Ting!
Naruto menatap gawai miliknya sebuah notifikasi di grup obrolan tim basketnya. Itu adalah pesan dari sang Kapten.
Adikku hilang, temukan dia.
Naruto memutar matanya jengah, tidak bisakah seniornya itu meminta tolong dengan benar kepada rekan setimnya. Lagipula bagaimana bisa anak remaja seusia Sakura bisa menghilang kecuali dia melarikan diri dari rumah. Jarinya yang tengah mengetik terhenti mengingat hubungan gadis itu dengan sahabatnya sejak memakai popok, bukankah terakhir kali sahabatnya bercerita jika ia dikalahkan oleh kakak sulung Sakura dan dia tidak boleh menemui gadis pink itu samapai Sasuke bisa mengalahkan seseorang bernama Sasori.
Mungkinkah Sasuke membawa lari Sakura? Ia meringis mengingat pikiran konyolnya, mana mungkin Sasuke berani melakukan hal itu. Kakek Madara akan mencekiknya sampai mati jika saja sahabat pantat ayamnya itu berani melakukan tindakan tidak bermoral.
Kiba : Senpai mungkin Sakura bersama Sasuke.
Sai : Benar, mungkin mereka sedang berkencan.
Gaara : Tidak.
Grup chat semakin ramai tapi ia tidak berniat ikut membalas, ia meraih jaketnya dan meminjam motor sangat kakak untuk mencari Sakura, ia tidak ingin jika sampai terjadi sesuatu pada gadis itu yg akan berimbas pada tim basket. Terkadang Gaara akan menyiksa mereka tanpa alasan saat moodnya sedang buruk karena adiknya.
Sudah satu jam ia menyusuri jalanan dan memutuskan berhenti di mini market untuk membeli minum hingga manik birunya menangkap siluet dua orang yang sangat ia kenal di depan sebuah hotel di seberang jalan.
Ia menyeringai dan langsung mengeluarkan ponsel miliknya dan mengambil gambar Sasuke yang tengah menggandeng tangan Sakura memasuki hotel.
"Kau harus berterimakasih padaku Teme." Remaja pirang itu lupa akan tujuan awalnya dan kembali memacu motornya menuju rumahnya
Naruto memilih membuat ponselnya dalam mode senyap karena grup chat sangat ramai membuat ponselnya terus berbunyi. Ia memilih tidur karena sudah larut juga.
Pagi hari Naruto tersenyum lebar, ia berencana mengancam Sasuke dengan foto yg ia miliki semalam, setidaknya ia bisa membuat sahabatnya itu menuruti keinginannya. Ia sudah tidak sabar melihat reaksi Sasuke.
Dengan perasaan bahagia jemarinya menari di layar ponselnya dan mengirim foto itu.
Ting!
Sebuah balasan ia Terima membuat senyum di bibirnya lenyap berganti wajah horor dan rasa merinding di sekujur tubuhnya. Saat ia membaca pesan di ponselnya.
Berani sekali kau menyembunyikannya dariku.
Naruto berharap ia bisa meminjam mesin waktu milik Doraemon dan kembali ke lima menit yang lalu. Bagaimana bisa ia dengan bodohnya mengirim foto itu kepada Gaara dan bukannya Sasuke.
"Apa yang harus aku lakukan?" Ia menjambak rambutnya sendiri dengan putus asa. "Maafkan aku Teme."
.
.
.
.
.
.
.Gaara merebahkan tubuhnya di sofa, ia sangat lelah karena mencari adiknya semalaman. Bahkan ia meminta bantuan pada rekan tim basketnya namun tidak ada hasil yang di dapatkan. Bahkan kakaknya Sasori juga meminta teman-temannya ikut mencari.
Saat ini Sasori akan pergi ke kediaman Uchiha jika adiknya juga tidak ada di sana mereka sepakat akan lapor polisi. Hingga sebuah notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Ia mengangkat alisnya saat melihat remaja itu mengiriminya pesan secara pribadi. Ia membuka foto yang dikirimkan Naruto,
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love Your Imouto
FanfictionHaruno Sakura gadis cantik adik kesayangan kapten tim basket psycopath yang hobby nyiksa para kouhainya naksir Uchiha Sasuke kandidat terkuat calon kapten masa depan tim Shinobi menggantikan Haruno Gaara si pengidap siscon akut. / "Kalau kau terus m...