『hilang?』

1.5K 120 6
                                    

setelah caine menceritakan beberapa hal, caine memutuskan untuk melanjutkan ceritanya besok saja, karna matanya sudah berat dan ingin segera tidur. rion pun membiarkan caine tidur.

"aku tidur duluan ya, kamu juga cepet tidur" caine menggosok matanya pelan sembari berjalan ke dalam kamar. tanpa menjawab pada akhirnya rion mengikuti caine yang sedang berjalan ke dalam. mereka merebahkan tubuhnya diatas kasur, dan menyamankan diri.

situasi begitu hening, hanya terdengar suara detak jam dinding di kamar itu juga sedikit suara ombak dari pantai.
"caine... kamu udah tidur?" lirih rion
"hmm belum, kenapa?" padahal sebenarnya ia sangat mengantuk, tapi tak sengaja sebelumnya ia melihat rion yang menatap langit kamar yg gelap seperti sedang memikirkan sesuatu

"sekarang bunda dimana?" tanya rion membuat kantuknya menghilang begitu saja, caine hanya diam membisu
"caine?"
caine menarik rion dan membawanya dalam dekapnya
"kamu gausah khawatir, bunda udah tenang disana, dia pasti lagi liatin kita sekarang" ucap caine lirih sembari menepuk punggung lelaki itu juga mengusap pelan surainya.
"maksud kamu...?" rion paham apa maksudnya
"bunda sebaik itu ya caine?" tanya rion lagi
"iyaa, bunda itu terlampau baik sampe kata baik pun ga bisa nggambarin sebaik apa dia sebenernya" kata caine

rion mengeratkan pelukannya, tiba-tiba saja hatinya terasa begitu sesak merasakan rindu yang begitu hebat pada sosok yang ia lupakan.
air matanya membludak, seperti bendungan yang selama ini menahan air roboh begitu saja, membebaskan air yang selama ini ditahannya.

caine akhirnya ikut menangis melihat kasihnya merasakan kembali lukanya. sejujurnya dihati paling dalam, caine sedikit bersyukur karna hilangnya ingatan rion, berarti traumanya juga ikut hilang. tapi yaa...

sebisanya, caine menenangkan rion. hingga caine tak merasakan lagi tangisan rion, melonggarkan pelukannya dan melihat rion yang tertidur masih dengan sesegukan, ia mengambil tisu dan mengelapkannya pada wajah tampan itu.

caine mengganti bajunya yang basah karna air mata, dan kembali pada pelukan lelakinya untuk segera tidur.

***

mentari menyinari ruang kamar utama, rion yang berada didalamnya terganggu dan membuka matanya, milhat sekitarnya. tak nampak lelaki cantik bersurai merah di sampingnya. ia berteriak memanggil caine, tak ada jawaban, ia memanggil yang lainnya, tak ada jawaban juga. hingga tanpa pikir panjang ia yang baru bangun, tubuh dan kakinya yg belum pulih sepenuhnya berlari keluar kamar.

dan yaah....
dirinya terjatuh ketika menuruni tangga ke 5. membuatnya menuruni tangga hingga lantai bawah bukan dengan kakinya.
(maksudnya ngegelinding ini gess, cuma kek kalimat jadi lucu kalo ditambahin gelinding😭)

semua anggota keluarga ternyta berada di halaman rumah, sontak mereka yang mendengar sesuatu jatuh segera berlari kedalam rumah.
"PAPIIII!!!!!" teriak echi yang pertama melihat kepala keluarga itu pingsan
mia dan souta pun langsung menangis melihatnya. banyak dari mereka menyalahkan dirinya lagi, betapa cerobohnya mereka meninggalkan pemimpin mereka sendiri hingga mereka melihat rion begini dua kali.

tentu saja caine lebih panik lagi ketika dirinya mengangkat kepala rion untuk disandarkan pada pahanya, merasakan sesuatu yg aneh. tangannya berdarah setelah memegang kepala rion. karna tak bisa memanggil tenaga medis, akhirnya mako dan krow pergi ke EMS dengan kecepatan penuh untuk menjemput pak sui.

setelah pak sui sampai, mereka memindahkan rion ke ruang medis di rumah itu. pak sui pun segera menyuruh mereka menunggu diluar kecuali selia yang dapat membantunya, dan segera mengoperasi rion.

Love and Family 【rioncaine】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang