***
Setelah pulang Sekolah pasti Elan akan menemui Zhivanna, namun sekarang ia tidak sendiri. Kini Elan menuju Rumah Sakit Gardapati ditemani dengan Jesi juga Athar, bahkan mereka pun sama membawakan banyak sekali makanan untuk Zhivanna.
"Gue kangen latihan bareng lo Na, cepetan sembuh ya?"
Zhivanna mengangguk. "Sebelumnya, makasih banget Jes udah mah jenguk gue kesini. Jadi ngerepotin."
"Nggak. Sama sekali nggak ngerepotin kok Na, oh iya gue kesini sama Atha. Dia lagi di depan sama Elan, tapi gue mau ke toilet dulu ya bentar? Kebelet," ucapnya.
Zhivanna hanya mengangguk mengiyakan. Kini ia berada di dalam kamar sendirian tanpa ada yang menemaninya didalam. Namun, pintu kamar tiba-tiba saja kebuka dan menampilkan Athar dibaliknya. Zhivanna hanya tersenyum simpul menatap kehadiran sosok yang ia cintai.
"Elan lagi cari makan keluar buat kita bertiga," ujar Athar dengan lempeng.
"Iya, terus?"
"Gue cuma ngasih tau. Jangan kegeeran, gue kesini karena disuruh Jesi!" tegas Athar dengan nada bicara yang begitu lembut, namun menusuk.
Zhivanna tersenyum memaklumi. "Iya tau kok."
"Bagus deh."
Tidak ada lagi pembicaraan, kini Athar sedang sibuk dengan handphonenya dan Zhivanna yang sibuk dengan notebooknya. Tanpa di sadari pintu kamarnya terbuka sedikit, dibaliknya ada Elan yang sedang mengintip.
"Gimana? Mereka udah mulai deket?" tanya Jesi kepada Elan.
Elan menggeleng. "Athar masih sibuk dengan dunianya sendiri,"
Jesi menghembuskan napasnya gusar. "Lagian lo kenapa sih ngotot banget mau deketin Anna sama Athar? Udah tau tu cowok batu nya nauzubillah!" omel Jesi.
Elan terkekeh kecil. "Gue nggak suka liat Anna sedih terus kaya begitu, ya siapa tau dengan cara gue deketin dia sama Atha suasana hatinya jadi lebih baik."
"Bukannya lo cinta sama Anna?"
Elan dibuat gelagap dengan pertanyaan Jesi barusan, kepalanya menggeleng kaku dengan senyuman kikuknya. "K-kata siapa? Gue cuma mau liat dia bahagia sama pilihannya Jes, nggak lebih."
Jesi tersenyum meledek. "Boong kayaknya dosa deh, mau lo?"
Ceklekk...
Jesi terkaget saat Athar sudah berada di hadapannya, bahkan Elan pun hanya diam kemudian segera masuk kedalam kamar guna menghindari kontak dengan Athar.
"A-Atha..." Gadis itu nyengir lebar sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Athar hanya diam menatap Jesi dengan tatapan elangnya, cowok itupun lantas pergi jauh dari hadapannya. Mau tidak mau Jesi harus menyusul kepergian cowok itu, kalau tidak, nanti dia akan pulang sama siap?
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Rajawali
Teen FictionUmur hanyalah angka, kematian tidaklah harus menunggu hari tua. Maka besok, akulah yang akan mengantarkannya dengan sebuah berita kematianmu. -Secret . . . "Usik kami? Maka pulang tanpa nyawa." -Vanostra Gang- Bagaimana rasanya jika cinta kamu tidak...