Confused

2.8K 283 19
                                    

Sasuke duduk menekuk kakinya di sofa dan meletakan dagunya di lutut. Tangannya terus mengetikan sesuatu di layar ponselnya tapi ia merasa ragu untuk mengirimkannya lalu menghapusnya kembali. Ia memggeram frustasi lalu membaringkan tubuhnya menghadap sandaran sofa menarik perhatian ibunya yang tengah membaca majalah.

Wanita paruh baya itu mengernyitkan dahinya melihat putra bungsunya yang tampak gusar. Sasuke adalah kebalikan dari putra sulungnya, jika Itachi terlihat ramah dan flamboyan maka Sasuke sangat dingin dan ketus pada orang yang baru ditemuinya. Sasuke itu seperti air ditengah lautan terlihat tenang tapi sangat dalam.

Semenjak dia pulang kencan dengan seseorang yang katanya "gadis cerewet berjidat lebar" itu Sasuke terlihat uring-uringan seperti anak yang tidak diberi permen oleh ibunya padahal ia sangat ingin memakannya.
Mikoto terus memperhatikan putra bungsunya yang terus saja merubah posisi berbaringnya di sofa dan sesekali mengacak rambutnya.

"Sasuke kun." Mikoto mencoba menarik perhatian putranya tapi seolah tuli remaja itu hanya diam memandangi langit-langit.

"Sasuke kun... Sasuke kun... Sasu kun...Masih tidak ada jawaban dari remaja itu.

"Sasu chan... Sasu nyan... Sasu pyon... " Sebuah lirikan tajam menjadi jawaban membuat Mikoto tergelak.

"Berhenti memanggilku dengan panggilan aneh." Sasuke duduk tegak di sofa ia menurunkan kakinya kelantai.

"Okasan sejak tadi memanggilmu tapi kau diam saja." Mikoto duduk disebelah putranya. "Ada apa?"

"Aku ingin bertanya pada Okasan." Sasuke menatap lekat ibunya dan wanita paruh baya itupun melakukan hal yang sama.

Ini adalah pertama kalinya mereka terlibat obrolan yang mungkin akan jadi serius semenjak putranya beranjak remaja dan berubah menjadi pemuda yang pendiam dan sedikit judes.

"Tidak jadi." Sasuke memalingkan wajahnya jantungnya terasa berdebar kencang karena malu dan haqatir jika nanti ibunya itu akan menertawakannya.

"Heh?! Kenapa?" Mikoto bertanya heran sekaligus kecewa. "Katakan saja okasan akan mendengarkan." Mikoto membujuk putranya agar kembali berbicara.

"Ini tentang temanku." Sasuke berbicara tanpa menatap ibunya.

"Ada apa dengan temanmu?" Mikoto mencoba membangun percakapan dengan putranya agar Sasuke melanjutkan ceritanya.

"Selama ini ada gadis yang menyukainya, gadis itu sangat populer dan cantik." Suara Sasuke memelan saat mengucapkan kata cantik membuat Mikoto tersenyum ia tahu jika putranya tengah malu meski saat ini remaja itu tidak menunjukan wakahnya karena menatapmkeluar jendela

"Gadis itu selalu mengatakan jika temanku itu adalah kekasihnya pada semua orang dan hampir semua orang percaya karena gadis itu selalu menempel padanya. Meskipun temanku menyangkalnya tapi semua orang tidak percaya." Sasuke menatap pohon Sakura yang ada di taman dan tersenyum karena teringat gadia pink yang sudah membuatnya kacau.

"Bahkan kardna gadis itu temanku harus berhadapan dengan kakaknya yang suka menyiksa orang. Dan saat mereka pergi berdua lalu mampir ke toko aksesoris seorang pelayan menawari mereka couple rings tapi gadis itu mengatakan padanya jika mereka bukan sepasang kekasih. Dan itu membuat temanku kesal karena gadis itu tidak mengakuinya sebagai kekasih. Menurut okasan bagaimana?" Sasuke menatap ibunya untuk pertama kali semenjak ia berbicara.

"Bagaimana sikapnya pada gadis itu?" Mikoto mengerti sekarang mengapa putra bungsunya itu terlihat sangat galau.

"Dia selalu menolak gadis itu dan mencoba menjauhkan gadis itu." Sasuke terlihat menerawang seolah mengingat sesuatu.

I Love Your ImoutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang