53

1.3K 42 9
                                    


°°°

Ternyata adara belum tidur. Pikiran adara jadi tidak bisa tenang. Kenapa tadi oliv bisa bersama dengan keluarga arhan. Kelihatannya juga mereka seperti sudah sangat akrab. Sebenarnya arhan dan oliv ada hubungan apa. Kata-kata tersebut berhasil menghantui pikiran adara.

Tiba-tiba suara pintu kamar terbuka. Adara langsung buru-buru memejamkan matanya. Deril pun langsung menghampiri adara.

Deril menatap lekat wajah cantik adara. Deril tersenyum sembari mengusap lembut pipi adara. Perlahan deril mendekatkan wajahnya ke arah wajah adara. Deril menelan ludahnya ketika bibirnya berjarak sejengkal dengan bibir mungil adara. Perlahan deril mendekatkan lagi wajahnya. Hampir menempel, namun deril berusaha membuang pikiran negatifnya. ia pun langsung menegakkan tubuhnya kembali.

Tadi deril hampir saja mencium bibir adara. Deril menghela nafas kasar. Bisa-bisanya terlintas pikiran kotor di pikirannya. Akhirnya pun deril mencium singkat kening adara, Deril berdiri kemudian ia mematikan lampu kamar adara. Setelah itu ia langsung keluar dari kamar adiknya.

Adara membuka matanya kembali. Kini jantung adara berdetak sangat kencang. Tadi adara memejamkan matanya, jadi Adara tidak tau apa yang tadi kakaknya lakukan, namun ia bisa merasakan hembusan nafas dari kakaknya yang terasa sangat dekat.

Karna adara tidak mau terlalu banyak berfikir, akhirnya adara langsung memejamkan matanya untuk segera tidur.

°°°

Hari telah berganti. Dan kini wijaya, deril, dan adara terlihat sedang di depan teras rumah. Adara sudah siap untuk berangkat ke sekolah, ia pun langsung mencium punggung tangan Wijaya.

"Adara berangkat sekolah dulu ya, yah."

Wijaya mengangguk sembari tersenyum. "Kamu Udah kelas tiga, Belajar yang bener ya."

"Iya, yah. Kalo ada jam kosong adara sering ke perpus kok."

"Kamu sering belajar Di perpus?" Tanya deril.

"Enggk, Cuma numpang baca novel doang." Ucap Adara tanpa expresi.

Wijaya dan deril langsung tertawa. Pagi-pagi adara sudah berhasil membuat ayah dan kakaknya tertawa.

"Apa sih, orang ga lucu." Ucap adara datar.

Deril langsung menghentikan tawanya. "Yaudah, yok berangkat sekarang, Abang anter."

Adara mengangguk. "Berangkat dulu ya, yah. Assalamualaikum, ayah."

"Wa'alaikumsallam."

Setelah itu Deril dan adara menghampiri mobil yang sudah berada di halaman rumah. Mereka langsung masuk ke dalam mobil, Setelah itu deril menancapkan gas dan pergi meninggalkan pekarangan rumah.

°°°

Saat di perjalanan, suasana di dalam mobil sangat hening karna deril dan adara sama-sama diam. Beberapa saat kemudian, deril langsung menoleh ke arah adiknya.

"Ra?" Panggil deril.

Adara langsung menoleh. "Iya, bang, kenapa?"

"Kamu gak pacaran kan?"

Adara menghela nafasnya. "Enggk kok, bang."

Deril mengangguk sembari tersenyum. "Bagus."

Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka sampai di depan gerbang sekolah.

"Ntar abang jemput." Ucap deril.

Adara mengangguk, setelah itu adara mencium singkat pipi kakaknya. Deril tersenyum semringah mendapat ciuman singkat dari adiknya.

[POSESIF BROTHER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang