Pukul 11.00, Humairah dan Elvano berada di tempat wisata Lamongan, Museum Seni Islam Indonesia. Humairah yang memakai gamis karna pemaksaan Elvano, bukan apa-apa alasannya adalah pasti jalan Humairah yang akan aneh nanti dan gamis bisa menutupi cara jalannya.
Keduanya berjalan kearah luar museum, karna hari sudah semakin siang dan mendekati shalat Dzuhur.
Tangan Humairah yang di gandeng oleh Elvano, "Capek?" Ucap Elvano sambil melirik Humairah yang sedari tadi menghela nafas.
"Gerah! Kan saya udah bilang, saya ga biasa pakai gamis." Keluh Humairah dengan wajah masam nya.
"Biasakan, pakai sesekali." Jawab Elvano.
Elvano melirik Humairah yang menggerutu kesal, dia tau Humairah tidak terbiasa.Tapi disinilah peran nya sebagai suami nya Humairah.
"Mau beli ice cream? Atau mau jajan yang lain?" Tanya Elvano sambil melepaskan gandengannya, dia merangkul pundak Humairah dan menarik nya mendekat.
"Dua dua nya boleh? Pak, nyeri.." jawaban Humairah disertai dengan gumam an kecil.
Elvano menghela nafas, "Mau gendong?"
Mendengar itu sontak mata Humairah membelalak, "Enggak!"
Humairah memalingkan wajahnya sejenak karna tersipu malu, tapi ekspresi nya langsung berubah.Jelas di ekspresi nya tergambar ke rinduan yang cukup dalam.
Tanpa pikir panjang, Humairah menjauh dari Elvano, berjalan keluar museum, menghampiri seorang yang seperti nya dia kenal.
"Humairah?" Panggil Elvano sambil mengikuti nya dari belakang.
"Sangkara!" Panggil Humairah, dia sedikit mempercepat jalan nya walaupun harus menahan perih.
Cowok yang berkaos putih dan elana jeans, bersama seorang perempuan berambut se pundak, menggunakan kaos hitam dan Jean kulot, menoleh kearah Humairah.
Itu.. benar Sangkara.
"Sangkara gua." Ucap nya dalam hati.
"Sang-" Ucap nya terhenti saat sebuah tangan melingkarkan tangannya di pinggang nya, tangan Elvano.
"Humairah? Udah lumayan lama kita ga ketemu." Jawab Sangkara dengan nada cukup dingin.
"Gua ga suka nada lu Sangkara." Ucap nya dalam hati.
Tapi, Humairah hanya berani menatap mata Sangkara sambil tersenyum tipis.
"Hai, gua Christiana Margareta." Ucap perempuan disamping Sangkara sambil mengulurkan tangannya kek Humairah.
Humairah mengambil uluran tangannya, "Humairah, teman lamanya Sangkara."
"Panggil aja Tina, tunangan Sangkara."
"Tunangan? Sangkara.." Ucap Humairah dalam hatinya.
Dada terasa seperti ada batu yang meniban dada nya, terasa sesak.
"Pak, jaga Humairah ya." Ucap Sangkara kepada Elvano dengan nada datar.
"Tenang saja, dia istri saya." Jawab Elvano yang tidak kalah datar dan dingin.
"Kamu permisi dulu, ayo sayang." Ucap Sangkara sambil menggandeng tangan Christina, mereka berjalan menjauh.
Humairah menatap Sangkara dari belakang, Elvano yang menyadari itu segera berdehem.
"Ayo." Ucap nya singkat, dia menggandeng tangan Humairah, membawanya ke masjid terdekat.
🍁🍁🍁
Nih double up nya🤍🤍
Maaf ya kemarin ga jadi double apa, mau triple up tapi udah ngantuk.
Selamat membaca gais, thank you! 🤍🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Pak Dosen
Fiksi Remaja"Ihh cantik nya anak bunda." ucap perempuan yang umurnya sekitar 40 tahunan itu, saat melihat anak gadis nya satu-satunya yang akan menikah hari ini. "Sebentar lagi kamu jadi istri orang, patuhi suami kamu" ucap perempuan itu menasihati putrinya. "I...