Chapter 1: Reset

464 41 2
                                    

Note: awalan dengerin ini deh..lebih masuk ke story nya ..🤭🤭🤭

Let's go!

Let's go!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ej POV

Aku gak nyangka hidupku bakalan sesingkat ini pada awalnya. Aku gak tahu kalau ini adalah hari terakhir aku melihat dunia. Padahal pagi tadi,aku masih baik-baik saja. Aku masih bangun terlambat seperti biasa. Aku masih memarahi koki di rumahku yang memasak tidak sesuai dengan seleraku. Aku juga masih kasar pada supir pribadi Ayah yang setiap pagi mengantarku pergi sekolah. Aku juga masih membuli anaknya yang sebenarnya Ketua kelas di kelasku.

Aku merasa lucu padanya. Cowok dengan nama Fuma itu tiap hari aku bulli. Tiap hari aku suruh-suruh. Tiap hari aku marah-marah. Dia hanya diam. Gak ada perlawanan sama sekali. Padahal kalau dia mau,dia bisa saja memukuliku sampai bonyok dengan badan berotot nya itu. Sayangnya setiap ancaman yang kulakukan padanya tentang Ayahnya,membuat dia selalu menahan diri.

Di sekolah aku juga masih merampas uang-uang milik beberapa anak. Lumayan aku bisa beli beberapa Putung rokok. Ya..aku mulai merokok sejak SMP. Pengaruh lingkungan mungkin dan gak ada yang coba menegurku. Makanya keterusan sampai sekarang.

Oh ya.. ngomong-ngomong sejak tadi aku belum melihat batang hidung Nicholas. Sejak pertengkaran kami lusa,dia tiba-tiba menghilang begitu saja. Orang-orang bilang kalau saudaranya ada yang mati. Aku tidak tahu siapa. Toh tidak penting juga.

Barulah saat pulang sekolah, seseorang mengatakan padaku jika yang mati itu adalah sepupu Nicholas. Kalau gak salah namanya Maki. Aku terdiam beberapa saat.

Ya..Maki. Bocah itu anggota klub band sekolah kami. Beberapa hari lalu dia bikin masalah denganku. Aku marah dan membayar beberapa preman untuk menghajarnya. Setahuku dia masuk rumah sakit,tapi kupikir tidak separah itu. Hingga lusa,Nicholas menghajarku karena keadaan Maki memburuk. Sejujurnya aku merasa sangat bersalah saat itu. Namun,setiap kata-kata Nicholas membuatku naik darah. Kami bertengkar. Saling jotos bahkan sampai kami rasanya sudah gak sanggup berdiri.

Tiba-tiba dia menghentikan pertengkaran kami lalu pergi setelah mendapat telepon. Hingga sekarang dia tidak masuk sekolah. Ternyata telepon saat itu mengabari kalau Maki dalam kondisi kritis dan akhirnya meninggal kemarin. Aku...tidak tahu jika bisa separah itu.

Saat pulang sekolah,aku berniat untuk pergi ke makam Maki. Hah..aku jahat! Aku tahu! Setidaknya aku punya niat baik untuk meminta maaf padanya nanti. Aku baru saja keluar dari toko bunga. Aku tidak tahu bunga apa yang Maki suka,jadi aku membeli beberapa tangkai tulip putih sebagai permintaan maaf yang tulus. Pemakaman umum sudah dekat. Itu ada di seberang jalan.

See The Star With u  [ END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang