Bab 15 Desahan Nikmat

6.1K 28 2
                                    

Stella sedang memandangi dirinya sendiri di dalam cermin ketika suaminya masuk ke dalam kamar, ia terkejut dan bersiap karena mengira yang masuk adalah Pak Kuncoro. Wanita cantik itu langsung menghembuskan nafas lega begitu tahu yang masuk adalah suaminya.

"Kamu selalu cantik, sayang. Tidak perlu berkaca terlalu lama." Kata Rendra sambil mendekap tubuh istrinya dengan mesra.

Stella tersenyum manis dan membiarkan kehangatan penuh cinta yang diberikan suaminya memberikan kedamaian setelah tadi sempat tegang takut Pak Kuncoro nekat masuk ke kamar tidur. Tangan Rendra yang nakal membelai tubuh istrinya yang masih mengenakan kimono. Dengan hati-hati sekali Rendra membuka bagian atas kimono itu dan membelai buah dada Stella. Puting susu Stella menonjol ke depan dan dimainkan Rendra dengan lembut.

"Ooccchhhh.. aku menyukai sentuhanmu.. aaccchhhh.." Stella mendesah penuh kenikmatan.
"Aku sangat mencintaimu." ucap Rendra memeluk istrinya erat-erat.
"Aku lebih mencintaimu daripada kau mencintai aku, Mas." balas Stella.

Rendra mengecup bibir istrinya dengan lembut, tidak ada kekasaran yang dirasakan oleh Stella, hanya usapan bibir penuh cinta yang sangat didambakannya. Sayangnya Rendra tidak tahu kalau bibir yang sama juga sudah beberapa kali dinikmati oleh tetangganya yang cabul.

"Sudah mau berangkat kerja, Mas?" tanya Stella.
"Iya.. aku sudah siap berangkat.." balas Rendra.
"Kylie?" tanya Stella lagi.
"Diantar Pak Kuncoro. Kamu berangkat siang?" balas Rendra.
"Iya. Katanya Anis sama Dodit mau jalan-jalan ke mall, aku mau numpang." ucap Stella.
"Ya sudah kalau begitu, tadinya aku kira kamu mau diantar Pak Kuncoro juga.." kata Rendra.

Nama itu seketika membuat selangkangan Stella gatal, bayangan memeknya dimasukin oleh kontol besar milik tetangganya. Tiap kali Rendra menyebut nama pria tua bejat tetangganya, seluruh tubuh Stella terasa terbakar oleh nafsu birahi. Batinnya menjerit-jerit kenikmatan namun tidak ada kata-kata yang terucap. Maafkan aku, Mas. Maafkan istrimu yang telah membiarkan diri dinodai oleh tetangga yang kurang ajar itu. Maafkan istrimu yang tidak mampu menjaga diri. Banyak yang ingin terucap, tapi bibir Stella tetap terkatup rapat.

"Nanti pulangnya jangan malam-malam ya, Mas." kata Stella manja.
"Memangnya kenapa? Kalau tidak ada rapat sore aku bisa pulang jam pulang kantor, kalau ada rapat sore mungkin agak malam." ucap Rendra.
"Sudah beberapa hari ini kita tidak bercinta, aku kangen sekali sama kamu." kata Stella pura-pura menggelayut manja di pelukan sang suami.
Rendra tertawa dan mencium bibir Stella sekali lagi.
"Gampang, nanti bisa diatur." ucap Rendra.
"Aku berangkat dulu ya, sayang." Lanjut Rendra.
"Iya, mas. Hati-hati." balas Stella.

Rendra meninggalkan istrinya dan membuka pintu kamar lalu melangkah keluar. Belum sampai satu menit, Rendra kembali lagi ke kamar dengan keringat bercucuran.
"Mas? Kamu kenapa? Kamu sakit?" Stella terkejut melihat suaminya dan mengambil sapu tangan, dengan hati-hati diusapnya keringat Rendra.
"Nggak tau nih, nggak sakit kok, hanya saja perasaanku tiba-tiba tidak enak." ucap Rendra.
"Kamu yakin tidak apa-apa? Aku telpon ke kantor saja ya, minta ijin?" kata Stella mulai khawatir.
Rendra tersenyum dan mencium dahi Stella.
"Aku tidak apa-apa kok, sayang. Bener. Apapun yang terjadi, aku selalu mencintai kamu." balas Rendra.
"Aku juga, Mas." ucap Stella.
"Aku berangkat ya." kata Rendra.
"Iya, Mas.." balas Stella.
Perasaan Stella tidak enak.

Beberapa saat kemudian Stella keluar dari kamar tidurnya dan bertemu dengan Dodit dan Anissa.
"Mbak Stella nanti jadi diantar ke kantor? Mbak Stella jalan jam berapa?" Tanya Anissa.
"Ga jadi Nis.. Mbak hari ini di rumah saja.. Mbak mau beres-beres rumah.." balas Stella.
"Baiklah Mbak.. kalau begitu hari ini aku dan Mas Dodit mau ke mall sama Ibu.. mungkin malam baru pulang.." ucap Anissa.
"Iya.. gapapa.. kalian hati-hati dijalan ya.." balas Stella.
"Iya Mbak.. terima kasih.." ucap Anissa.

Jebakan Nafsu Para PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang