"Kita ngapain kemari?" Tanya Cindy setelah Arga membawanya secara mendadak dari taman kota langsung ke pusat kota. Mereka berkencan hari ini, hanya saja tidak pernah merencanakan akan pergi ke pusat kota.
Pusat kota selalu ramai, ini merupakan tempat berbelanja yang modern dan penuh dengan hal-hal menarik. Dimulai dari makanan dan minuman, pakaian, aksesoris, permainan dan hiburan, dan juga toko souvenir yang selalu dipenuhi oleh turis.
"Aku tiba-tiba ingin... membawamu belanja?" Ucap Arga, bahkan meragukan dirinya sendiri.
Cindy menatapnya bingung namun segera mengangguk pelan, "Oke? Tapi belanja apa?"
Arga mengeluarkan ponselnya. Matanya bergerak membaca sesuatu lalu kembali menatap Cindy, "G- gimana kalau... beli makanan dulu? Princessku pasti laper, 'kan?"
Cindy makin bingung, "Tapi kita baru beli es krim boba di taman tadi, kau masih lapar?"
Cukup lama Arga terdiam lalu kembali membuka ponselnya, "Yaudah. Kalau gitu, ikut aja. Kita ke suatu tempat, yuk Cantik?" Arga menyodorkan tangannya. Cindy menarik ujung bibirnya sampai ia tersenyum gemas sendiri melihat tingkah Arga. Tangan Cindy terulur meraih dan menggenggam tangan Arga.
Mereka berkeliling ke suatu tempat, mata Arga memperhatikan sekitarnya seperti mencari sesuatu. Ia memicingkan matanya melihat daerah yang tidak asing, daerah yang sama seperti yang ia lihat barusan di ponselnya.
Di story Kania.
Kenapa dia begini? Jelas saja karena taruhan itu... Galih memang menyatakan ia menyukaiku. Hanya, siapa yang tahu kalau Galih dapat menjadikan Kania sebagai pacarnya walau tanpa rasa suka?
Jadinya, misinya sekarang adalah mengawasi gerak-gerik Galih.
Matanya menangkap dua insan di seberang jalan sana. Sang lelaki dengan gayanya yang terlampau santai dan perempuan yang berpakaian modern dan anggun yang mengapit lengan lelaki itu sambil memakan crepes yang masih tersisa banyak.
Galih dan Kania.
"Cindy!" Panggil Arga, "lihat nih, cakep ga sih-" Ia melihat ke arah etalase yang menampilkan manekin berbaju mewah, "stylenya?" Tanya Arga.
Cindy memegang dagunya lalu memperhatikan manekin etalase dengan seksama. Terlihat menarik di matanya, hanya saja brand ini tidak memiliki bahan kain yang bagus. Hanya modelnya yang kekinian.
Arga kembali menoleh ke belakang selagi Cindy dengan serius memperhatikan etalase dan mengatakan sesuatu. Arga tidak mendengar satupun opini Cindy, ia terlalu fokus melihat dua sejoli yang berjalan santai lalu masuk ke toko baju. Namun, sesegera mungkin keluar lagi sambil terkekeh.
"Kau perhatiin apa?" Tanya Cindy membuat atensi Arga kembali kepada Cindy.
"Oh engga. Aku kepikiran... crepes?" Jawabnya gugup.
"Mau makan crepes? Aku tau tempat yang enak banget disini."
Arga menoleh ke belakang, mencari keberadaan dua sejoli yang tadi masih ada di seberang jalan, "Loh?"
Cindy menatap Arga sebal, "Arga!" Panggil Cindy kesal.
Arga yang terkejut langsung berbalik dan menatap Cindy, "Kau ngeliatin apa sih?!" Pekik Cindy tidak suka.
Mampus aku!
Tangan Arga bergerak merangkul bahu Cindy yang terasa penuh dengan massa otot. Ia mencubit pipi gadis itu lalu mengajaknya berjalan, "Yaudah ayo makan crepes! Kau tahu tempatnya kan, Cantik?"
Cindy menatap sinis Arga, "Awas aja kalau kau ngacangin aku lagi!"
Arga mundur lalu mendorong bahu Cindu dan mengusapnya lembut, "Iya iya, aku kelaparan banget kayaknya ini. Kau tunjukin jalan, tut tut tut, kereta api berangkat!" Senandungnya berusaha mengembalikan mood Cindy.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LIKE YOU? 2 [ BL ]
Romance[ON-GOING] [YAOI] Apa jadinya, jika seseorang yang tidak pernah terlihat memikirkan hal-hal berbau romantis mendadak mengatakan ia menyukaimu? Arga dan Galih, yang satunya sudah katam dengan hubungan romantis dan sering berganti-ganti pacar lalu ya...