29. Pertarungan Ilegal

96 16 21
                                    

29. Pertarungan Ilegal

Saat sore sepulang sekolah, Erikus mengurungkan niatnya untuk datang ke rumah Alena. Dia tak ingin jika nanti ke sana malah hanya mendapatkan sakit hati layaknya kemarin. Bahkan sampai saat ini pun ia masih menggenggam sakit itu. Lalu kemudian ia datang di rumahnya yang amat sepi. Tak terasa hari terlalu cepat berlalu. Dia masuk ke dalam kamarnya dan berbaring di atas ranjangnya. Perlahan ia berpikir, apakah mungkin ia akan merasakan hari-hari seperti ini terus-terusan?

Seperti yang sudah ia niatkan bahwa dia akan pergi ke Bandung, ke rumah ayahnya besok pagi. Maka dia pun bangkit dari rebahnya lalu mengemas barang-barangnya yang perlu ia bawa nanti esok. Namun ketika ia memeriksa isi uangnya di lemari, ternyata hanya tersisa sedikit.

"Cukup nggak ya?" pikirnya. Setelah dipikir-pikir lagi, seperti segini saja tidak akan cukup. Lantas Erikus pergi dari sana—mencari uang tambahan untuknya berangkat ke Bandung besok.

Maka ia pun pergi ke sebuah gudang yang besar nan terang dengan lampu-lampu yang menghiasi sekitar gudang itu. Terdengar pula suara-suara yang amat berisik dari dalam gudang.

Ketika Erikus masuk ternyata isinya adalah pertandingan ilegal antara petarung-petarung jalanan. Erikus mendekat ke pojok gudang itu dekat dengan warjok yang ada di dalam sana. Dia menghampiri seorang pria buncit yang sedang tertawa di warjok itu.

"Bang, Kor!!" panggil Erikus pada pria itu.

"Woi, King!" sahut pria itu membalas panggilan Erikus dengan tawa.

"Weh! Liat siapa yang datang!" sambut pria di sebelah pria yang dipanggil Bang Kor tadi.

Erikus datang langsung menjabat empat orang yang ada di sana termasuk si penjaga warjok.

"Bang, gue lagi butuh uang nih, Bang. Lo tinggal bilang, siapa yang harus gue lawan," kata Erikus dengan serius.

"Orang itu yang bakal lo lawan!" Bang Kor menunjuk orang yang ada di tengah pertandingan—yang baru saja mengalahkan lawannya sampai tak sadarkan diri.

"SIAPA LAGI YANG MAU LAWAN GUE!!!" teriak orang itu hingga terdengar di telinga Erikus.

"Gue!!!" Erikus mengangkat satu lengannya tinggi ke udara, "gue sekarang lawan lo!!"

"Ch! Sini lo!!" balas orang itu menunjuk Erikus.

Sontak Erikus langsung membuka jaket serta bajunya. Kemudian ia diberi perban putih oleh Bang Kor. Erikus mengambil perban putih itu kemudian menggulung-gulungkan perban itu di tangannya hingga tebal membalut tangan serta jari-jarinya.

"Sepuluh juta!!" lantang suara seseorang dari sudut gudang yang lainnya.

"Anjing! Kebanyakan itu!!" balas teriak Bang Kor dari belakang.

"Terus lo maunya berapa!?!"

"Enam juta!!"

"Sepakat!!"

Tak lama Erikus langsung berjalan menuju ke tengah-tengah kumpulan orang-orang yang menonton dan berhenti tepat di hadapan lawannya yang cukup garang itu. Namanya Nery. Petarung jalanan yang kini memegang rekor tak terkalahkan. Tubuhnya cukup atletis dengan berewok di wajahnya, dan usianya 24 tahun. Cukup tua dibanding Erikus yang baru 17 tahun.

"Jangan kecewain gue. Enam juta bukan uang yang sedikit. Pokoknya kalahin dia! Tunjukin kalau lo itu benar-benar King!" bisik Bang Kor di sampingnya lalu pergi keluar dari arena pertandingan itu.

Seorang wanita berpakaian mini itu memimpin jalannya pertandingan. Dia berdiri di tengah antara Erikus dan Nery yang sebentar lagi akan bertarung. "Kiri siap?!" katanya membuat Erikus mengangguk, "kanan siap?!" Orang bernama Nery itu mengangguk juga, kemudian pertarungan pun dimulai.

ERIKUS [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang