20. He knows enough

55 23 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tidak mungkin jika Diaz tidak terganggu dengan suara ricuh malam itu, jelas saja cowok itu terbangun dari alam mimpinya. Bahkan, seingat Diaz ada seseorang yang ngetuk jendela kamarnya beberapa kali. Namun saat ia buka, ia hanya menemukan sebuah tulisan pada kertas yang ditempel di kaca jendelanya.

Jadi, jangan tanyakan lagi mengapa cowok mahasiswa itu kini berada di SMA Rajawali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi, jangan tanyakan lagi mengapa cowok mahasiswa itu kini berada di SMA Rajawali. Ia mencari ke ruang kelas yang ia dapatkan kemarin malam sebagai petunjuk, setahu dia itu adalah kelas Bianca. Maka, tidaklah susah untuk Diaz menemukannya karena cowok itu sudah cukup hapal letak ruang kelas Bianca dan Zhivanna.

"Inisial T?" ulangi Bianca bingung. Ia terlihat sedang memikirkan seluruh nama siswa-siswi dikelasnya yang berinisial T, namun siapa?

"Dia siswa baru di kelas ini," lanjut Diaz memberikan clue kembali.

Siswa baru?"

Bianca terdiam seketika, ia melirik sekilas kearah Neris yang sedang asik mengobrol dengan temannya di belakang sana. Perlahan Bianca menggeleng. Tidak. Tidak mungkin jika Neris. Walaupun ia kemarin menuduh cowok itu tiba-tiba, namun di dalam hatinya Bianca yakin jika Neris tidak akan sejahat itu kepada manusia.

"Ca? Kamu nggak pa-pa?" tampar Diaz mengangetkan Bianca.

Ia tersadar akan sesuatu, kemudian dia menggeleng. "Eem.. Iya, disini ada siswa baru. Dan nama dia kebetulan Tazra Putera Neris, seringnya di panggil Neris." jawab Bianca terlihat ragu-ragu.

"Kamu yakin?"

Bianca mengangguk pelan. "Aku yakin, nggak ada lagi  siswa baru berinisial T di sini Az. Siswa baru yang inisialnya T cuma dia," balas Bianca terlihat lebih yakin daripada sebelum-sebelumnya.

Gadis itu segera membetulkan posisi duduknya, kemudian menatap lekat sang kekasih. "Emang kamu ada urusan apa sama dia? Sampe jauh-jauh segala kesini," ucap Bianca diiringi kekehan kecilnya.

Diaz tersenyum, mengusap pucuk kepala Bianca penuh dengan kasih sayang. "Ada yang mau aku urus sama dia, selebihnya aku kangen sama kamu."

Bianca hanya terkekeh geli, kemudian segera memanggil Neris agar menghampirinya. Ia berniat untuk mengenalkan Diaz dengan Neris, karena Bianca rasa tak ada salahnya ia mengenalkan keduanya 'kan?

7 Rajawali Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang