***
Special Double up karena timnas indo udah berusaha sekeras dan sejauh ini. Bangga sama timnas 🫶🥳
Sorry ya gaes kata-katanya sedikit doang soalnya lagi gak enak badan. Thanks udah mau nungguin cerita ini di up 🤍
.
.
.
"Ji..." Panggil rosie, jisoo pun menoleh dengan tatapan lembut "kenapa sayang? Ada yang sakit?" Tanya nya sedikit khawatir
"Eum.. a-aku......"
"Ada yang lagi kamu fikirin?" Tanya jisoo, rosie mengangguk ragu "apa itu?"
"A-aku takut.."
Ah, jisoo paham.. menjelang kelahiran baby nya, rosie sedang ketakutan. Dulu saat chaeyoung, dia tidak pernah takut apapun justru selalu tersenyum dan bahagia karena anak nya akan lahir, tapi jisoo tak tau arti senyuman itu ternyata untuk terakhir kalinya. Chaeyoung hanya menitipkan pesan untuk menjaga dan merawat bby chae sampai besar nanti, ia tak bisa ikut menjaganya.
Awalnya jisoo berfikir jika itu hal yang biasa di alami oleh wanita yang akan melahirkan, mempertaruhkan nyawa untuk anaknya terlahir. Kali ini jisoo tak boleh kehilangan rosie, bahagia jisoo ada pada rosie. Milik jisoo selamanya, sampai kapanpun.
"Sssttt .. jangan takut sayang, aku kan ada disini, kita semua ada di dekat kamu hurm?" Ucap jisoo yang menenangkan istrinya, mendekapnya sedikit erat. Tubuh rosie bergetar menahan nangis
"A-aku takut seperti chaeyoung.." gumam nya lirih bahkan bergetar, tangis tak bisa ia tahan lagi
"Ssttt ... Udah sayangg, tenang oke? Aku akan selalu dampingin kamu ko buat lahiran nanti"
"Sama seperti chaeyoung?" Jisoo mengangguk "iya sayang, dulu saat chaeyoung melahirkan juga aku selalu disampingnya. Sekarang aku pun akan selalu disampingmu sampai bby kita lahir hurm? Kamu harus kuat sayangg, ada bby chae juga menunggu kelahiran kamu, menunggu mommy nya dan adik bayi. Kalian harus tetap hidup dan sehat.. oke?" Jelas jisoo yang selalu menenangkan rosie, rosie mengangguk kecil. Hatinya mulai janggal. Ntah perasaan apa, ia mulai merasakan tak enak dihati.
"Ji..."
"Heum?.."
"F-firasatku buruk.."
Degg
"M-maksudnya sayang? Sayang plis, jangan bicara macam-macam dulu oke? Kamu lagi hamil, bulan depan kelahiran kamu. Kita tinggal nunggu beberapa minggu lagi" ucap jisoo berkaca- kaca menatap rosie, rosie terisak pelan
"A-aku gak tau ji, rasanya sesak disini" ucap rosie memegang dadanya
"Ya tuhan, rosie! Demi apapun, jangan buat aku takut lagi sayang.. aku gak mau kehilangan kamu. Pliss tetap bertahan"
Entahlah apa yang terjadi dengan rosie, ia selalu merasakan kejanggalan. Firasat buruk menghantui nya, apa yang ia fikirkan dan rasakan itu selalu membuatnya kebingungan
"Janji ya kamu akan selalu ada disampingku?" Tanya rosie sekali lagi matanya sudah dipenuhi tangisan, jisoo mengangguk
"Iya sayang! Aku janji, udah yaa kita tidurr. Kamu istirahat, jangan banyak fikiran nanti kenapa-kenapa sama bayi kita"
"Dalam keadaan apapun jangan pernah tinggalkan aku sayang, aku sangat mencintaimu.. apapun akan aku lakukan untuk bahagia bersamamu dan anak-anak kita. Jangan tinggalkan aku, pliss.. aku sudah cukup kehilangan chaeyoung, sekarang aku tidak mau kehilangan kamu, bby chae atau bby kecil kita" ucap jisoo pelan tak kuasa lagi menahan air matanya. Rosie menangis di dekapan jisoo. Tak ada yang bisa menjawab ada apa dengan rosie?
"Kamu senja yang paling indah, kamu diamond yang aku miliki, hartaku, cintaku, dan separuh hidupku. Tolong bertahan, aku mencintaimu.." ucap jisoo
"A-aku ..."
"Sayang... Please... Jangan bicara aneh-aneh lagi ya?" Pinta jisoo dengan wajah yang memelas
"Ish!" Rengut rosie melepaskan pelukan jisoo
"Aku lapar ji" rengek rosie pada jisoo yang tercengang "ha?!"
"Ha he ho! Aku lapar. L.A.P.A.R. Do you understand daddyy?!!!" Ucap rosie ketus diakhiri penekanan, jisoo tersadar lalu terkekeh kecil. "Ya ampun sayang! Tadi lagi mellow, sekarang tiba-tiba lapar" ucapnya menggelengkan kepala,
rosie memicingkan matanya "apa? Gak suka?! Gak mau nurutin huh?! Yauda aku cari makan aja sendiri kebawah!" Ketus rosie yang ingin beranjak dari ranjang namun di tahan oleh jisoo "eiyyy.. istriku ngambek hurm? Yauda ddy cariin makanan di bawah ya, bbyy mau apa hurm?" Tanya jisoo seraya mengelus perut buncit rosie yang berbicara pada bby nya. Pipi rosie memerah menahan malu, seumur-umur jisoo baru kali ini menyebut rosie 'istriku' biasanya tak pernah. Aish..
"Ch! Yang di tawarin cuman anaknya doang, mommy nya nggak" dumel rosie, jisoo tertawa "hahaha sama saja sayang.. kan yang makan mommy nya, yang nerima bby nya" rosie menggerlingkan matanya malas
"Yauda mau makan apa?"
"Eum.. pizza?"
"Huh? Pizza malem gini?"
"Emang kenapa? Order kan bisa!"
"Oke oke. Terus mau apalagi?" Tanya nya seraya memainkan ponsel
"Mmm.. burger? Sama .. French fries"
"Itu aja?"
"Pizza nya yang jumbo ya!" Semangat rosie, jisoo membelakkan matanya "what?"
"Apa?!" Ketus rosie menatap tajam jisoo
"E-eh.. oke, ada lagi sayang? Biar sekalian"
"Itu aja dulu deh".
"Minum nya susu atau air putih aja ya sayang, jangan soda. Gak baik" ucap jisoo, dengan patuh rosie mengangguk. Yang penting ia bisa makan!
Dengan lincah jemari jisoo memesan makanan yang rosie inginkan.
Dugg
"Awwsshh!!"
