Besok ulangan, tapi santai dulu ga sih?😌✨
Anyway, sejauh ini bagaimana tanggapan kalian tentang 7 Rajawali?
Makin seru?
Atau
Makin ga jelas?Apapun jawaban kalian, tetep ramein ya guys. Biar aku makin semangat memperbaiki alurnya 😘😘
***
Malam ini Ayah dan Ibunya belum kunjung pulang, Naura rasa kantuknya mulai datang. Gadis itu berniat akan ke kamarnya, namun langkahnya berhenti di depan kamar Kakaknya. "Teleponan sama siapa malem-malem begini?" gumam Naura heran.
Naura mendekatkan telinganya ke pintu kayu dengan hati-hati, sampai ia berhasil mendengar percakapan antara Kakaknya dan entah siapa yang menghubunginya.
"Lo mau gue bunuh Anna? Lo, gila? Anna sahabat adek gue!" tekan cowok itu, nada suaranya tanpa sengaja naik saau oktaf.
Damn. Gadis itu terdiam sejenak, kemudian kembali mendengar balasan dari Kakaknya. "Gue nggak semiskin itu, Bianca. Duit 1 miliyar aja bokap gue bisa kasih gue sekarang jug—"
"Jangan gegabah, Ca! Lo mau semakin buat citra gue hancur? Dan sekali lagi. Jangan ancam gue." tekan cowok itu, ia mendesah pendek kemudian setelahnya tidak ada lagi pembicaraan yang mampu Naura dengar.
"ARGHHH!!"
Perlahan pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok gadis cantik dibaliknya. Leo melirik adiknya sekilas, kemudian ia merebahkan tubuhnya di kasur. Dia Naura. Gadis itu berjalan mendekati Leo—kembarannya.
"Bang? Lo—"
"Nggak. Nau." potong Leo.
Naura menggeleng. "Harus gue percaya? Gimana kalo abang gue ternyata beneran ngebunuh sahabat gue sendiri?!" tegas Naura. Jantungnya berdebar kencang, ini adalah kali pertamanya ia membentak Leo.
Leo menunjuk pintu kamarnya yang sedikit terbuka. "Pergi. Gue lagi nggak mau di ganggu, Nau. Pintu keluar ada disana," tunjuk Leo dengan dagunya.
Tidak. Ia harus benar-benar memastikan Kakaknya tidak akan melakukan hal gila itu. "Sampai kapanpun, gue nggak keluar sebelum lo putusin jawab lo Bang! Gue nggak mau punya kembaran pembunuh nantinya." sarkasme Naura mulai keluar, ia menatap tajam kembarannya.
Leo hanya memejamkan matanya, kedua lengannya meremas kuat seprei berwarna navy polos. "ARGHH! GUE SURUH KELUAR YA KELUAR TOLOL!" maki Leo melempari kembarannya dengan bantal.
Naura mengalah untuk saat ini. Ia melangkah keluar, membiarkan Leo sendirian di kamarnya. Membiarkan Leo menimbang-nimbang rencana busuknya nanti. Tetapi, satu harapan Naura. Cowok itu tidak akan melakukannya. Dia tidak meninggalkan kamar Leo begitu saja, Naura masih berdiri di depan kamarnya. Ia menempelkan tubuhnya agar semakin dengan dengan tembok kamar kembarannya.
Di kamarnya, Leo sedang menimang-nimang. Cowok itu menggigit pipi bagian dalamnya, menatap room chatnya dengan Bianca. Tanpa aba-aba cowok itu menghubungi Bianca kembali, "Gue terima. Dengan syarat, jangan pernah ganggu kehidupan Naura!"
Degg
Sungguh mencelos hati Naura saat mendengar keputusan dari Leo, jari-jarinya terkepal kuat. Brengsek. Akankah ia menjadi seorang adik dari si pembunuh nantinya? Naura tidak ingin itu terjadi. Ia harus melakukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Rajawali
Teen FictionUmur hanyalah angka, kematian tidaklah harus menunggu hari tua. Maka besok, akulah yang akan mengantarkannya dengan sebuah berita kematianmu. -Secret . . . "Usik kami? Maka pulang tanpa nyawa." -Vanostra Gang- Bagaimana rasanya jika cinta kamu tidak...