"Yuhuuu! Gavindraaaa! We Ra yuu?!!!" Bara berteriak memasuki rumah besar milik Gavindra. Ia celingak-celinguk mencari keberadaan si tuan rumah.
"Ouh! Ternyata suami gue disini?" Ujar Bara ketika sampai di taman belakang, Gavindra sedang berenang di kolam renang itu.
"Sialan! Jijik anjir! Minggat lo! Ngapain Dateng rumah gue?!" Tanya Gavin tak santai. Bara tak menjawab, matanya fokus kepada perut sixpack Gavin, perut kotak-kotak putih itu ketetesan air yang berasal dari rambut Gavin yang basah.
"Anying! Homo Lo ya? Pantes gak laku!" Gavin berlari kedalam rumah dengan melilitkan kimono di tubuhnya. Bara masih mematung.
"Gila! Gue latian setahun aja masih tipis perut gue," Bara memegang perutnya yang bertekstur roti sobek tipis. Punya Gavin?
"INAAAA!"
"IH JANGKREK!" Teriak Bara keget. Gavin berteriak memenuhi mansion besar ini.
"Ina! Tadi masa si Bara ngeliatin perut aku, dia mau ngapain ya Ina?" Tanya Gavin, terdengar di telinga Bara, ia mati-matian menahan suara tertawanya. Lelaki itu bertanya dengan nada polos.
"Mungkin Bara suka kamu, mau hamilin kamu," ujar Alina santai.
"HAH?!" Gavin terkejut-kejut. Bara meledakkan tawanya. Entah Gavin seperti itu hanya pada Alina atau benar-benar polos.
"Ngakak gweh!"
Ekspresi kagetnya Gavin.
"Tolongin! Gue ngakak brutal!" Bara memekik, perutnya bahkan sampai keram kebanyakan tertawa. "Wajahnya nggak kayak kaget kan, Bar? Kayak kena asma stadium seratus," imbuh Alina lempeng membuat Bara ngakak part dua.
"Udah woy! Lo berdua receh banget kalo ngelawak! Perut gue anying! Hamil anak Viona!" Bara tertawa lagi.
Alina mengambil sesuatu dari dalam kulkas. Lalapan kesukaannya. Petai.
"Hiii! Apa itu, Na?!" Tanya Gavin membelalak. Makanan panjang apa yang baru saja Alina keluarkan dari kulkas?!
"Oh ini, ini namanya Pete, mau?" Tanya Alina menawarkan. Membawa Pete yang masih utuh itu dihadapan Gavin.
"Ih nggak ma----Huekkk!" Gavin berekspresi ingin muntah. Menutup hidungnya, wajahnya menandakan mau muntah.
"Bau apa in---Huekkk!" Gavin mengeluarkan air matanya sedikit Kala Alina mengupas Pete itu.
"Haduhhh! Ini makanan keluarga Nayaka woy! Masa nggak suka sih?" Bara mendekat kearah Alina. Alina sudah membuat sambel dan lauk lainnya. Ia mengambil satu Pete dan dicocokkan ke sambel terasi yang dibuat Alina.
"Hummm! Uenak ee!" Pekik Bara keenakan. Alina mengikuti makan Pete, "Heummm! Enak loh, Apin Ndak mau?" Alina menawarkan. Gavin menggeleng tegas. Wajahnya mual.
"Hiii! Apalah mereka apalah!"
"Ih kok kalian suk----Hueekkk! Hueek! Anjir! Aku mau---Hueekkkk!" Dari tadi lelaki itu mengeluarkan air mata, menutup mulutnya, wajah lelaki itu memerah. Syok. Makanan apa itu?
"Enak banget anjir!" Bara memekik, begitu juga Alina disebelahnya.
"YA ALLAH! HILANGKAN PETE DARI DUNIA!" Pekik Gavin, lalu pergi ke Kamar mandi. Perutnya seraya diaduk-aduk dari tadi.
"Ck! Suami Lo, baru tau gue kalo si Gapin gak suka Pete," kata Bara heran, tanganya mengambil Pete terus. Alina mendelik.
"Heh! Gue baru tiga Lo udah delapan, suka apa laper ente?!" Tanya Alina tak santai. "Pete mahal brader! Jangan Lo habisin!" Sungut Alina.
"Dua-duanya, jadi, ijinkan gue makan disini, Lo mending lanjutin masak," ujar Bara tanpa malu. Menarik kursi dan duduk, serta mengambil nasi dan lauk pauk lainnya.
"Ck! Serah Lo Batu Bara!"
***
Tbc.
Ada disini tim suka Pete?
Kalo aku sih, hii, tim Gavin🙏🤣
Komen yaw, biar akuh cemunguttt
Makacihh.
Love you more🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVINDRA
Teen FictionAlina, gadis itu dibuat bingung dengan tingkah Gavin. Lelaki yang kata orang-orang, laki-laki badboy, bengis, kejam dan kasar, tapi tidak kata Alina, kata Alina, Gavin adalah lelaki manja, cengeng dan posesif sekali. Lelaki dingin itu, bahkan bisa g...