『pertemuan』

1.1K 112 8
                                    

.
.
Kini rion dan caine duduk bersampingan di sofa balkon kamar yang langsung menghadap pada pantai belakang samping rumah mereka, view dari kamar utama memang yg terbaik, dapat terlihat langsung matahari terbit dan terbenam, bukankah ini secuil dari surga dunia?

rembulan penuh malam ini bersinar begitu terangnya didampingi bintang-bintang, menyinari laut malam, membuat pantulan indah dari air yang tak bisa diucapkan dan digambarkan.

angin berhembus lirih pada surai mereka, suara jangkrik memperindah suasana. menemani satu sama lain, menikmati hangatnya teh buatan sang terkasih di tengah silir angin yg menerpa. menatap indahnya dunia saat ini. sesekali bertukar kata, tertawa, tanpa gangguan siapa pun. ini pertama kalinya setelah sekian lamanya.

alasannya karna echi sedang pergi bersama gin. selia dan riji tentu sedang date. krow, jaki, garin, dan istmo pergi night ride. si kecil sudah terlelap di kamar masing-masing, dan tersisa orang-orang tenang yang berada di ruang tengah menonton televisi. tentu rion dan caine memanfaatkam hal tersebut untuk menikmati eaktu mereka berdua.
.
.
.
.
.
"caine...." lirih rion
"hm? kenapa?" suaranya sungguh melelehkan hati pendengarnya
"bisa kamu ceritain ngga waktu kita pertama ketemu?" pinta rion menatap netra indah caine
"tapi itu udah lama bangett, kita kan kenal dari jaman sekolah dasar, tapi aku bakal ceritain semua yg aku inget kok" caine memikirkan kembali beribu kenangannya selama ini bersama rion ini.
"oyaa?? kita kenal udh selama itu? haah....
maaf aku harus lupa semua" rion mengalihkan pandangannya dan menundukkan kepalanya.
caine menagkup pipi rion
"heyy stop! udah aku bilang jangan pernah nyalahin diri sendiri, gaada yg salah disini!" jelas caine menatap legam netra ungu itu. rion pun hanya bisa menganggukkan kepalanya.

"udah yaa dengerin aku cerita"
rion mengubah posisi duduknya menghadap caine sepenuhnya untuk memangkas jarak di antara mereka, lalu menatapnya dengan serius. caine menutup muka rion yg menatap tak berkedip dari tadi.
"iihh jangan gitu! biasa aja liatinnya. geseran dikit lah" caine memalingkan wajahnya dan mendorong dada rion. yang didorong pun tertawa karna berhasil menggoda istrinya.
ia menuruti ucapan sang kekasih.

"duluuu bangeett, pertama ketemu waktu sekolah dasar, kita beda setaun tapi aku satu angkatan sama kamu. waktu itu kalo gasalah kita kelas 3 atau 4 gitu aku rada lupa'' caine mulai bercerita, terlihat antusias yg membara dari nada bicaranya juga matanya yg berbinar. rion tentu mendengar degan seksama tanpa berhenti memandang si pemilik surai merah.

__________________flashback on_________________

teettt teettt teettt
bel istirahat berbunyi, semua anak bergegas keluar kelas. tetapi tidak dengan seorang caine kurozumi yg berada di kelas 3C. walau sudah sekolah 3 tahun disana, ia belum benar-benar dekat dengan seseorang. aneh, bukankah seharusnya anak kecil selalu mendapatkan teman dengan mudah? kenapa caine tidak?

keluarga caine termasuk orang yang hidup berkecukupan. papa caine bekerja di perusahaan besar, orangnya sangat ramah dan selalu dipercaya orang lain. mama caine juga bekerja sebagai sekretaris di perusahaan besar saingan papanya. mamanya itu selalu terlihat serius dan jarang tersenyum, tapi tidak pada caine.
karna orangtuanya sibuk caine sering tinggal dengan kakek neneknya yang lumayan jauh dari rumahnya.

di kelas 3A, tampak ada anak dengan surai ungu sedang memakan bekal di kelasnya, ia adalah rion jeons, seorang anak tunggal konglomerat. ayahnya adalah seorang pemilik perusahaan ternama di negeri ini, sikapnya tegas pada semua orang, kecuali pada keluarga kecilnya. ibunya juga merupakan orang berpengaruh dalam negeri sebelum menikah dengan ayah rion. ibunya adalah seorang yang begitu lembut, suaranya selalu menenangkan hati semua yang mendengarnya. meskipun ayah dan bunda rion adalah konglomerat, mereka hidup dengan sederhana guna mengajarkan pada anak mereka agar menirunya sedari kecil.
.
.

Love and Family 【rioncaine】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang