"Berurusan sama gue? Berarti cari maut," -ALVISENA
(Tandai typo)
Senja, Viona, Naila dan Alina, sedang berjalan kearah kantin. Keempatnya, dikenal dengan sebutan ALVISENA, itu diambil dari nama awal mereka.
Alina berjalan mendahului ketiga sahabatnya. Mendekati murid cupu yang duduk di bangku paling pojok.
"Heh!" Alina menggebrak meja. Gavin yang melihat dari sebrang meja menatapnya dengan datar. Tapi Alina tak peduli.
"I-iya, Alina?" Tanya gadis cupu itu dengan pelan, seraya menunduk. Alina berdecak.
"Pesenin gue makanan! Sama temen-temen gue! Cepetan!" Usir Alina cenderung kasar, gadis itu bahkan mendorong si gadis cupu agar cepat berdiri. Gavin hendak berdiri, namun Dean menahannya. "Biarin, urusan cewek," kata Dean santai.
"Ina bakalan bully orang lagi, Yan! Lo nyuruh gue diam aja?" Ujar Gavin tak percaya. "Ck! Lo gak ngerti keadaan! Nanti Lo tanya sendiri ke bini Lo, kenapa dia nyuruh si Gladys!" Ujar Dean malas.
"Biarin aja, Vin, kita lihat aja," ujar Arga seraya menepuk pundak Gavin pelan. Matanya menatap Gladys, si gadis cupu itu dengan dengan pandangan tak biasa. Sulit diartikan.
Alina dan teman-temannya, duduk di kursi pojok yang ditempati Gladys tadi. Gadis itu meletakkan tangannya di dagu seraya menatap bengis para murid yang menatapnya dengan pandangan tak biasa.
"Apa Lo lihat-lihat?!"Alina membentak Gavin. Seketika lelaki itu menunduk, memainkan jarinya. Alina-nya sangat menyeramkan jika melotot.
Seketika seisi kantin berbisik.
Berani banget si Alina, bentak calon pacar gue!
Tapi Gavin nunduk.
Apa mungkin dia takut bentakan Alina?
Tapi mana mungkin, yang ngelirik Gavin aja bakalan dimutilasi. Lah ini ngebentak?
Gladys datang dengan 4 mangkuk bakso dan 4 es jeruk. Ia membawanya dengan bergetar, ia hanya mendalami perannya.
"I-ini pesanan kalian," ujar Gladys. Dalam hati, ia berkata.
Sialan
"Duduk!" Perintah Alina. Gladys menurut. Ia duduk perlahan di sebelah Senja dan Naila.
Viona mendekatkan kepalanya. "Lo duduk sini aja ya, jangan mau disuruh mereka lagi, duduk sama kita nggak akan ada yang berani," bisik Viona. Alina menyodorkan makanannya kearah Gladys yang dibalas tatapan bingung gadis itu.
"Makan disini ya, jangan mau disuruh mereka, kalo mereka bully Lo lagi, bilang sama gue," Alina juga berbisik, seraya tersenyum kecil. Gladys bengong sejenak lalu mengangguk canggung.
"KALIAN SEMUA!" Alina berteriak lantang. Seisi kantin menatap kearahnya. "JANGAN ADA YANG GANGGUIN CEWEK CUPU ITU!" Alina menunjuk Gladys dengan telunjuknya.
"DIA TARGET GUE! SAMPE LO PADA SENTUH DIA SEUJUNG KUKU PUN! GUE JADIIN KALIAN TARGET SELANJUTNYA!" Ujar Alina lantang. Gadis itu akan pergi ke Rooftop. Meninggalkan kata-kata umpatan seisi kantin SMA Cemara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVINDRA
Teen FictionAlina, gadis itu dibuat bingung dengan tingkah Gavin. Lelaki yang kata orang-orang, laki-laki badboy, bengis, kejam dan kasar, tapi tidak kata Alina, kata Alina, Gavin adalah lelaki manja, cengeng dan posesif sekali. Lelaki dingin itu, bahkan bisa g...