『u okay?』

1.4K 115 16
                                    

di sisi lain ketika pak sui memeriksa keadaan caine.

"tungguin sini bentar pak" perintah rion
pak sui pun hanya mengacungkan jempolnya sembari menyiapkan beberapa alat medisnya.

rion menidurkan caine di ranjang, mengambilkan kemeja rion yang lainnya, kemudian memakainya pada caine.

"udah pak, kalo ada apa-apa langsung panggil gw" rion hendak kedepan rumah karna mendengar sesuatu dari arah anak-anak.

rion yang melihatnya anaknya bertengkar hanya bisa menarik dan menghembuskan nafas beratnya. kemudian mengkondisikan anggotanya. hingga...

"cek radio, rion cepetan ke kamar!!!" teriak pak sui di radio. rion langsung bergegas ke atas kembali ke kamarnya.

"kenapa pak?!!" tanya rion yang terengah-engah
"caine keluar banyak banget keringet dingin, badannya merah-merah, kaku juga, nafasnya juga ga stabil. trus tadi kata caine, sebelum kalian datang nyelametin dia, seseorang ada yang nusukin jarum ke lehernya. dan menurut diagnosa gw..." sui berhenti menjelaskan

"apa anjir?"
"mungkin itu semacam obat perangsang, saya gatau gimana caine bisa nahan selama ini. tapi ini ada bahayanya yon kalo ga langsung ditangani" jelas pak sui
"yaudah cepetan tangini lah pak!" seru rion
"saya gabisa lah pak gila banget!" jawab sui

rion tak bisa berkata dan hanya bingung, kemudian ia mencerna kembali apa yang dimaksud pak sui.

"emmhh rionhh..." caine terlihat menahan sakitnya
"wait....jadi maksud bapak..??" tanya rion
"yaiyalah bapak seriusan pake nanya? kalo gitu saya keluar dulu, jangan lupa kunci pintu.
oiya satu lagi! banyakin minum air mineral ya caine!" sui pun keluar kamar rion dn menuju anggota lainnya.

melihat hanya ada rion disampingnya, caine bangun dari tidurnya dan memeluk rion
"rionnhhh...sakit...please...help me..." caine yang tak kuasa menahan sakitnya menitikan air mata.
"sshh, caine it's okay...i'm here, i'll definitely help you" jawab rion

caine melumat bibir rion, setelah itu rion menidurkan caine kembali tanpa melepas ciumannya.


***

malam terlewati begitu saja, namun tentu saja tidak bagi rion dan caine. siang ini ketika caine membuka matanya, tidak ada seorang pun di sampingnya, bahkan ia tidak ingat apapun setelah dirinya dibawa ke mobil kemarin.

caine berusaha keras mengingat apa saja yang ia lewatkan namun caine tetap tidak mengingat apapun. ketika caine hendak ke kamar mandi, ia malah jatuh tepat setelah ia berdiri di depan ranjang.

kakinya lemas, pinggangnya nyeri, terutama bagian bawahnya, tak bisa dijelaska bagaimana rasanya.

"caine!!!" teriak rion yang membawa nampan berisi makan siang, segera meletakannya dan mendekati caine
"kamu mau ngapain caine? harusnya kamu panggil aku aja, jangan maksain diri" rion menggendong caine kembali ke tempatnya.
"rion..."
"iya kenapa sayang?"
"kenapa badan aku sakit semua?" tanya caine
"kenapa apanya? wajar lah caine, orang semalem kamu yang minta sampe pagi kan" jelas rion
"what?!?" entah mengapa caine kaget
"kok kamu kaget sih? jangan jangan kamu ga inget yhh?" rion tampak sedikit sedih

"i'm sorry to say, tapi ingatan terakhir aku benar-benar berenti waktu kamu bawa aku ke mobil rion" caine menggenggam tangan besar rion
"euumm i'ts okay, aku ngerti kok"
"sekarang kamu makan dulu yaa, pasti cape kam. nih aku bawain makanan anak-anak yang masak tadi" susul rion

caine pun mengangguk dan rion menyuapinya hingga makanan habis.
"aku kebawah dulu yaa, jangan kemana-mana, kalo butuh sesuatu tunggu aku!" ucap rion
"iyyaa" caine menjawab dengan senyum manisnya.

sebenarnya entah mengapa rion merasa sangat lesu, namun ia memilih untuk bersikap biasa saja, padahal kepala sangat pusing sedari semalam.

karna tak ingin lama-lama berpisah dengan caine, ia segera masuk kamarnya. rion melihat caine tiduran memiringkan badannya membelakangi pintu. tentu rion segera menyusul istrinya itu dan memeluknya dari belakang.

semakin lama rion memeluk caine, ia merasakan hawa panas yang berbeda dari biasanya. kemudian rion mengecek dahi caine juga lehernya.
"caine...kamu demam?" rion membalik tubuh caine agar menghadap padanya
"eemmhh, gatau tapi kepala aku pusing banget, penginnya tutup mata teruus" jawab caine
"kok bisa sih? aku juga begitu loh caine, kepala aku berat banget maunya tiduran terus" tutur rion

sekarang gantian caine mengecek dahi dan leher rion
"ini mah kamu juga demam rionn, kenapa ga bilang sama siapa-siapa sih?" kata caine
"aku gamau ngerepotin mereka, nanti kalo aku bilang juga jadinya ga bisa rawat kamu" ucap rion mengelus pipi caine

"kamu udah makan belum?" tanya caine
"udah tadi" jawab rion
"mending panggil key atau mako deh, atau pak sui ada di rumah?"-caine
"gaada udah berangkat dia, aku panggil mereka berdua aja deh'' rion mengambil ponselnya dan menyuruh key dan mako untuk ke kamar utama.

toktoktok

suara ketukan pintu terdengar
"masuk aja" jawab rion
itu key dan mako
"ada apa pak?" tanya key
"loh mami sakit kah?" tanya mako
"papi juga" jawab caine
"astaga kok bisa sih? mau ke rumah sakit sekarang?" mako berkacak pinggang mendengarnya
"gausah lah mager, nunggu pak sui aja ntar. kalian beliin obat aja dulu, kalau ngga mintain sama pak sui" suruh rion
"yee dasar orang tua"
"mami gapapa nih nurutin si bapak?" tanya key
"gapapa, aku juga lagi mager key. minta rolong itu yaa" jawab caine

"kalian jangan ada kasih tau yang lain dulu! nanti malah jadi ruang keluarga ni kamar, gabisa istirahat nanti kita" perintah rion
"iyaa pii tenang aja" mako memberikan jempolnya seperti yang biasa dilakukan pak sui
"makasih ya key, mako, maaf ngerepotin" susul caine
"ngga miiih, apaan sih. mana ada mami pernah ngerepotin" jawab key
"yaudah kita pergi ya mamii, istirahat yang banyak yaa" kata mako
mereka pun keluar untuk membeli obat

"ck, masa maminya doang yang diperhatiin, dasar anak-anak durhaka" celetuk rion
"hahaha apasi yon. ceritanya jealous nih, utututututu" caine mengusap pipi rion
"a apasih, engga ya" rion membelakangi caine
"ih kok gitu? kamu gamau aku peluk?" goda caine. rion pun hanya diam. kemudian caine memeluk rion dari belakang dengan tubuhnya yang lebih kecil dari rion hingga tangannya tak sampai melingkari tubuh rion.

rion merasa gemas akan hal itu, akhirnya ia membalikkan badannya dan memeluk balik caine. caine hanya bisa tersenyum dengan tingkah pujaan hatinya itu.

"istirahat yaa, biar cepet sembuh" caine mengecup kening rion. rion membalas mengecup singkat bibir caine.
"kamu juga" sekarang ia menenggelamkan wajahnya di dada caine.

mereka berdua pun terlelap, mengistirahatkan jiwa dan raga mereka dari berbagai hal yang telah terjadi.



























































































___________________________

hewwooo guyysss, watashi sedang sakit udah 3 hari huhuhuu. makanya kalo agak ga nyambung dan aneh dikit mohon dimaklumi yaa heheheheh

i'm so sorry kalo alurnya lambat atau ngebosenin.
karna tnf nya sendiri banyak yang hiatus, ini juga bikin aku kekurangan referensi.
apalagi mami papinya gaada hiks.
tapi gapapa kita seteronk.

sebenernya mau aku tamatin aja kaya cerita cerita lainnya, cumaa yaa.....

Love and Family 【rioncaine】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang