Pak Kuncoro mengelus seluruh tubuh Stella tanpa ada perlawanan sama sekali. Seluruh perasaan dan keinginan Stella untuk melawan hilang ditelan oleh kenikmatan orgasme yang baru saja dirasakan. Pak Kuncoro mengecup pantat Stella yang bulat, mulus dan kencang. Beberapa kecupan meninggalkan bekas cupang memerah di pantat Stella. Pria tua itu merenggangkan kedua sisi pantatnya dan mulai menjilat lubang kecil yang berada di tengah, tepat di atas bibir memek Stella yang masih meneteskan cairan sperma. Lubang anus Stella dibuka sedikit melebar dengan dua jempolnya.
Tanpa aba-aba, Pak Kuncoro mencelupkan jari ke dalam memek Stella menciduk cairan sperma yang bercampur dengan cairan cintanya yang meleleh di dalam lubang memek wanita cantik itu dan mengoleskannya di seluruh anus Stella yang menantang. Pak Kuncoro melumasi dubur Stella dengan cairan cintanya sendiri, dia berniat menusukkan jari jemarinya ke dalam lubang kecil yang sangat sempit itu.
"Renggangkan kakimu!" bentak Pak Kuncoro.
Stella hanya bisa menuruti dengan isak tangis yang tertahan, Ibu muda yang cantik itu pasrah dan merenggangkan kakinya melebar. Jari jemari Pak Kuncoro terus melumasi dubur Stella dan masuk ke dalam tanpa mengindahkan rasa sakit yang menyiksa wanita cantik itu. Stella mengernyit kesakitan. Siksaan Pak Kuncoro sangat tak tertahankan olehnya. Stella melompat ke depan dan berusaha menggeliat melepaskan diri dari tusukan jari jemari Pak Kuncoro di anusnya tapi Pak Kuncoro ikut bergerak maju dan menindih tubuh Stella.
Pak Kuncoro terus memasukkan jari demi jari ke dalam dubur Stella sementara Ibu muda beranak satu itu meronta-ronta kesakitan. Rongga di dalam anus Stella perlahan melebar karena jari yang masuk ke dalam makin lama makin banyak. Stella menjerit-jerit tapi Pak Kuncoro tetap melaksanakan niatnya. Setelah dirasa cukup melumasi, Pak Kuncoro menarik jarinya keluar dari lubang anus Stella.
"Membungkuk! Ayo cepetan! Lelet amat sih? Naikkan pantatmu tinggi-tinggi! Aku pengen perawani lubang anusmu!" maki Pak Kuncoro.
Walaupun hatinya menolak, tapi Stella sangat ketakutan. Apa yang harus dilakukannya? Apakah dia harus menyerahkan lubang anusnya pada pria tua yang sangat bejat ini? Tidak ada jalan lain Stella menurut dan membungkuk. Dia mengangkat pantatnya yang bulat dan mulus tepat di hadapan Pak Kuncoro. Stella bisa rasakan kontol Pak Kuncoro dieluskan di tengah-tengah pantatnya.
Wanita cantik itu melelehkan air mata saat ujung kontol Pak Kuncoro ditempelkan di bibir anusnya. Pak Kuncoro memejamkan mata dan menikmati saat-saat terindah hidupnya ini. Sudah saatnya dia memeluk tubuh Stella.
"Masukkan ke dalam!" desis Pak Kuncoro.
Dengan tangan bergetar Stella meraih kontol besar pria tua bejat yang sedang memeluknya. Wanita cantik itu memejamkan mata dan menahan nafas saat Pak Kuncoro meraih pinggangnya dan menarik tubuhnya ke belakang.Stella menggunakan perasaannya dan membimbing kontol besar Pak Kuncoro di bibir duburnya yang sempit dan kecil. Istri Rendra bisa merasakan kontol yang besar dan tegang seperti sebatang kayu itu mulai melesak ke dalam, ujung gundulnya mendesak masuk ke lubang pembuangan Stella dan memerawani anusnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Stella mengijinkan seorang lelaki melesakan kontol ke dalam lubang duburnya. Saat rasa sakit mulai menguasai Stella, wanita cantik itu sadar kontol Pak Kuncoro tidak akan muat masuk ke dalam anusnya. Tidak akan cukup!
Pak Kuncoro menggeram dan menusuk lubang anus Stella dengan tenaga ekstra. Wanita cantik itu menjerit. Seandainya ada warga sekitar yang masih terbangun saat itu pasti mereka mendengar jerit kengerian Stella. Ibu muda yang cantik itu menggeliat dengan panik dan berusaha menarik diri dari desakan kontol Pak Kuncoro. Tapi pria tua yang sudah bernafsu itu tidak membiarkannya pergi dan memegang tubuh wanita muda cantik itu erat-erat. Stella tidak bisa melepaskan diri dari pelukan Pak Kuncoro.
"Ampuuuun!! Sakiiiit!! Sakit sekaliiiii!! Terlalu besaaar!! Jangaaan!! Hentikaaan!! Bisa robeeek!!" teriak Stella yang tersiksa.
Dia sudah tidak peduli lagi seandainya ada orang yang bisa mendengarkan teriakannya. Ia tak tahan lagi pada rasa sakit yang dideritanya.
"Hentikaaaan!! Ampuuuuuuuun!!" teriak Stella.
Tapi Pak Kuncoro tidak mengindahkan teriakan Stella. Dia terus saja mendorong kontolnya maju tanpa belas kasihan sambil menarik pinggul indah ibu muda yang molek itu. Pak Kuncoro melesakan kontolnya makin dalam ke lubang mungil yang berada di tengah pantat Stella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jebakan Nafsu Para Pria
FantasyIni adalah cerita fiksi. Nama atau orang, karakter apapun, bisnis atau tempat, peristiwa atau kejadian adalah fiktif. Kemiripan apapun dalam cerita dengan peristiwa aktual hanya kebetulan. Cerita dalam novel ini mengandung cerita 21+ dan tidak cocok...