Bab 17 Pelukan Calon Adik Ipar Part 1

4.2K 19 0
                                    

Walau kesal dan jengkel tapi Stella tak melawan sedikitpun. Si cantik itu melumat kontol Pak Kuncoro seiring gerakan sang pria tua menggiling kontolnya memasuki tenggorokan Stella dengan gerakan yang sangat cepat sampai-sampai si cantik itu tak sempat menarik nafas. Lama kelamaan sodokannya makin cepat dan pendek sementara nafas Pak Kuncoro terdengar mendengus-dengus. Stella yakin pria tua itu pasti akan segera mencapai puncak kenikmatan.

"Mainkan pelirku." lenguh Pak Kuncoro sambil menggertakkan gigi.

Pria itu masih terus menyodokkan kontolnya ke mulut Stella. Begitu jari-jari lembut Stella menyentuh kantung buah pelirnya, Pak Kuncoro tidak kuat lagi, ia langsung mencapai klimaks dengan cepat. Diiringi lenguhan panjang, Pak Kuncoro menyemprotkan cairan sperma di mulut sang wanita muda. Stella menerima semua semprotan pejuh dengan mulutnya, tangan Pak Kuncoro bahkan memegang kepala Stella erat-erat agar si cantik itu menelan semua semprotan air maninya tanpa ada yang tersisa.

Merasakan kontolnya dikulum dan pejuhnya ditelan mentah-mentah oleh Stella membuat Pak Kuncoro sangat puas. Setelah kontol Pak Kuncoro menembakkan peluru pejuhnya yang terakhir, pria tua itu meringis dan menarik kontolnya dari kuluman Stella. Beberapa tetes air mani kental ikut terbawa saat ia menarik kontolnya dan mengalir keluar dari bibir si cantik beranak satu itu.

Pak Kuncoro hendak bangkit tetapi Ibu rumahtangga cantik itu segera menahan tubuh pria tua bejat itu agar tidak bangkit berdiri.
Dengan hati-hati Stella menjilat dan menelan setiap tetes pejuh yang membasahi kontol Pak Kuncoro. Bibir si cantik itu belepotan air mani sang pria tua, Stella memang sengaja tidak menelan seluruh cairan yang keluar dari kontol Pak Kuncoro bukan karena jijik, tapi Stella ingin memberi kesan nakal, pejuh putih kental menetes dari sela-sela mulutnya dan jatuh di atas lantai. Pak Kuncoro menepuk-nepuk kepala Stella dan penuh kepuasan.

"Memang enak seponganmu, Mbak Stella, mungkin Mas Rendra bisa sembuh dari lumpuhnya dan bangun dari tempat tidur kalau kau sepong terus tiap hari."  kata Pak Kuncoro.
"Aku sudah memenuhi keinginan Pak Kuncoro.. dan sekarang aku ingin Pak Kuncoro juga memenuhi kebutuhanku.. aku ingin ngentot.. aku minta Pak Kuncoro ngentot denganku.." ucap Stella.
"Tentu saja Mbak Stella sayangku.. kamu tau aku tidak pernah bosan mengentotimu.." balas Pak Kuncoro.

Ibu rumahtangga cantik itu berdiri membelakangi Pak Kuncoro, pria tua bejat itu merangkak ke depan selangkangannya dan menghirup aroma memeknya dan menjilatinya. Pria tua tetangganya mendorong tubuh Stella ke belakang, menaikan kaki kiri Ibu muda cantik itu ke closet duduk. Si cantik istri Rendra duduk diatas wastafel dan membuka kaki kanannya.

Pak Kuncoro sedikit berjongkok kemudian mencium, menjilat dan menghisap memek sang wanita cantik. Beberapa saat kemudian Pak Kuncoro meraba dan mengelus bibir memeknya lalu menusukkan jemari kedalam memek Ibu muda cantik itu. Jemari Pak Kuncoro mengorek rahim wanita muda itu sambil menjilat dan menghisap memeknya.

"Ooccchhhh.. yeah.. uuccchhhh.. Pak Kuncoro.. aaccchhhh.. nikmat sekali.." desah Stella.

Si cantik Stella turun dari wastafel dan berdiri membelakangi Pak Kuncoro dan menarik tubuh tetangganya untuk berdiri. Stella kemudian bersimpuh di depan tetangganya, menggenggam kedua buah dadanya sendiri lalu menjepit batang kontol besar tetangganya dengan buah dadanya.

Kontol pria tua tetangganya naik turun menyembul di antara kedua buah dada Ibu muda cantik beranak satu itu, sesekali Stella menjulurkan lidah menjilat ujung tumpul kepala kontol besar tetangganya dan juga sesekali menghisapnya.

Beberapa saat kemudian Stella kembali berdiri membelakangi pria tua bejat itu, membungkuk berpegangan pada wastafel.

"Ayo.. Pak Kuncoro.. masukin kontolmu.. memekku sudah sangat merindukan tuannya.. entot aku sekarang Pak Kuncoro.." pinta Stella.

Jebakan Nafsu Para PriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang