Hari mulai siang dan Stella masih terus membolak-balik halaman tabloid Ibu & Anak. Dia masih menunda pekerjaan rumah seperti mencuci piring atau memasak. Setelah merasa sedikit sembuh dari pusing, barulah Stella bangkit dari bermalas-malasan dan melangkah menuju dapur.
Saat itulah terdengar pintu pagar dibuka.
'Siapa yah? Apa mungkin kurir yang mengantarkan surat atau paket?' Pikir Stella dalam hati.Saat melihat dari jendela, Stella melihat Pak Kuncoro sedang membawa kantong kresek hitam besar maka Stella membuka pintu rumahnya.
"Oh.. saya kira siapa. Gimana Pak Kuncoro?" tanya Stella.
"Mbak Stella kok di rumah? Tidak kerja hari ini?" balas Pak Kuncoro sedikit terkejut.
"Oh.. nggak.. Pak. Soalnya hari ini badan agak kurang sehat, kepala juga pusing.." jawab Stella.
"Oh begitu.. Ini saya mau ambil sampah. Biasanya Bu Kuncoro yang mengambil sampah di keranjang belakang. Tapi tadi tiba-tiba saja Bu Kuncoro juga tidak enak badan.." ujar Pak Kuncoro.Meskipun sedang malas berbasa-basi, Stella tidak mau tidak sopan terhadap tetangganya ini.
"Oh begitu. Sampahnya ditaruh depan rumah saja, Pak. Nanti diambil sama tukang sampah yang keliling kan?" ucap Stella.
"Iya, Mbak, kalau diletakkan di keranjang depan, pasti diambil tukang sampah kompleks." jawab Pak Kuncoro.
Stella mengangguk dan mempersilahkan Pak Kuncoro masuk.
"Em.. maaf Mbak. Tapi boleh saya minta segelas air putih? Saya haus sekali." tanya Pak Kuncoro.
"Tentu saja boleh.. Pak. Kan sudah biasa? Anggap saja rumah sendiri. Biar saya saja yang mengambilkan. Bapak duduk dulu." Kata Stella sopan.Ketika kembali dengan segelas air putih, Pak Kuncoro sudah duduk di ruang tengah. Dengan cepat Pak Kuncoro meneguk air putih dan mengembalikan gelasnya pada Stella. Ibu muda yang cantik itu mencoba mengambil gelas, tapi sebelum sempat menarik gelas, tangan Stella sudah ditarik oleh Pak Kuncoro. Tubuh Stella tertarik ke depan ke arah pelukan Pak Kuncoro. Dengan sigap Stella memutar tubuh sehingga Pak Kuncoro kini berada di belakangnya dan mencoba lari, tapi Pak Kuncoro terus memegang tangan Stella dan memeluk tubuhnya.
Saat mereka bergumul gelas yang dipegang Stella terlempar hingga pecah berkeping-keping. Tangan Pak Kuncoro mulai nakal meraba-raba dada Stella yang kenyal dan padat lalu meremasnya dengan sangat keras hingga terasa sakit. Stella membungkukkan badan ke depan mencoba melepaskan diri dari pelukan erat Pak Kuncoro. Semua usaha Stella sia-sia. Untuk bisa mempertahankan keseimbangan diri, Stella harus mundur ke belakang. Tanpa dikomando, Pak Kuncoro segera beraksi. Pria tua itu menyelipkan selangkangannya yang sudah membusung besar ke lipatan pantat Stella. Tangannya juga meremas buah dada besar, kencang dan padat milik Stella dengan sangat kasar. Stella mengernyit kesakitan.
"He-Hentikan, Pak!! A-Atau saya akan teriak minta tolong!" kata Stella terbata-bata. Dia sangat ketakutan.
"Coba saja Mbak Stella teriak minta tolong.. apakah ada yang datang menolong, diluar sedang hujan dan aku yakin tidak akan ada yang mendengar. Aku tau yang dibutuhkan Mbak Stella adalah ngentot dengan laki-laki sejati yang bisa memberikan kehangatan dikala hujan dan kenikmatan juga kepuasan tak terhingga. Setelah kita ngentot nanti, Mbak Stella akan menjadi seorang wanita yang mendambakan kontol besar setiap hari." kata Pak Kuncoro sambil terengah-engah penuh nafsu.Setelah berusaha mengatasi kepanikan, Stella mencoba melawan. Tangan Stella meraih rambut Pak Kuncoro, memaksa pria tua itu menunduk dan dengan sekuat tenaga Stella menyepak kontol Pak Kuncoro.
"Aduh! Lonte!! Pelacur!!!" pekik Pak Kuncoro kesakitan.
"Mau dibikin enak malah ngelawan.. dasar lonte.. gak tau diri.." lanjut Pak Kuncoro marah.Pria tua yang mesum itu pantas menerimanya. Dengan nekat Stella mencoba kabur ke pintu depan sambil melewati Pak Kuncoro yang sedang kesakitan. Kesalahan besar. Tangan Pak Kuncoro menarik rambut Stella dan membanting tubuh si cantik itu ke lantai. Stella yang jauh lebih ringan terbanting dengan keras. Pak Kuncoro melepaskan rambut Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Nafsu Para Pria
FantasyIni adalah cerita fiksi. Nama atau orang, karakter apapun, bisnis atau tempat, peristiwa atau kejadian adalah fiktif. Kemiripan apapun dalam cerita dengan peristiwa aktual hanya kebetulan. Cerita dalam novel ini mengandung cerita 21+ dan tidak cocok...