.
"yaaa itu ngga mungkin sayang, kita semua udah pernah ngucap janji sebelum kita semua gabung jadi tnf kan.., mungkin sekarang kamu masih belum inget, tapi gapapa, semoga kamu cepet sembuh trus inget semuanya lagii yaa..." caine menepuk-nepuk surai ungu rion.
"eemmm okeeyy" saat ini rion sudah mulai terbiasa dengan panggilan yang caine berikan padanya.
mereka pun kembali ke ruangan.















______________________________________________

sorry barruu bisaa short story
jangan lupa vote💗💗💗

Love and Family 【rioncaine】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang