"Abby?..." suara itu kembali memanggil Si Perempuan.
"Benar kamu kah itu?" dia kembali memastikan. Sementara perempuan yang dimaksud bergeming sama sekali.
"Maaf jika kedengarannya lancang, tapi bisakah kita bicara?" Untuk ke-sekian kali kalimat lelaki itu tidak digubris. Si Perempuan terlihat masih memunggungi. Kedua bahunya terasa menegang, menggambarkan keterkejutan.
Detik berlalu, dan keheningan masih merajai.
"Abby... kamu... apa kabar?..." bibir Si Lelaki terasa meragu menanyakan kalimat itu. Pantaskah dia setelah semua yang terjadi?
Dia harap perempuan yang ada di hadapannya sudah baik-baik saja.
"Pantainya cantik, ya?..." Laki-laki itu mencoba mencairkan keheningan, memandang punggung perempuan yang ada di depannya.
Laki-laki itu berusaha menarik nafasnya dalam.
"Udaranya sejuk sekali... membuat kamu sangat betah tinggal di sini, ya?..."
"Kamu jangan marah sama mami saat aku mengatakan ini, ya... Aku menghubungi mami beberapa hari yang lalu... Mami mengatakan kamu selama ini berada di sini. So, i come to visit you."
Masih tidak ada jawaban.
"Abby... Aku... minta maaf..."
Kalimat itu terucap bersamaan dengan cahaya guntur yang berkilat di langit. Menandakan malam itu akan turun hujan.
Bukannya mendapatkan jawaban, lelaki itu justru melihat tubuh Joanne yang mulai bergerak dari keterdiamannya. Berusaha melangkahkan kaki meninggalkan tempatnya berdiri. Melihat itu pun Ethan berusaha menahannya dengan cekalan di lengan.
Joanne menoleh menatap cekalan tangan itu, detik selanjutnya tatapannya beralih kepada Si Pelaku.
"Abby, can you give me one last chance?..."
Perempuan itu pun menepis cekalan tangannya.
Ethan mendapatkan sorotan mata kebencian sebagai jawaban. Setelah tiga tahun tidak bertemu, tatapan itu lah yang ia terima dari perempuan itu untuk pertama kali. Dan hati nya terasa begitu ngilu.
Tidak. Tidak boleh seperti ini. Perempuan itu sangat mencintainya. Setidaknya dulu perempuan itu mencintainya begitu tulus. Tidak mungkin rasa itu hilang begitu mudah, iya, kan?
Setidaknya itu yang ada di pikiran Ethan yang sedang tidak jernih.
"Kamu tidak punya malu?" Itu kalimat pertama yang perempuan itu ucapkan setelah beberapa lama hanya diam. Dingin dan menusuk.
"A-aku bisa jelaskan... A-ku..."
"KAMU TIDAK PUNYA MALU, HAH???!" Sekali lagi, kalimat itu Joanne lontarkan dengan nada tinggi, memotong kalimat Ethan yang sebelumnya. Nafas perempuan itu memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LE COEUR DE LA MER
Narrativa generaleBahkan apa yang terlihat pun belum tentu yang terjadi sebenarnya. "A woman's heart is a deep ocean of secrets." - Le Coeur De La Mer (The Heart Of The Ocean) Prolog : 22 Desember 2018 Finished : - (on going)