『apa?』

1.2K 105 8
                                    

"istirahat yaa, biar cepet sembuh" caine mengecup kening rion. rion membalas mengecup singkat bibir caine.
"kamu juga" sekarang ia menenggelamkan wajahnya di dada caine.

mereka berdua pun terlelap, mengistirahatkan jiwa dan raga mereka dari berbagai hal yang telah terjadi.

*****

"PAAPIII GIN MUKUL ECHII TOLOONGG MAAMMIII" teriak seseorang dengan surai violet di ht.
rion dan caine yang belum bangun pun kaget mendengar teriakannya
''haadehh...masih pagi udah berulah apa lagi tu anak satu" kesah rion
caine meringis mendengarnya, hingga memunculkan ide di kepalanya

"gin...." kata rion di radio
"ngga ada sumpah pii, boong banget!! orang echi yang pukul sumpah!! liat aja nanti kakiku lebam ini mah" jawab gin
"echii gaboleh gituu chi, minta maaf cepet" suruh caine
"orang echi ga sengaja mii sumpah" bela echi
"echi denger ngga mami ngomong apa? minta maaf sana ambilin kompres sekalian buat gin" tutur rion
"iya iyaa ish" echi pun akhirnya menurut

caine meringis melihat rion pagi-pagi sudah memijat kepalanya sendiri, hal ini memunculkan ide di kepala caine.

"caine?!?" kata rion kaget
"kenapa?" jawab caine yang tiba-tiba memeluk rion dengan erat
"kamu yang kenapa? tiba-tiba bangett deehh, baru banget bangun koh caine... nanti kamu gabisa jalan makin lama gimana?" jelas rion
"biarin wlee" goda caine
"caine...aku kokop nih aaooppp" bukannya mencium bibir caine, rion malah menggigit pipi caine yang sedikit chubby
"akhh rion!! sakit tauu" caine mengaduh sakit walau sebenarnya tidak sakit
"ya lagian kamu siih...masih pagi caine, jangan menguji iman aku pleasee"

kegiatan bangun tidur mereka selesai ketika caine membatalkan idenya. rion dan caine memutuskan untuk mandi bersama, karna nyatanya caine masih belum bisa beraktivitas dengan benar. cuma mandi kok, ga lebih.

ketika rion membuka pintu kamar hendak turun, tiba-tiba caine mengecup pipi rion
"morning kiss" kata caine kemudian menutup pintu kamarnya
rion heran dengan tingkah laku istrinya itu, jarang-jarang dia nyosor duluan. rion sampai melamun di depan pintu selama beberapa detik. sebenarnya ia bersyukur karna kejadian penculikan itu tidak membuat trauma 'baru' untuk caine, ntah nantinya akan seperti apa, setidaknya caine baik-baik saja saat ini.

"huuaaa paapiiii ka ijii piiiih" rengek mia
rion yang sedang melamun segera tersadar dan
"sering-sering gitu ya caine" ucap rion ke sela-sela pintu.
sebenarnya muka caine seperti tomat saat ini, entah mengapa dia melakukan hal aneh dari kemarin.

"kenapa miaa? masih pagi juga" rion datang ke ruang tengah
"ka ijii pii jail banget sama miaa" mia datang memeluk rion
"rijiing inget umur ya jiing tolong laahh masih pagii udah pening palaku tuhan" kata rion menggendong mia
"iyaa beh maap becanda doang loh, mianya aja yang manja" goda riji
"TUH KAN PIII" rengek mia
"riji...."
"i-iya pii maap, miaa maapin ka iji yaa??"
"gamau"
"kok gituu?? nanti kaka beliin es krim kesukaan mia deh janji" sogok riji
"janji?"
"iyaa miiaa comeell"

pertengkaran ini pun berakhir dengan damai, selalu seperti itu. tidak pernah mereka bertengkar lama-lama.
"ka mako dimana emang mia? tumben, biasanya nyari mako dulu baru papi" tanya rion sembari berjalan menuju sofa
"gatau, kata ka key tadi pagi pergi. jahat banget ninggalin mia heump"
"ada urusan penting berartinya ituu"

belum 1 menit rion mengatakan itu pintu rumah terbuka
"miiaaa kakak pulaangg" itu mako!
mia yang mendengar langsung turun dari pangkuan rion, berlari menuju kakak tersayangnya itu.
"huaa kakaakk, kak ijiii tuh" mia mulai merengek lagi, padahal masalah sudah selesai bukan?
"kenapa kak riji mia?" mako berjongkok menyamai tinggi adiknya juga menggenggam tangan kecilnya
"jailin miaa teruuss" ia menghentikan air matanya

mako mendatangi riji yang berada di dekat kilam renang luar sedang merokok
"rijing!! lo apain adek gw sih??" tanya mako
"apa? ngga ngapa-ngapain takumaa beneran dah" riji mematikan rokoknya
"nangis-nangis tuh liat" mako memperlihatkan mia yang bersembunyi di belakangnya.
riji menatap mia, namun ia malah menjulurkan lidahnya menandakan kemenangan bagi dirinya.

"ih curang banget ni bocil, kan udah minta maaf tadi, udah mau kakak beliin es krim kan tadi?" kata riji
"emang iya mia?" tanya mako
"hehehe iyaa" jawab mia
"miaa....ga boleh gitu. kak rijinya kan udah minta maaf, mia harus apa?"
"maafin" jawab mia
"naahh itu tau, adenya kakak kan pinter, udah yaa? riji juga udah!!!" kata mako dengan lembut
"buset kak mako begitu amat sama rijii, riji kan mau di lembutin juga🥺" goda riji pada mako
"ih najis, jauh juah luu riiijiiiingg!!" mako berlari meninggalkan mia dan riji

"seliaaa pacar lo tolong kandangin, ketularan jaki dia sell!!!" teriak mako pada selia
"brisik tau mako never say never" ucap echi
"kenapa emang ko?" tanya selia yang duduk di sofa
"ketularan jaki sumpah dia sel, kandangin aja sumpah takut gw. udah cukup jaki sama garin jadi bonus"
mendengar penjelasan mako, anggota keluarga yang berada di ruang tengah dan dapur pun hanya menertawakannya

di dapur, terlihat key dan elya yang sedang menyiapkan sesuatu. lebih tepatnya sarapan, karna mami mereka yang tidak kunjung turun, mereka langsung berinisiatif.

key mendatangi rion dengan nampan berisi sarapan juga beberapa buah
"ini pih" beri key
"makasih. papi ke kemar dulu, kalo ada apa-apa jangan berisik ke atas ya, kabarin radio atau pake hp aja. jangan ganggu mami dulu, biarin dia istirahat, nanti kita bahas semuanya kalo mami udah pulih sepenuhnya" ucap rion dengan nada serius
"shaapp piiih" seru semua anggota
"satu lagi! jangan pernah pergi sendirian!"
"iya papi baweell" sahut echi
rion pun kembali ke kamarnya

°

"caine ayo bangun, aku bawain makan nih" lirih rion

caine yang sedang tiduran pun duduk bersandar di senderan ranjang dibantu rion
"suapin" pinta caine
r

ion menurutinya, sampai caine menghabiskan makanannya.
"kamu udah makan?" tanya caine
"belum, ini mau makan sekalian naro ini yaa. abis itu langsung balik ke sini okeeh?" jawab rion
"jangan lama-lama. bosen aku sendirian gabisa apa-apa"
"iyaa sayaangg~~ sabar yaa"

rion segera meluncur kebawah menaruh piring kotor dan segera bergabung dengan anak-anak yang sedang sarapan di meja makan.

"apaan sih papi kaya orang dikejar setan aja dah" kata krow
"diem kau roblox" sahut rion
suasana hening ketika makan, dipecahkan rion yang bertanya lagi
"si mako kemana? ngga makan?" tanya rion
"di belakang tuh, udah makan makan katanya tadi pas pergi pih" jawab garin
"makan sama siapa? dia kan gabisa makan sendirian" rion dan lainnya yang sadar akhirnya bertanya-tanya dalam pikirannya sendiri
"tau tuh, punya pacar kali" celetuk funin
kini semua menatap funin yang sedang menyendok makanan

"apa? gw cuma nebak loh astaga" jelas funin
"yeee gw kira lo tau beneran funanto" sahut echi
"ekhem, tapi ga mungkin ah" kata riji
"ga mungkin gimana? mungkin aja lah ji dia kan manusia biasa yang bisa falling in love juga" tutur jaki
"iyaa jir, neh beut dah lu rijing" susul krow
"ciieee tumben ayangnya dibelain" goda echi, anggota lainnya akhirnya ikut cie cie juga.
"dah ah males bet males, bapak kau roblox" kata krow malas
"gw bapaknya heh" kata rion sambil berdiri untuk menaruh piringnya ke tempat cucian
"lah iya" kata anak-anak kompak, ruang makan pun kini dihiasi suara tawa anggota rumah.

***

saat ini rion dan caine berada di balkon kamar duduk di sofanya, berjemur katanya. sedari tadi rion meletakkan kepalanya di paha caine juga menutup matanya karna satu tangan caine yang terus mengusap rambut ungu itu dengan lembut membuatnya begitu nyaman.
sedangkan satu tangan caine lainnya memegang buku. selain karna ingin membaca, fungsi lainnya adalah untuk menghalangi sinar matahari yang membuat rion silau.

tiba-tiba ponsel rion berbunyi, menunjukkan sebuah pesan masuk, karna rion malas membukanya, akhirnya caine yang membukanya takutnya pesan penting. namun... betapa terkejutnya ia melihat isi pesan tersebut hingga ponselnya hampir jatuh mengenai wajah tampan rion.

°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

Love and Family 【rioncaine】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang