15.5

83 6 3
                                    

Short update! I dont know, this chap is kinda important but still too short to be a one part!

So enjoy a half update lololol

⋇⊶⊰❣⊱⊷⋇ ⋇⊶⊰❣⊱⊷⋇

Arga meraih ponselnya dan membuka semua sosial media Galih yang masih sama. Tidak ada update terbaru, tidak ada foto selain pertandingan badmintonnya, tidak ada perubahan pada bio atau status, tidak ada apapun. Hati kecilnya ingin kembali dekat pada Galih. Ingin menjadi teman kembali. Namun, perasaan Galih akan mengacaukan hidupnya.

Hidupnya sudah cukup kacau tanpa masalah per-homo-an ini.

Ia menyimpan ponselnya dan memandang ke arah kerumunan manusia yang keluar dari gedung sekolah. Langit sudah menunjukkan hexa warna oranye dan ini waktunya untuk pulang.

Matanya menangkap kehadiran Galih bersama Yuzo, Chio, dan Ian yang berjalan dengan santai keluar dari gedung. Rambut ikal Galih yang tebal tampak mengganggunya sehingga tangannya sibuk menaikkan rambutnya dan mengikatnya dengan karet hitam yang selalu ada di pergelangan tangannya.

Ia tampak menarik ketika rambutnya diikat ke atas dan menyisakan sedikit anak rambut di keningnya.

"Liatin apa?" Tanya Cindy yang berdiri di sebelahnya.

"Ha? Engga ada," jawab Arga cepat lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain selain Galih.

Cindy menatap tingkah laku Arga yang sedikit canggung lalu dengan santai menusuk jajanan bakso yang ada di dalam wadah plastik.

"Kenapa kau dan Galih?"

Arga mengernyitkan keningnya, "Kami... kenapa?"

"Kalian tiba-tiba jadi jarang sama-sama."

"Aku ama Galih emang ga gitu deket, aku biasa juga kemana-mana ama Kevin," kelit Arga.

"Oh gitu? Soalnya jarang ada laki-laki yang minta temennya buat nemenin ke kamar mandi," sahut Cindy sedikit sarkas. Ia memasukkan tusukan bakso ke mulut Arga yang dengan senang hati diterima oleh Arga.

Arga terkekeh pelan, "Kan ga mungkin ajak cewe, nanti jadi apa-apa dong!" 

Cindy menatapnya datar, "Dipikir lucu?"

Arga menutup mulutnya dan memilih menoleh kembali ke arah gerbang sekolah. Menatap Galih yang sudah sampai di gerbang. Mereka ber-4 tertawa lepas lalu menghilang setelah berbelok ke kanan. Arga menghela nafasnya kesal lalu mengeluarkan ponselnya lagi.

"Udah habis, ayo balik!" Ajak Cindy. Tangannya masih memegang bungkusan jajanannya yang sudah kosong melompong.

Arga menoleh, ia tersenyum lembut pada Cindy dan mengelus lengan gadis itu lembut, "Aku ada urusan. Si Cantik ini pulang sendiri bisa?"

Cindy mendengus kesal, "Ish, terus-terusan ga bisa pulang bareng! Kenapa sih?"

Arga mencubit pipi Cindy gemas, "Jangan ngambek dong! Hari ini beneran ada urusan yang ga bisa diganggu gugat, lagian besok kan aku jemput ke rumah? Gapapa ya?" Pinta Arga dengan memelas.

"Harusnya tadi aku ga ikut ke sini kalau tau ga bakal pulang bareng!" Kesalnya.

Arga memutar otaknya. Ia mengangkat telapak tangan Cindy dan mencium punggung tangan gadis itu dengan hangat, "Maaf ya? Besok janji deh bakal puas-puasin satu harian sama Cantikku ini! Yayayaya?"

Cindy menahan senyumnya, "Y- yaudah kalau gitu. Aku duluan ya, dadah!" Ucapnya cepat dan pergi turun dari rooftop.

Arga menghela nafasnya. Cindy adalah tipe gadis yang Arga sukai. Gadis yang sangat menawan dan menarik dengan caranya sendiri. Ia mandiri, namun tahu tempat untuk ber'menye-menye' dengan Arga.

Tipe yang cocok untuk Arga. Lagian, mereka cukup nyambung.

Tangannya membuka ponselnya dan melihat pertanyaan yang sudah diajukannya di komunitas khusus untuk tanya-jawab. Matanya membaca seluruh jawaban yang tertulis, ia semakin mengernyit dan berakhir memukul kepalanya sendiri.

"Kenapa aku harus sekasar itu coba? Galih bukan musuhku juga?! Apa sih yang salah dengan diriku?!" Gerutu Arga pada dirinya.

Arga menyadari, ia sudah sangat kasar pada Galih. Ia tidak pantas melakukan itu pada Galih, pada orang yang tidak salah apapun. Menjadi gay atau homo atau apapun itu bukan keinginan yang dibuat-buat, itu naluri dasar seseorang yang tercipta tanpa sadar.

Ia mengacak rambutnya, mencoba mengenyahkan perasaan tidak enak yang bersarang di dadanya.

"Woy!" Panggil Kevin dari belakang membuat Arga terkejut, "disini rupanya, ayolah balik. Tadi siang ngajak ngewarnet, tiba-tiba ngilang?!" Repet Kevin.

Arga mendecih, "Posesif banget?!"

"Dih, najis!"

Arga segera merangkul Kevin dan menariknya keluar dari rooftop.

I LIKE YOU? 2 [ BL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang