18. Sembilan April

58 44 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ia mengambil langkah lebarnya menuju parkiran dengan kedua rahang yang mengeras, seolah siap akan bertemu dengan musuh bebuyutannya. Dia adalah Athar. Cowok itu menenteng sebelah tasnya di bahu bagian kanan dengan kedua mata tajamnya yang terus mencari sosok yang akan dia temui saat ini.

Tepat di dekat sebuah motor beat, yang entah itu motor milik siapa. Athar berhasil menemukan sosok yang sudah memancingnya kesini, ia semakin mempercepat langkahnya dengan amarah yang menggebu-gebu.

Plakk!!

Tamparan keras terdengar cukup nyaring, mendarat di pipi kirinya Zhivanna dengan mulus. Cowok itu seperti memiliki sebuah masalah besar dengan gadis polos itu, lain halnya dengan Zhivanna. Gadis itu menatap Athar tidak percaya, kedua lengan mungilnya terkepal berniat membalas cowok dihadapannya.

"KENAPA ELO?!" jerit Zhivanna memukul dada bidang cowok itu.

"KENAPA ELO BANGSAT!!" teriak Zhivanna disertai air matanya yang mulai meluncur bebas, terdapat dua hal yang membuat hati Zhivanna sakit saat ini.

Point pertama adalah Athar yang sudah berani menamparnya tanpa sebab. Dan yang kedua, sudah dapat Zhivanna pastikan jika kedatangannya cowok itu kemari adalah hanya untuk membela Jesi. Karena Jesi bilang kepadanya, jika dia yang akan bertemu dengannya sore ini, bukan Athar.

Athar menyunggingkan senyuman devil nya, "Lo pikir Jesi yang ngajak lo ketemuan disini?" tanya balik Athar dengan nada meremehkan. "Stupid," sarkas Athar diiringi kekehan.

Stupid katanya?

Zhivanna tertawa, menertawakan dirinya yang ternyata memang bodoh. Bodoh sudah mencintai sosok lelaki seperti Athar, bodoh karena selama ini ternyata matanya buta soal Athar.

Zhivanna manggut-manggut. "Iyah, iya gue bodoh." jeda sebentar. "Yang lebih bodohnya lagi, gue bisa cinta bahkan sayang sama orang seperti lo Atha!" tekan Zhivanna dengan suara bergetar.

Hampir saja Athar melayangkan tamparannya kembali, namun pergerakannya ditahan dengan kuat oleh seseorang. Dia adalah Rayhan. Rayhan Arkanza Callistio, sebut saja dia salah satu sahabat dekatnya Athar. Karena semua ucapan Rayhan, akan sangat mudah diikuti oleh Athar.

Rayhan menghempas lengan kekar sahabatnya. "Gue kecewa sama lo Tha! Kalo lo nggak bisa ngelembutin cewek, setidaknya nggak usah main fisik! Pilih diem brengsek." tegas Rayhan sembari menatap tajam Athar.

Rayhan memutar bola matanya dengan malas, berjalan mendekati Zhivanna kemudian merangkul bahu gadis tersebut. "Lagian, salahnya cewek ini apa coba hah?! Sampe lo berani main fisik kayak begini Tha? Fatal banget kesalahan Anna?" tanya Rayhan tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Athar.

7 Rajawali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang