Another Red Head

2.6K 290 33
                                    

Bagi Sasuke ini adalah pagi terindah yang pernah ia alami. Saat ia menjemput sang pujaan hati yang membuka pintu bukanlah panda jadi-jadian yang ingin sekali ia hajar setiap kali melihat wajahnya. Senyum ramah Mebuki wanita yang telah melahirkan gadis paling cantik di dunia menurut Sasuke yang sedang dimabuk cinta menjadi pemandangan indah yang menyambut kedatangannya.

"Ah Sasuke. Masuklah, akan ku panggilkan Sakura." Wanita paruh baya itu membuka pintu rumahnya lebar membiarkan remaja laki-laki itu masuk dan mempersilahkannya duduk.

Mata kelam itu memperhatikan setiap sudut rumah yang mampu dijangkau indera penglihatannya mencari eksistensi mahluk menyebalkan berambut merah. Tapi nihil, ia tidak menemukan tanda keberadaan seniornya itu. Kemana perginya Haruno Gaara?

Bukannya ia merindukan seniornya itu, hanya saja sedikit aneh saat tidak menemukan remaja berambut merah itu di rumahnya. Ia terlalu terbiasa beradu mulut dengan Gaara di pagi hari dan sekarang ia merasa sangat tenang tapi juga terasa asing.

"Ayo Sasuke kin kita berangkat." Sakura muncul membuyarkan semua fikirannya tentang Gaara.

"Hn." Beranjak dari duduknya Sasuke mengikuti Sakura keluar dari rumah.

"Sakura, Ga..." Sasuke tidak menyelesaikan ucapannya. Ia menggelengkan kepalanya, kenapa ia malah ingin tahu kemana perginya si manusia panda.

"Ga? Kau ingin mengatakan apa?" Gadis itu menatap bingung pacarnya yang terlihat sedikit aneh.

"Hn, bukan apa-apa." Sasuke melangkah lebih dulu meninggalkan Sakura.

"Sasuke kun tunggu." Berlari kecil mengejar sang pujaan hati lalu menggandeng tangannya dan berjalan beriringan.

"Hari ini kau tidak ada latihan klub, bukan?"

"Hn."

"Aku ingin ke toko buku setelah pulang sekolah nanti." Sakura menganggap gumaman tak bermakna Sasuke sebagai persetujuan jika pemuda itu tidak ada latihan.

"Temani aku ke toko buku, ok?"

"Hn." Sakura merengut saat mendengar dua konsonan itu lagi. Memang apa susahnya bilang ya atau tidak.

"Iya atau tidak?"

"Iya, aku akan menemanimu."

"Yeay, aku mencintaimu." Sakura tertawa riang.

"Hn, aku lebih mencintaimu dan yang paling mencintaimu." Tangan kiri Sasuke mengacak lembut rambut Sakura.

"Dasar gombal."

Seolah magnet suara itu menarik atensi kedua sejoli yang langsung menoleh ke belakang dengan kompak.

Dua kepala dengan rambut berwarna cerah berdiri di belakang mereka, Naruto dengan senyum bodohnya dan Jugo dengan wajah galak seperti preman.

"Ohayou Naruto senpai, ohayou Jugo senpai." Sakura melambaikan tangannya pada dua orang teman pacarnya itu.

"Ohayou Sakura chan."

"Ohayou Haruno chan."

"Aku tidak percaya kau mau menjemput Sakura padahal rumah kalian berbeda arah, Teme." Tawa mengejek keluar dari bibir Naruto.

Mengenal Sasuke sejak balita membuatnya sangat hafal dengan watak bungsu Uchiha itu. Dia bukanlah orang yang mau melakukan hal yang merepotkan tapi semenjak bersama Sakura semua hal yang tidak pernah ia lakukan dilakukannya dengan suka rela dan riang gembira. Ia tidak menyangka sebesar itu pengaruh Sakura bagi kehidupan Sasuke.

"Tutup mulut dobe." Sasuke memelototi sahabatnya itu dan hanya ditanggapi dengan cengiran lebar yang membuatnya terlihat bodoh di mata Sasuke. Remaja emo itu menarik tangan Sakura dan meninggalkan kedua temannya.

I Love Your ImoutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang