Hari H

234 4 1
                                    

Waktu terus berjalan hingga surat cuti kuliah yang diajukan Humairah kek universitas di ACC oleh pihak universitas, dia mengambil cuti setengah semester.Jika 1 sementara 6 bulan, maka setengah nya 3 bulan.

Alarm ponsel Humairah berdering kencang, pemilik alarm itu tersentak kaget dari tidurnya.Humairah mengubah posisinya menjadi duduk, dan meraih ponselnya diatas meja samping tempat tidur dan mematikan alaram nya.

"Baru jam 03.30, ngapa alarm nya bunyi? Jangan-jangan seta-" Ucapnya dalam hati tapi terhenti saat pintu kamar nya di ketuk-ketuk.

Tok..tok..

Suaranya ketukannya hilang dan terdengar suara decakan dari luar kamar nya, Humairah menelan ludahnya sedikit takut.

"Aira! Bangun!" Suara Gina, Bundanya.

Humairah menghela nafas lega, "Iya bunda!"

"Gua pikir setan anying!" Ucapnya dalam hati dengan sedikit kejengkelan.

Gina membuka pintu kamar putri nya itu, "Cepatan Humairah! Mandi sana, itu MUA nya udah dateng." Ucap Gina

Kening Humairah berkerut, "Hah?" Otak lemotnya masih memproses.

Gina menghela nafas jengah, Zubair tiba-tiba muncul di belakang Gina.

"Idih penganten apaan ginari baru bangun, belum mandi lagi." Ucap Zubair yang membuat Humairah teringat.

"KENAPA GA BILANG?! ASTAGA ASTAGHFIRULLAH!" Humairah langsung melompat dari atas tempat tidur dan berlari masuk kedalam kamar mandi nya.

Gina menghela nafas panjang, sedangkan Zubair tertawa pelan.

"Jangan lama-lama mandi nya!" Ucap Gina sambil mundur dan menutup pintu kamar Humairah.

🍁🍁🍁

Dirumah Elvano, ibunya dan sepupu perempuan nya juga sedang bersiap-siap untuk pernikahan Elvano dan Humairah.Tante nya juga sibuk menyiapkan seserahan dan keperluan lainnya, sedangkan calon pengantin pria tidak terlihat sejak semalam.

Para perempuan di keluarga Elvano itu sedang berkumpul di ruang tamu, menunggu giliran meka up mereka oleh MUA yang sudah di pemilih oleh ibunya Elvano.

"Bibi, Kak Vano kok dari semalam ga keliatan." Ucap Caca, sepupu Elvano yang 3 tahun lebih muda dari nya.

Ibunya Elvano, Atika Ganisah.Yang duduk bersebelahan dengan Caca di lantai langsung teringat, "loh iya, bibi sampai ga ingat itu anak saking sibuk ngurus nikahnya."

Atika menoleh kek dapur, untung saja ada ayah nya Elvano yang nonggol dari dalam dapur dengan segelas kopi hitamnya, Aditya Al-Ghaisan.

"Ayah, coba cek Elvano.Dia dari semalam ga keliatan." Ucap Atika yang dijawab dengan anggukan kepala dan seruputan kopi dari Suaminya itu.

"Pait banget." Gumam Aditya setelah menyeruput kopinya.

"Oh ya anak perjaka gua, lupa di cek." Ucap nya dalam hati, Lalu dia berjalan kearah tangga dan menaiki tangga menuju kamar Elvano yang berada di pojok lantai 2 rumah.

"Lah, lampu kamar nya nyala, udah bangun kali ya?" Ucap Aditya pelan saat melihat celah pintu bagian bawah yang terlihat terang.

Aditya mengetuk pintu kamar putranya itu, "Nak, sudah bangun?"

Tidak ada sahutan dari dalam, Aditya menunggu sambil menyeruput kopi nya.Sekutar 2 menit kemudian, pintu nya terbuka.


Elvano dengan peci hitam di kepalanya, baju Kokoh putih dan sarung kotak-kotak."El habis shalat tahajud, minta petunjuk sama Allah."

Mendengar ucapan putra nya, kening Aditya berkerut bingung."Maksud kamu? Petunjuk apa?"

Elvano menghela nafas, dia mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya."Ayah, dia kembali semalam, dia telpon El.Dia bilang mau serius sama El kali ini dan minta maaf."

🍁🍁🍁

Siapa dia yang dimaksud?

Kenapa kembali saat Elvano akan menikah?

Bagaimana dengan pernikahan nya?

Bagaimana dengan pilihan dengan keputusan Elvano?

Dear Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang