21. Hilang

34 13 0
                                    

TANDAI TYPO !!!

TANDAI TYPO !!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sejak tadi pagi Zhivanna tak hentinya misuh-misuh sendiri, ia tidak mau Diaz akan ikut membantunya dalam menyelesaikan masalah terornya. Terutama dibantu oleh anggota Vanostra Gang yang diketuai oleh Athar. Lelaki yang masih ia cintai hingga saat ini.

"Gimana dong Sis?" rengek Zhivanna.

"Ya bagus dong, masalah lo bisa cepet kelar!"

Ia memutar bola matanya, melirik sinis Siska yang terlihat sangat santai. "Bukannya ditenangin kek, gue nggak mau Atha ngebantuin gue tapi gak ikhlas!"

"Kata siapa gue nggak ikhlas?"

Zhivanna terdiam, mengingat-ingat suara berat yang cukup familiar di telinganya. Perlahan Zhivanna menoleh ke belakang, apakah dia—

"Atha?" Kekeh Zhivanna.

Athar mengangkat satu alisnya, "Kenapa? Kaget hm?"

"Suruh Elan nemuin gue di lapang basket. Istirahat!" Tanpa berniat lebih lama lagi disini, Athar segera melangkahkan kakinya keluar dari ruang IPA-1.

Langkah lebarnya membawa Athar untuk berjalan melewati Naura yang baru saja datang ke kelas, gadis itu menenteng tas punggungnya di sebelah pundak. Sebelum cowok itu benar-benar menghilang dari pandangannya, tak sedikitpun atensi Naura teralihkan.

Seringaian Naura tertuju kepada Zhivanna. "Hati-hati loh Na, gimana kalau dia pelakunya?" kaki mungilnya berjalan santai menuju tempat duduknya.

Zhivanna hanya mendengkus kesal, kemudian mengusir Siska yang masih berada di mejanya. Yang diusir hanya diam sesekali meledek temannya yang sedang menahan kesal. Tentu karena Zhivanna tidak terima jika crushnya di tuduh yang tidak-tidak.

"Panjang umur," gumam Siska menyeringai.

"ELAN!" teriak Siska mengagetkan Zhivanna. "Crushnya Anna ke sini, mau ketemu sama lo di lapang basket nanti istirahat!" pekik gadis itu.

"Tumben, ada apa?" tanya Elan santai, sambil mendaratkan pantatnya di kursi. Cowok itu melirik Zhivanna sekilas yang duduk disamping kanannya, sebagai isyarat meminta jawaban dari gadis disampingnya.

Zhivanna menggeleng samar, "Nggak tau, kayaknya mau ngajak gelud." balasnya dengan absrud.

Elan hanya mengangguk kemudian menoleh ke kanan, ke kiri. Mencari keberadaan cowok bernama Rakkina, tumben sekali cowok itu belum berada di kelas. Biasanya cowok itu sudah siap untuk mengusili Siska, hingga cewek itu naik darah.

BRAAKK!

"ASSALAMUALAIKUM..!!" pekik Kina dengan senyuman lebarnya, bola matanya langsung tertuju kepada sang pujaan hati.

"Waalaikumsalam! Sehari lo masuk tanpa teriak bisa gak?!" sewot Siska melempar penghapus putih yang ukurannya lumayan besar.

Siapa sangka jika Kina mampu menangkapnya dengan gaya yang menurutnya keren, cowok itu bahkan sedikit melet, bermaksud untuk menggoda sang gadis. Siska yang melihatnya hanya bergidik ngeri, lalu gadis itu kembali melemparkan buku catatannya, berniat mengusir wajah jeleknya Kina. Lagi-lagi cowok itu menangkapnya dengan cepat, setelahnya Kina terkekeh pelan sebelum akhirnya dia mendecak lidah.

7 Rajawali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang