『bertemu』

1.2K 99 8
                                    

◈•∼≫✳✶✵✺✵✶✳≪∼•◈
.
.
.
.
.

Matahari surut, malam pun tiba, anak-anak tnf yang baru mendapat kabar dari kepala keluarganya pun memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, mengingat mereka meninggal adik-adiknya juga Elya yang sakit.
.
.

*we back to rioncaine
.
.
Rion pun menuruti apa yang dikatakan Caine, naasnya mobil polisi berhasil sedikit mendekat ke mobil mereka, tiba-tiba polisi melayangkan tembakan lagi, yang kali ini mengenai salah satu ban belakang mobil mereka, mobilnya berputar-putar, naasnya lagi jalan disamping jalur laju mereka adalah tebing yang dibawahnya adalah laut.

seperti yang kalian tebak...
mobilnya terpelanting dan terjun bebas ke laut.

Selagi mobilnya terjun Rion sempat-sempatnya melepas seatbeltnya mencoba memeluk dan melindungi Caine.
(ceilah si bapak)
Mobil mereka tenggelam ke Laut, kesadaran Caine tiba-tiba hilang begitu saja, Rion yang masih sadar sepenuhnya langsung melepas seatbelt caine dan keluar dari mobil. Rion dengan sisa-sisa tenaganya berenang ke atas dengan memeluk caine. sayangnya mereka jatuh lumayan dalam dari permukaan, Rion masih berusaha sebisa mungkin untuk menahan napas dan kesadarannya. Ia pikir jika dirinya terus seperti ini, mereka berdua tidak akan selamat, kemudian dirinya berpikir untuk mendorong Caine sendirian ke atas, tidak peduli jika dirinya harus tenggelam, asalkan caine bisa selamat.

'mending aku pergi sendiri daripada mereka harus kehilangan kamu caine' kira-kira seperti itulah batin terakhir Rion.
kemudian rion meletakkan telapak kaki caine di atas kakinya, caine yang menghadap atas dan rion yang menghadap bawah, sebelum keadaannya semakin memburuk, Rion mendorong kakinya sekuat tenaga mendorong dirinya menjauh dari caine.

Sepertinya dewa sangat memberkati kedua insan itu saat ini. Caine tiba-tiba saja tersadar dan segera berenang ke permukaan, mengambil napas dan melihat sekitar. Netranya mencari ke segala arah namun yang dicari tak kunjung terlihat. Ia menyelam dan melihat seseorang dengan surai ungu yang tidak lain adalah kekasihnya, terperangkap diantara terumbu karang dan bebatuan, ia cukup jauh. caine kembali ke permukaan laut, mengambil napas dan netranya menangkap sesuatu, sebuah perahu. dengan cepat ia mencoba berenang mendekat, berteriak, melambaikan tangannya, berharap seseorang yang berada di perahu itu melihatnya dan mau menolongnya.

seseorang dengan surai coklat dan kacamata hitam khasnya berada di atas perahu itu. Ia adalah Funin Funanto, anggota tnf yang lama pergi karna suatu hal, kini kembali ke hobinya di kota ini, berkendara dengan kapal atau perahu untuk menyusuri perairan. Caine yang tak pernah lupa dengan orang-orang tersayangnya langsung memanggilnya
"Fuuniiinnn" teriak caine
Funin yang mendengar namanya dipanggil sontak menoleh dan melihat kesumber suara, dilihatnya seorang lelaki cantik dengan surai merah, langsung membuat mengenali maminya itu. kemudian caine langsung meminta tolong, Funin segera menyelam dgn tangki oksigen yang sudah berada di punggung, menyelam dan membawa Rion ke perahunya.

Caine yang sudah mengobati dirinya dengan obat dan alat seadanya yang diberikan funin dari kotak p3k-nya. Funin muncul ke permukaan, segera menaruh Rion di perahunya. Ia mengalami pendarahan cukup parah di kepalanya, funin pun langsung membawa mereka berdua ke rumah sakit terdekat.
.
.
Sesampainya di rumah sakit, Rion harus menjalani operasi, juga caine yang terkena tembakan tadi. Funin belum sempat menghubungi 'keluarganya' hingga malam hari tiba. Caine yang sudah selesai menjalani operasi langsung pergi ke depan ruang ICU dimana Rion masih menjalani operasi. badannya yang belum pulih sontak semakin lemas mengetahui Rion tak kunjung keluar dari ruang operasi itu.
"mamiihh...gapapa, papi pasti kuat kok" funin merangkul caine dan mengangkatnya duduk di kursi.
"k-kamu udah hubungin yang lain?" tanya caine
"belum mi.. aku nunggu mami, bingung mau bilangnya gimana, takut mereka malah gimana-gimana juga" jawab funin
"yaudah gapapa, makasih udah dateng di waktu yg tepat ya funin.." caine menepuk pundak funin

"hallo, caine masuk radio" caine segera menghubungi radio
"MAMMIIII" teriak semuanya
"huuhuhu mamii... hiks.. mami dimana??" tanya Mia sambil menangis
"mamii.. mamii gapapaa??" souta yg berusaha tidak menangis pun akhirnya ikut menangis.
"cupcupcup, gapapa sayaang mami gapapa-" bicaranya terpotong echi
"gwapapa apwanyaa, mwamii ketembwak kan tadwii, mamwi pwasti ga mwungkin bwaik bwaik ajwaaaaa" Echi berbicara sambil sesegukan
pertahanan Caine akhirnya roboh mendengar anak-anaknya menangis seperti itu, bahkan seorang funin pun ikut menangis.

"pa-papii kaliian..." caine tak kuat lagi berbicara
"huufftt... guyyss maaf ini Funin, aku jelasin langsung aja yaa...aku lagi mau pulang tadi, trus ketemu mami ditengah laut minta tolong. ternyata papi tenggelam, kakinya nyangkut, kepalanya kebentur batu, dia pendarahan lumayan parah, sekarang lagi dioperasi, udah 3 jam dia belum keluar" Funin menahan tangisnya lagi
"Fuuniinn!!!" teriak garin
"Kalian dimana sekarang?" tanya Mako
"kita di rs ***** di depan ICU" jawab Funin
"Funin jagain mami papi bentar kita itw langsung kesana" Ucap Riji
"pasti...kalian ati-ati, tenang aja"
"kalian jangan ngebut-ngebut, hati-hati di jalan yaa, mami gamau kalian kenapa-kenapa juga!" jelas caine
.
.
.
Setelah 35 menit perjalanan, mereka sampai di rs tersebut, Mia dan Souta yang melihat maminya duluan langsung saja berlari kearahnya dan memeluk seseorang yang mengisi sosok ibu mereka itu.
"huuuuaaaaa maaammmiiiiii" Mia menangis lagi
Caine dan Funin pun menengok. lantas caine pun merentangkan kedua tangannya bersiap menerima pelukan dari si kecil. (kuranganar lagi sedih sedih keinget putri kecil ayah😔)

segera ia menghapus air matanya dan mencoba terlihat kuat untuk anak-anaknya itu. kini sudah 3 jam lebih Rion menjalani operasi, sekarang anak-anak berada di depan ruang ICU semua, menenangkan diri mereka juga yang lain, berdoa sebisa mereka, berharap tidak terjadi apa-apa pada kepala keluarganya.

jam dinding rumah sakit menunjukkan pukul 9 malam, Mia yang sedari sampai menangis tak henti-henti kini tidur bersandar di bahu Caine.

/ceklek
suara pintu terbuka, dokter dan 2 suster keluar bersamaan.
"dengan keluarga bapak Rion Kenzo?"
"kita semua keluarganya pak" jawab Key
"Gimana keadaannya pak?" tanya Istmo
"operasi berjalan lancar, saat ini pasien masih dalam pemulihan pasca operasi, jadi sangat membutuhkan banyak-banyak istirahat" kata dokter itu

haahh....
Semua orang menghembuskan napas lega.
"eee... salah satu bisa ikut saya ke ruangan saya ya, keadaan bapak Kenzo sekarang akan dijelaskan oleh rekan saya yang masih di dalam, cukup 2/3 orang yang masuk tidak boleh lebih, karna kalian banyak, diharapkan tidak ada yang berisik, juga anak kecil tidak boleh masuk" ucap dokter itu
"saya ikut dok" usul Key
"jangan Key, biar aku yang ikut, kalian jagain papi aja" pinta Key sembari memindahkan kepala anak-anak yang bersender pada bahunya ke orang disampingnya.
"Mia Souta sama kalian dulu ya"

Caine pun mengikuti dokter ke ruangannya.
''Silahkan duduk pak" kata dokter
"Jadi gimana keadaannya dok?"
"Pasien mengalami benturan yang cukup keras pada kepalanya, tengkorak bagian belakangnya retak sedikit, dan ini sedikit mengenai otaknya, beruntungnya semua syaraf dan lainnya masih berfungsi dengan baik, pasien kehilangan banyak darah, jadi tadi kami hanya memberikan beberapa kantong darah yang tersisa" dokter itu menjelaskan kepada caine dengan memperlihatkannya pada sebuah monitor.

"namun kabar buruknya...'' omongan dokter itu tiba-tiba berhenti, dan membuat caine begitu penasaran
"kenapa dok??!!"
"menurut perhitungan, pasien akan mengalami hilang ingatan"
'deg'
kata-kata dokter membuat jantung caine terasa berhenti sejenak, terasa begitu sesak.., sakit.., nyeri... (otot pinggang mas, minum oskad*on sp)

"apakah ingatannya bisa kembali lagi seperti semula dok?" tanya caine dengan suara yg sedikit gemetar
"semua itu tergantung dari kalian, bagaimana kalian memperlakukannya, karna nyatanya hingga saat ini belum ditemukan obat pengembali ingatan, namun sebagai tenaga medis tentu kami akan selalu mendampingi dan merawat pasien kami"
ucap dokter dengan nada lembut dan mencoba menyemangati Caine.
"baik dok terimakasih atas kerja kerasnya, saya mohon bantuannya untuk kedepannya" Caine berdiri dan meninggalkan ruangan dokter menuju ruang inap Rion.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

◈•∼≫✳✶✵✺✵✶✳≪∼•◈
---------------------

naahh tuuu dah lanjut geesss
aku bakal up kalo senggang lagii yaa cintakuu💗💗

sudah baca jangan lupa vote~🥔

Love and Family 【rioncaine】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang