22. Surprise

49 11 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Apa?!" ulang Siska dan Naura secara bersamaan.

Elan memijat pangkal hidungnya, "Gue nggak tau lagi harus nyalahin diri gue kayak gimana lagi Nau, Sis. Kenapa gue nggak anterin dia aja?" oceh Elan terus menggerutuki kesalahannya.

"Tante Anit pasti ngertiin lo kok El, gak usah begini lah.." bujuk Naura.

Siska mengangguk setuju, "Udah El, ini nggak sepenuhnya salah lo kok. Tante Anit juga udah lapor Polisi kok, kita berdoa aja yang baik-baik buat Anna." balas Siska menenangkan, ia melirik sekilas pada Kina yang hanya diam tanpa ikut bergabung.

Tidak seperti biasanya.

"Kina! Sini lo," panggil Siska.

Ia mengangkat kepalanya, kemudian menatap Siska dengan satu alis terangkat. "Kenapa? Mau nuduh gue juga lo?" tandas Kina melirik tajam.

Sepertinya ada yang tidak beres, Siska terdiam menelan ludahnya kemudian melirik Elan dan Kina secara bergantian. "Lo kenapa? Lagi gak akur sama Elan?" tanya Siska terkekeh pelan.

"Gue lagi serius."

Sekali lagi.

Siska terdiam.

Elan menoleh, ia melangkahkan kakinya menuju Kina, kemudian duduk di samping cowok itu. "Lo marah soal kemarin malam? Gue minta maaf, gue nggak bermaksud ikut nuduh lo kok. Dan buat ucapan Atha, jangan di masukin ke hat—"

"Lo pikir gue cewek yang biasanya lebih mengutarakan segalanya pake perasaan?! Gue cowok! GUE SELALU BERTINDAK PAKE LOGIKA EL. LOGIKAA..!!!" tegas Kina menatap remeh Elan yang diam membatu.

"Lo nyindir gue yang bodoh kemarin?"

"Gue pake logika. Gue nggak akan nuduh temen, apalagi sahabatnya secepat itu karena hasutan orang lain! Gue bisa cari tau semuanya sendiri sampe bener-bener nemuin faktanya." murka Kina masih dengan emosi yang belum stabil. "Nggak kayak lo yang mudah goyah." hardik Kina sembari menyentil keras kepala Elan.

Terlihat tidak sopan. Namun, Elan tidaklah marah. Karena ia sadar, ini kesalahannya, lagi. Cowok itu terlalu mudah mempercayai seseorang, sampai ia terlupa jika ia hampir saja menyudutkan sahabatnya yang tak bersalah.

"Maaf.."

Kina menatap Elan tidak percaya. "Maaf?" ulangi Kina dengan kekehan kecilnya. "Tanpa lo minta maaf juga udah gue maafin El!" pekik Kina memeluk Elan secara tiba-tiba.

7 Rajawali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang