Hyyy! Karena aku baik dan aku pernah ngerasain gimana rasanya nungguin cerita apdetan yang lamanya seabad, aku memutuskan untuk apdet sekarang, walau belum mencapai target sih:( Hehe, tapi ndak papa og, kasian kalian kalo harus nunggu lama:)
–Happy reading–
Gadis itu duduk di Rooftop dengan tenang, menghisap sebatang benda yang mengandung narkotika itu dengan amat santai. Matanya mengarah kepada dua orang yang sedang romantis-romantisnya di taman bawah Rooftop.
"Secepat itu ya? Gue udah dilupain ternyata," Gadis itu tersenyum miris. Melihat dua orang itu saling menyuapi bekal sekolahnya satu sama lain membuat hati gadis itu berdenyut nyeri.
"Kenapa harus dia?" Tanyanya berubah datar. Matanya menatap si perempuan dengan matanya yang tajam.
"Kenapa harus Alina, Vin? Kenapa Lo nggak nunggu gue balik?" Monolog Naomi sendu.
Menatap Alina dengan tatapan tak suka, gadis itu kini tengah menyuapi Gavin dengan bekal yang ia bawa. Satu sendok, bergantian. Itu dia yang membuat Naomi meradang. Itu artinya mereka tinut-tinut secara tidak langsung bukan?
"CK! Sialan!" Gerutu Naomi. Hatinya makin panas saja melihat mereka bermesraan.
"Gue udah balik padahal, ternyata, diganti," Kata Naomi lagi.
"Liat terus aja, Naomi, biar Lo nggak punya celah buat ngerusak hubungan gue sama Gavin," Alina bergumam dalam hati dengan seringai kecil menghiasi wajahnya.
***
"Hai Naila!" Rendra mendatangi bangku Naila, duduk di bangku sebelah gadis itu.
"Asu! Kaget gue, Ndra!" Umpat Senja bombastis. Rendra membalas dengan sama. "Apaansih Lo! Kaget tuh kaget aja sih! Nggak usah nyolot!" Semprot lelaki itu dengan sama bombastisnya dengan Senja.
Senja merotasikan bola matanya malas. Rendra memutarkan badannya menghadap Naila dengan senyum mengembang. "Nai Nai!" Panggil Rendra. Naila menolehkan kepalanya serta tersenyum terpaksa.
"Gue punya pantun buat Naila!" Ujar Rendra bangga. "Apaan tuh?" Tanya Viona.
"Ikan hiu makan Bu Jamila"
"Cakepp!" Komentar Viona.
"Siripnya ketancep paku!"
"Azeekk!" Komentar lainnya.
"I Love You Naila! Mau nggak jadi pacarku?!" Ujar Rendra heboh. Menyugar rambutnya kebelakang. Naila meringis. Menatap seisi kantin yang menyoraki mereka berdua.
Senja yang melihat itu tercengang. "Astaghfirullah! Sok iye banget tuh anak anjir! Malu gue jadi sepupunya demi Allah!" Gerutu Senja pelan membuat Viona tertawa kecil.
"Lihat jawabannya Nai," ujar Viona. Mereka memusatkan perhatiannya kearah Naila dan Rendra.
"Gue juga punya pantun, Lo mau denger?" Tanya Naila, Rendra mengangguk semangat. Membayangkan Naila menerima cintanya dan membalas pantun yang sama romantisnya.
"Ikan hiu makan ketupat,"
"Cakep!" Komen Senja.
"Sorry! Selera gue Psikopat!" Ujar Naila. Viona dan Senja menyemburkan tawa mereka keras. Rendra membelalak.
Tolakan Naila menusuk tepat ginjal.
"Yu nolak Babang Rendra, Nai?" Tanya Rendra dramatis. Naila mengangguk tanpa dosa. Suasana riuh menyoraki Rendra yang gagal menembak Naila. Naila emang anak Wattpad banget, menyukai hal-hal yang berbau psikopat, mental health, dan semacam bacaan Wattpad tentang genre trauma lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAVINDRA
Teen FictionAlina, gadis itu dibuat bingung dengan tingkah Gavin. Lelaki yang kata orang-orang, laki-laki badboy, bengis, kejam dan kasar, tapi tidak kata Alina, kata Alina, Gavin adalah lelaki manja, cengeng dan posesif sekali. Lelaki dingin itu, bahkan bisa g...