"Maaf ya, Kania. Untuk hari ini aku belum bisa nemanin belanjanya. Tapi kapan-kapan, hubungin aja aku," jawab Galih sembari tersenyum ramah dan manis, "i could just adjust my time for you."
Kania tersenyum lebar dan menyodorkan jari kelingkingnya, "Janji ya!"
Galih menepuk kepala gadis itu dengan lembut, "Udah sana, ditungguin sama temenmu."
Gadis yang baru saja di-pat oleh Galih, dengan wajah memerah langsung berlari menyusul teman-temannya. Ia menoleh dan melambai sekali lagi kepada Galih. Tentu saja, Galih membalasnya dengan senyuman paling cerah yang ia miliki.
Kevin dan Arga sampai ternganga melihat sisi lain diri Galih yang tidak pernah mereka temui. Galih yang mengerikan di lapangan dan sangat membosankan di luar lapangan, tiba-tiba berubah menjadi Galih yang baru. Galih yang ini memiliki persentase yang cukup tinggi untuk menjadi populer.
Galih segera menghapus senyumnya ketika para gadis itu menghilang dari pandangannya. Ia berbalik, melihat Kevin dan Arga yang masih saja cengo menatapnya.
"Apaan?"
"Aku tidak tahu kau bisa menjadi setampan itu," ungkap Kevin masih terheran.
Arga menutup mulutnya dan mengalihkan pandangannya. Ia juga memikirkan hal yang sama dengan Kevin. Galih yang biasanya terlihat tidak terurus dan hanya peduli pada badminton, berubah menjadi seperti lelaki idaman yang digemari oleh setiap wanita.
Kevin melirik jam tangannya setelah menerima panggilan yang sangat singkat. Ia menepuk bahu kedua temannya dan tersenyum ketakutan, "Aku harus balik, tanteku mulai tantrum karena aku tidak ikut merayakan ulang tahunnya. Duluan ya!"
"Titip salam selamat ulang tahun dari kami," seru Galih.
Kini, tinggal Galih dan Arga yang berdiri di depan café tanpa tahu harus melakukan apa setelah ini. Galih ingin pulang namun ia juga ingin berlama-lama berada di dekat Arga. Di sisi lain, Arga masih memikirkan sesuatu dengan sangat keras. Sampai kerutan di kening dan hidungnya terlihat jelas.
"Kenapa kau bisa setampan itu?" Ucap Arga tiba-tiba, "aku tahu kau ganteng, manis, dan lain-lain. Tapi, kenapa ga pernah dipake gitu loh?" Arga menggerutu sambil memegangi pipi dan memperhatikan seluruh wajah Galih.
Galih memegang tangan Arga dan menjauhkan dari pipinya, "Ya, karna ga penting banget." Galih merasakan jantungnya akan melompat keluar di setiap pujian yang dikatakan Arga.
"Aku putuskan untuk menjadikanmu sainganku," putus Arga tiba-tiba dengan tekad yang bulat.
Arga memutari Galih dan memperhatikannya dengan seksama, "Dilihat-lihat, kau punya semua fitur untuk menjadi populer dan idaman para gadis. Auramu seperti... keluar hari ini," paparnya seperti seorang detektif sekaligus dukun.
"Apa sih, Arga? Jangan tiba-tiba berimajinasi yang aneh-aneh," keluh Galih. Perkataan Arga yang satu ini, sedikit berlebihan. Dan tawarannya, juga tidak masuk akal.
"Kalau aku berhasil mendapatkan pacar dalam sebulan ini, aku menang dan kau harus menuruti satu permintaan dariku. Tapi, kalau kau berhasil mendapatkan pacar dalam sebulan ini, kau menang dan aku wajib memenuhi satu permintaanmu. Deal?" Tawar Arga lagi. Ia menyodorkan jabatan tangannya kini.
Galih menatapnya aneh dan meninggalkan lelaki sinting yang kebetulan ia sukai itu. Ia tidak ingin menanggapi hal-hal aneh yang dilakukan Arga. Namun, Arga tidak tinggal diam, ia membuntuti Galih dan terus mengganggunya dengan menoel-noel bahu Galih.
"Gal, ayo dong. Aku cuma pengen lihat populeran aku atau dirimu~" bujuknya.
Galih menghentikan langkah kakinya. Alhasil, Arga menabrak punggung lebar Galih dan membuatnya terhuyung.
"Denger ya, Arga, aku tidak tertarik dengan menjadi populer. Kau jelas lebih populer dariku dan aku sama sekali tidak masalah dengan itu. Besok aku juga tetap akan kembali menjadi Galih yang ngebosenin," jelasnya, "dan lagi, karena kau lebih mudah mendekati orang dibandingkan aku. Jadi, taruhan ini sangat menguntungkanmu."
Arga menatapnya malas dan berjalan meninggalkan Galih, "Ga asik banget."
Galih hanya menghela nafas, ia tidak tahu apa yang menjadi jalan pikiran Arga sekarang. Ia tidak pernah mengerti jalan pikiran Arga, namun itulah satu-satunya yang ia suka dari Arga. Manusia satu ini, nyebelin.
Baru saja ia ingin menyusul Arga, Arga sudah berlari dengan kecepatan penuh dan menubruk badan Galih. Galih yang tidak siap langsung terhuyung hingga ia terjatuh dengan Arga berada di atasnya.
Arga memeluk Galih erat-erat.
Di depan umum.
Mereka berpelukan.
Sambil tiduran.
Di trotoar.
"Aku ga bakalan bangkit sampai kau setuju," pungkas Arga.
Galih masih terheran dengan kejadian yang baru saja terjadi. Ia merasa hampir saja mati, namun sepertinya Arga tahu apa yang harus dilakukannya. Tanpa tangan Arga yang menjaga kepalanya, mungkin ia sudah dilarikan ke ICU sekarang juga.
"Arga, jangan kayak anak kecil gini deh! Lepasin, malu diliatin!" Omel Galih sambil mendorong Arga agar ia bisa bangkit berdiri.
Seperti koala yang menempel pada pohon kesayangannya, Arga tidak melepas pelukannya pada Galih.
"Jantungmu berdetak sangat cepat," ucap Arga.
Galih menahan nafasnya, "Hah? Masa? Kayaknya jantungmu deh," bantah Galih berusaha menghindar tuduhan yang sangat berdasar. Ia juga sadar jantungnya tidak tenang jika dipeluk begini oleh Arga.
"Apa iya?" Tanya Arga, "t-tapi i- itu karna aku lari kencang tadi." Arga menjelaskan alasannya dengan gugup. Karena Arga sendiri tahu, ia sepertinya juga merasakan darah berdesir cepat mengalir ke seluruh tubuhnya.
Ia gugup.
Hampir 3 menit Galih membiarkan posisi ini dan tampaknya Arga masih tidak menyerah juga. Mereka hanya diam, menikmati detak jantung satu sama lain sambil berusaha menenangkan pikiran mereka.
Ingat Gal, mengalah bukan berarti kalah.
"Yaudah, deal." Jawab Galih pada akhirnya.
Arga duduk di atas perut Galih dan tersenyum lebar, "Bener ya, ya, ya, ya?!"
Galih menahan keinginannya untuk mencium Arga yang terlihat sangat santai duduk di atas sana padahal dirinya sudah hampir meledak karena rasa panas yang semakin menjalar di kulitnya.
Arga bangkit berdiri dan menyodorkan tangannya untuk membantu Galih, "Deal, 'kan?"
Galih meraih uluran tangan Arga dan tersenyum miring, "Deal."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LIKE YOU? 2 [ BL ]
Romance[ON-GOING] [YAOI] Apa jadinya, jika seseorang yang tidak pernah terlihat memikirkan hal-hal berbau romantis mendadak mengatakan ia menyukaimu? Arga dan Galih, yang satunya sudah katam dengan hubungan romantis dan sering berganti-ganti pacar lalu ya...