Dirahasiakan

274 3 0
                                    

Sepanjang jalan pulang, Humairah hanya diam saja.Dia bahkan tidak perlu menunjukkan jalan, karna elvano seperti nya tau tempat alamat rumah nya.Hanya butuh sekitar 20 menit untuk sampai dirumah Humairah, tepat didepan rumah Humairah.

Humairah turun dari atas motor Elvano, "Pak? Kok tau rumah saya?"

"Ga tau." Jawab Elvano dengan singkat.

Mendengar jawaban Elvano membuat Humairah melongo bingung, "Lah."

Pagar rumah Humairah di buka kan oleh ayahnya sendiri, Hasan.Elvano langsung turun dari motornya dan mensalami tangan Elvano, "om, apa kabar?"

Hasab tersenyum tipis sambil mengangguk, "Alhamdulillah baik, kamu gimana?"

"Alhamdulillah baik, om."

Hasan menatap Elvano lalu kek Humairah, "kalian kok bisa bersama?"

"Humairah Mahasiswi saya, om"

Humairah plang plongo mendengarkan mereka berdua, sambil minum teh pucuknya.

"Oalah, yaudah Om nitip Humairah di kampus ya, van." Ucap hasan yang dia angguki oleh Elvano.

Elvano mensalami tangan Hasan,
"Saya pulang dulu, Wassalamu'alaikum." Ucap nya sambil naik keatas motor nya.

"Waalaikumsalam, hati-hati Vano." Jawab Hasan yang diangguki kepala, lalu Elvano menggas motor nya melaju ke jalan raya untuk pulang.

"Ayah kenal Pak El?" Tanya Humairah dengan muka cengo nya.

"Kenal, anak dari teman ayah waktu sma." Jawab Hasan dengan santai sambil masuk kedalam rumah.

Di sepanjang jalan pulang, pikiran Elvano melayang ke percakapan dia dan orang tuannya sore tadi.

"Jadi dia yang di jodohkan dengan saya? Mahasiswi saya sendiri?" Ucapnya dalam hati, ada rasa gundah karna itu pasti akan menimbulkan konflik antara dirinya dan Humairah, walaupun dari awal pun sudah ada konflik kecil.

🍁🍁🍁

Pukul 05.00

Tok tok tok

"Humairah! Bangun!" Gina mengetuk pintu kamar putrinya yang kadang sulit dibangunkan jika begadang menonton drama atau anime.

Gina berdecak kesal, dia menarik nafas dalam-dalam."HUMAIRAH!"

"IYA BUNDA IYA INI AIRA UDAH BANGUN!" Sahut Humairah dari dalam kamar nya.

Gina menghela nafas panjang, sangat menguras suaranya."Cepat shalat, katanya ada jadwal kuliah jam 6!"

"LHA IYA BARU INGET!" Mendengar itu hanya membuat Gina menghela nafas panjang.

"Yaudah cepat mandi, shalat, siap-siap kuliah.Bunda buatin roti panggang coklat nya dulu" Setelah mengatakan itu, Gina menuruni tangga dan berjalan kearah dapur.

"Bundaaa" Gina menoleh kebelakang saat mendengar Zubair memanggil dari atas tangga.

"Apa, Bai?" Tanya Gina.

"Bai, mau Indomie goreng dong" Ucap Zubair sambil mengeringkan rambut nya dengan handuk.

"Iya, kamu sudah shalat belum?"

"Udah, tinggal siap-siap ke sekolah."

"Yaudah sana, bunda masakin dulu."

"Okee"

Gina yang akhirnya pergi ke dapur untuk memasak Indomie mie goreng, roti panggang coklat dan teh hangat untuk suaminya.

Sekitar 20 menit, Hasan, Gina, dan Zubair sudah ada di meja makan.Menyantap sarapan mereka masing-masing.

"Papah, Kak Aira beneran mau dijodohin?" Tanya Zubair sambil mengunyah mie nya.

Hasan meneguk teh manis hangatnya, "Iya, jangan bilang kak Aira dulu."

"Bun, Elvano ternyata dosennya Humairah." Ucap Hasan kek Gina, yang membuat Guna hampir tersedak teh hangatnya juga.

"Terus gimana?" Tanya Gina dengan sedikit khawatir.

"Ya ga gimana-gimana, Elvano juga ga bilang apa-apa semalam pas ketemu."

Dear Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang