07

584 102 40
                                    

Vero baru saja sampai di rumah tempat tinggal adiknya dan kenapa mereka sangat ceroboh rumah itu tidak di kunci sama sekali.

Vero duduk di sofa yang ada di ruang tengah menunggu Jennie yang sepertinya masih mengantarkan Lisa. Hingga tak lama kemudian terdengar suara deru mesin mobil.

Jennie cs masuk kedalam rumah, sepertinya mereka sudah mengantuk namun suara seseorang mengehentikan langkah mereka yang berniat menuju kamar masing-masing.

" Sini duduk dulu kalian" Jennie menurut sedangkan seulwen memilih berlari menuju kamar.

" Haist woy sini dulu"

" Udah gak papa mungkin mereka ngantuk, sekarang jawab yang bener ngapain tadi ke tempat kayak gitu?" Vero menatap Jennie dengan serius sedangkan Jennie biasa saja karena merasa tak bersalah.

" Ya kita cuma ngikutin Lisa aja, kita tadi ketemu di mall curiga aja sama pacarnya, soalnya kalau di sekolah cowoknya suka bully orang" mendengar penjelasan dari Jennie, Vero mengangguk-anggukkan kepalanya.

" Terus omongan Lo tadi beneran suka sama dia?"

" Iyalah dia tuh queen bee di sekolah gue suka sama dia, terus kak Vero juga ngapain tadi kayak maksa banget pengen nganterin crush gue"

" Karena dia cantik" ucap Vero santai namun membuat Jennie tak santai.

" Heh jangan ngadi-ngadi ye, Lisa gebetan gue. Kak Vero jangan gitu dong"

" Kan gue cuma bilang cantik bukan suka"

" Alah nanti juga kakak bakal suka"

" Udah-udah sekarang gue tidur dimana?"

" Di sofa aja bye" Jennie kesal karena kakaknya memuji Lisa, bukan apa-apa Jennie takut ditikung kakaknya, padahal mah gak mungkin Jen Jen.

" Lah gue gak mau, bareng Lo atau gue pacarin Lisa?" Ucap Vero berniat menggoda Jennie

" Iya-iya, awas aja kalau sampai suka sama crush gue"

" Nggak Jen takut banget ya, padahal Lisa aja belum tentu suka sama gue ataupun Lo"

" Gue jamin Lisa bakal suka sama gue"

" Iya deh kakak doain" Vero terkikik baru kali ini dia melihat Jennie sampai seperti itu, bahkan hanya karena seorang perempuan. Vero harap adiknya akan mendapatkan seseorang yang mau menerimanya dengan apapun kelebihan dan kekurangan Jennie.








Lisa merenung sejenak setelah kepergian Jennie dan teman-temannya, Lisa bergegas menuju kamarnya. Kebetulan mama mendadak ada kerjaan di luar kota, jadi Lisa hanya sendirian. Tapi ada art dan juga satpam yang menjaga rumah.

Sebenarnya Lisa tak pernah ingin memiliki hubungan dengan Juan, hanya saja laki-laki itu terus memohon hingga berakhir memaksanya. Terlebih Lisa tau kalau sebelumnya Juan juga sempat mendekati kakaknya.

Maka dari itu Lisa mencoba mencari keuntungan dengan hubungan yang tak diinginkannya. Lisa yakin hilangnya sooya kemungkinan besar ada sangkut pautnya dengan Juan.

" Kak sooya tadi aku ketemu orang yang mirip kakak, tapi dia gak lembut kayak kakak. Kalau kakak ada pasti sekarang kita lagi maraton Drakor apalagi mama lagi gak ada" lisa tersenyum sendu kembali mengingat kenangan bersama kakaknya.

Sooya memang memiliki hobi bermain game dan menonton drama, tak jarang Lisa dipaksa untuk menemani kakaknya bergadang semalaman, hingga terkadang mama Safira akan menegur mereka.

" Aku akan terus nyari kakak sampai kakak ketemu dalam keadaan apapun, aku janji kak Sooya"

Lisa memutuskan untuk ke kamar mandi wajahnya terasa lengket mungkin karena sempat menangis, apalagi dia tak menyangka dengan kejadian di bar tadi. Lisa hampir akan dilecehkan.






SMA Melati Putih ( Secret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang