Siang itu Stella dan Pak Kuncoro akhirnya mendapatkan sebuah apartemen siap huni. Apartemen yang sederhana, saat masuk ke apartemen di sebelah kiri terdapat kitchen set dan di kanan kamar mandi, di samping kitchen set ada sebuah meja makan lalu di samping meja makan terdapat sebuah TV plasma diatas sebuah meja panjang dan TV plasma tersebut berhadapan langsung dengan sebuah ranjang spring bed ukuran 160x200cm, lalu di samping spring bed tepatnya di tembok kamar mandi terdapat sebuah sofa yang menghadap ke sisi ranjang dan balkon dan balkon tersebut hanya ditutup dengan gorden.
Setelah melakukan transaksi dan menandatangani surat perjanjian sewa apartemen, Stella dan Pak Kuncoro menuju kantin untuk makan siang tanpa disadari oleh Stella dan Pak Kuncoro dua pasang mata sejak tadi memperhatikan keduanya. Mereka tentu saja mengagumi kecantikan wanita muda itu dan merasa iri dengan pria tua itu.
Setelah makan siang Stella dan Pak Kuncoro kembali ke apartemen yang baru saja mereka sewa, di apartemen Stella menjelaskan bahwa saat pertama kali diperkosa sebenarnya dia sangat membenci tetangganya itu ditambah dengan peristiwa di pos kamling kebencian Stella terhadap Pak Kuncoro semakin tinggi, tetapi diakui juga oleh Stella sebenarnya ia menikmatinya.
Keberanian dan perbuatan Pak Kuncoro tadi pagi saat Stella mandi sungguh mengubah pribadinya dan entah kenapa Stella mengatakan bahwa dia menyukai kalimat bahwa kontolnya akan menjadi tuan atas memeknya dan bahwa 100% kenikmatan yang didapat oleh Stella akan berasal dari kontolnya di tambah dengan ancaman Pak Kuncoro yang mengatakan bahwa sebentar lagi dia akan meniduri Stella kapan saja tanpa harus takut pada Rendra suaminya.
Stella takut jika Pak Kuncoro nekat mendatanginya setiap pagi hanya untuk mengentoti dirinya dan diakui Stella dirinya sangat menikmati kontol besar tetangganya melesak keluar masuk liang memeknya. Oleh sebab itu Stella memutuskan untuk mengikuti keinginan Pak Kuncoro dengan syarat Stella minta diperlakukan dengan lembut dan tidak dikasari apalagi disakiti, maka dari itu Stella pun menyewa apartemen ini.
Stella juga mengatakan bahwa Pak Kuncoro mengentoti dirinya karena nafsu yang ingin menikmati tubuhnya, sebaliknya Ibu muda cantik beranak satu itu juga mengatakan bahwa dirinya akan memberikan kenikmatan tubuhnya pada tetangganya dan setiap saat bersedia untuk dientot oleh pria tua itu dan ia pun ingin menikmatinya, oleh karena itu Stella minta Pak Kuncoro tidak memukul dan menyakiti dirinya secara fisik.
Ibu muda cantik itu juga mengatakan dirinya menyukai kekasaran Pak Kuncoro hanya pada saat menyetubuhi dirinya sehingga tidak akan menolak Pak Kuncoro mengentotnya dengan kasar selama tidak menyakiti secara fisik maupun memukul dirinya.
Setelah mendengar penjelasan dan permintaan Stella, Pak Kuncoro berjanji akan memperlakukan dengan baik dan tidak akan menyakiti dirinya secara fisik. Pria tua itu mengatakan bahwa dia hanya ingin bisa menikmati tubuh molek Stella dan akan memberikan kenikmatan dan kepuasan pada Ibu muda cantik itu. Akhirnya tanpa paksaan Stella berdiri dan menarik Pak Kuncoro untuk ikut berdiri, Stella memeluk tubuh tetangganya kemudian mencium bibir Pak Kuncoro.
Pak Kuncoro membalas ciuman bibir dengan Ibu muda cantik beranak satu itu dan juga membalas pelukannya, Stella melepas ciuman bibir mereka lalu melucuti pakaiannya dan membiarkan pakaiannya tergeletak di lantai. Stella melepas kemeja ketat tanpa lengan lalu meloloskan rok mini ketat dari tubuhnya, kemudian Ibu muda cantik istri Rendra melepas bra dan celana dalamnya. Melihat Stella telanjang Pak Kuncoro kemudian melepas kaosnya dan bertelanjang dada, pria tua itu langsung menarik tubuh Ibu rumah tangga muda cantik itu kembali ke pelukannya.
Keduanya berciuman dengan penuh nafsu, saling bertautan lidah, dan saling menghisap lidah. Stella merabai dan meremas punggung juga kepala tetangganya, sebaliknya Pak Kuncoro mengelus dan meremas pantat juga buah dadanya. Beberapa saat kemudian Pak Kuncoro memutar tubuh si cantik istri Rendra, pria tua itu berdiri di belakang Ibu rumah tangga muda itu lalu mencium, menjilat dan menghisap tengkuk serta lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Nafsu Para Pria
FantasiaIni adalah cerita fiksi. Nama atau orang, karakter apapun, bisnis atau tempat, peristiwa atau kejadian adalah fiktif. Kemiripan apapun dalam cerita dengan peristiwa aktual hanya kebetulan. Cerita dalam novel ini mengandung cerita 21+ dan tidak cocok...