49

1.2K 51 1
                                    


°°°

Hari telah berganti. Kini arhan sudah terlihat rapi dengan seragam sekolahnya. Kakinya sudah pulih, bahkan saat berjalan dirinya sudah tidak perlu menggunakan tongkat. Arhan pun langsung keluar dari kamar untuk menghampiri bram dan anita di ruang makan.

°°°

ayah dan bunda nya terlihat sudah duduk di meja makan. Arhan pun langsung bergabung dengan mereka berdua.

"Udah beneran pulih kakinya?" Tanya Anita.

"Udah, bun. Ini buktinya aku udah ga perlu pake tongkat lagi." Jawab arhan.

Anita mengangguk sembari tersenyum. "Yaudah, yok sarapan dulu."

Mereka bertiga pun langsung mengambil nasi, sayur, dan lauk untuk di makan. Suasana menjadi hening ketika mereka sedang makan. Beberapa saat kemudian, arhan terlihat sudah selsai makan. ia pun langsung minum.

"Yah, bun. Aku berangkat sekarang ya." Ucap Arhan.

"Bawa mobil aja, Motor kamu masih di servis. Niatnya mau ayah buang aja, tapi malah gak boleh sama kamu." Ucap bram.

"Enak aja mau asal buang." Saut arhan.

"Ya orang bagian depannya udah remuk gitu."

"Ya tapikan masih bisa di modif."

Bram menghela nafasnya. "Terserah deh, ayah lagi ga mood adu mulut."

Arhan terkekeh. "Tumben."

"Yaudah buruan sana berangkat, Udah satu minggu loh kamu ga ketemu sama adara, Pasti kamu kangen kan? haha." Ejek bram.

Mendengar nama adara Wajah arhan langsung terlihat datar. Arhan pun langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Yaudah, arhan berangkat."

"Ciee, yang mau ketemu adara." Ejek bram lagi.

Arhan menatap datar ayahnya. Setelah itu ia langsung mencium punggung tangan bram dan anita.

"Arhan berangkat ya, bun."

"Hati-hati ya, Ga Usah ngebut-ngebut." Ucap anita.

Arhan mengangguk. "Iya, bun. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam."

°°°

Kini arhan sudah di perjalanan. kali ini ia mengendarai mobil dengan santai. Tidak lama kemudian, tiba-tiba arhan melihat oliv sedang berdiri sendiri di pinggir jalan. Oliv terlihat sedang mondar-mandir sembari menoleh ke arah sekitar.

Akhirnya arhan pun menghampiri oliv. ia berhenti tepat di depan oliv. Arhan langsung menurunkan kaca jendela mobilnya. Oliv langsung tersenyum semringah ketika melihat arhan.

"Arhan? ini lo mau ke sekolah?" Tanya oliv girang.

Arhan mengangguk. "Lo ngapain di sini."

"Em, ini, tadi gue mau berangkat sekolah, Tapi tiba-tiba ban mobil gue malah bocor."

"Telfon montir." Ucap Arhan datar.

"Udah, Tapi dari tadi gak dateng-dateng, Udah hampir setengah jam gue nungguin." Jelas Oliv.

Arhan langsung melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Sebentar lagi jam pelajaran akan di mulai. Akhirnya pun arhan berinisiatif mengajak oliv untuk berangkat bareng.

"Naik." Perintah arhan.

Oliv mengerutkan dahinya bingung.

"Bareng gue aja, Dari pada telat." Ucap Arhan datar.

Oliv melebarkan matanya, ia langsung menepuk pelan kedua pipinya. Oliv benar-benar seperti mimpi, Karna sebelumnya arhan tidak pernah seperti ini.

"Mau ikut gak, Kalo gak, gue tinggal." Tegas arhan.

"Eh, Iya-iya, gue ikut. Ntar ya, gue ambil tas dulu di mobil."

Oliv langsung mengambil tas nya di dalam mobil. Setelah itu ia langsung masuk ke dalam mobil arhan. Arhan pun langsung menancapkan gas.

°°°

Adara terlihat baru sampai di sekolah, ia langsung memarkirkan mobilnya. Ketika adara ingin keluar dari mobil, tiba-tiba terdapat mobil yang baru datang dan berhenti tepat di sebelah mobil adara.

Arhan terlihat keluar dari mobil tersebut. Adara langsung tersenyum semringah begitu melihat arhan sudah masuk sekolah lagi. Namun tidak lama kemudian senyumannya pudar begitu melihat oliv keluar dari mobil arhan.

Oliv pun menghampiri arhan. "Thanks ya, han."

Arhan hanya mengangguk.

"Ntar pulangnya gue nebeng sama lo lagi ya, boleh ga?"

Lagi-lagi arhan hanya mengangguk. Oliv tersenyum semringah setelah mendapatkan anggukan dari arhan, Karna itu menandakan nanti dirinya akan pulang bersama dengan arhan, Dan tentu saja oliv sangat senang.

"Ohiya, Lo mau ke kelas kan? Yaudah yok, sekalian bareng." Ajak oliv.

"Lo duluan aja." Ucap Arhan datar.

"Em, yaudah deh kalo gitu. Gue duluan ya, han." Ucap Oliv sembari tersenyum.

Arhan mengangguk. Setelah itu oliv pun langsung pergi.

Sedari tadi adara melihat interaksi arhan dan oliv. Adara sangat merasa cemburu, Namun kali ini ia tidak boleh egois. Adara tau pasti arhan masih merasa kecewa dengan dirinya, buktinya selama satu minggu ini arhan tidak pernah mengabari dirinya. Bahkan telfon dari adara selalu di tolak. Karna itu sekarang adara ingin meminta maaf ke arhan.

Adara pun langsung turun dari mobil, setelah itu ia langsung menghampiri arhan yang masih berdiri di depan mobil.

"Hai." Sapa adara sembari tersenyum.

Pandangan arhan langsung tertuju pada adara. Tatapan arhan ke adara terlihat datar. Expresi Arhan tidak terlihat bahagia dan juga tidak terlihat marah.

Adara mematung melihat ekspresi wajah arhan yang sangat datar tidak seperti biasanya. Adara pun mencoba memahaminya, mungkin arhan masih merasa kecewa dengan dirinya, makanya arhan seperti ini.

"Kaki lo gimana? udah bener-bener pulih kan?" Tanya adara.

Arhan hanya mengangguk.

"syukur deh kalo gitu." Ucap Adara sembari tersenyum.

Adara mengehela nafasnya. ia bingung harus bicara apa karna sedari tadi arhan hanya diam saja. Adara Ingin sekali menanyakan kenapa selama ini telfon darinya selalu di tolak, Namun sepertinya ini bukan momen yang tepat untuk menanyakan hal tersebut, karna sepertinya arhan terlihat sedang malas untuk berbicara.

"Tadi kok oliv bisa bareng sama lo?" Tanya adara.

"Emang kenapa?" Saut arhan.

Adara langsung menggeleng. "Ga papa, cuma nanya aja."

Adara sedikit terkejut mendengar jawaban dari arhan. Biasanya jika adara menanyakan tentang sesuatu, Arhan akan segera buru-buru menjelaskan sedetail mungkin agar adara tidak salah paham. Namun kali ini hanya kata [emang kenapa] yang di ucapkan oleh arhan.

"Em, Lo udah sarapan belom? Kalo belom, kita sarapan bareng yok di kantin." Ucap Adara.

"Aku udah sarapan." Ucap Arhan datar.

"Lo gak mau nemenin gue ke kantin?"

Arhan menggeleng. "Aku mau ke lapangan, Duluan ya."

arhan pun langsung pergi meninggalkan adara. Adara hanya diam mematung. Berubah. Adara merasa Arhan benar-benar sudah mulai berubah.


BERSAMBUNG

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang