Confession

2.6K 282 30
                                    

Mikoto menatap bingung Sasuke yang sedang sibuk memilih buah stroberi dan sesekali melihat ponselnya. Ia sudah sangat terkejut saat putra bungsunya menawarkan diri untuk mengantarnya berbelanja. Entah apa yang merasukinya hingga berubah seratus delapan puluh derajat, ia yang biasanya selalu menolak jika dimintai tolong tiba-tiba menawarkan diri. Jika itu adalah Itachi maka ia tidak akan sesyok ini, yang berdiri di sebelahnya adalah Sasuke putra bungsunya yang cuek dan dingin seperti suaminya.

Dan apa benar pemuda yang sedang memilih buah stroberi itu adalah putra bungsunya si maniak tomat. Untuk apa dia membeli stroberi sebanyak itu dan sejak kapan dia menyukai buah berwarna merah itu?

"Sasuke kun, untuk apa semua stroberi itu?" Pertanyaan itu akhirnya  meluncur begitu saja dari mulut wanita yang telah melahirkan remaja bermanik onyx itu.

"Untuk seseorang." Sasuke memasukan kotak terakhir berisi stroberi ke dalam troli belanjaan mereka.

Ibu dua anak itu menaikan alisnya, sebuah senyum jahil menggantung di bibirnya.

"Apa untuk si jidat lebar yang cerewet?" Mikoto tersenyum menggoda membuat Sasuke merona.

Remaja itu memalingkan wajahnya dan memilih mendorong troli meninggalkan ibunya yang terkekeh geli. Ia kesal pada ibunya, sejak ia menceritakan tentang perasaannya pada Sakura, wanita paruh bay itu jadi sering sekali menggodanya bahkan Itachi juga ikut menggodanya.

Sasuke sedang sibuk menyusun buah stroberi ke dalam box berbentuk hati yang berwarna pink. Ia meletakan buah itu mengikuti bentuk hati dan belum selesai ia menyusun sebuah kepala dengan rambut yang berwarna sama dengan miliknya menyembul dari balik pintu kamarnya.

"Yo ototou, butuh bantuan?" Itachi tersenyum seperti orang bodoh membuat Sasuke berdecak kesal.

"Tidak." Sasuke menjawab datar.

Meski sudah di tolak pemuda berusia dua puluh dua tahun itu tetap masuk ke dalam kamar adiknya. Ia mendengar jika adiknya membeli buah stroberi untuk gadis yang ia sukai.

"Jadi siapa nama gadis itu?" Itachi duduk di sebelah Sasuke dan mengambil satu buah stroberi lalu menggigitnya.

Sasuke memelototi sang kakak dan menjauhkan buah stroberi dari hadapan Itachi. Pemuda dengan kuncir rendah di rambutnya itu terkekeh geli.

"Keluar dari kamarku!" Sasuke meletakan kotak cincin berisi couple ring di tengah buah stroberi yg sudah di susun membentuk hati.

"Uhuk... Uhuk... Uhuk." Itachi tersedak  buah stroberi yang ada di dalam mulutnya. Apa adiknya akan melamar kekasihnya itu? Bahkan ia sendiri belum melamar Izumi dan adiknya mau melamar kekasihnya.

"Kau kenapa baka aniki?" Sasuke menatap heran kakaknya yang terbatuk-batuk hingga wajahnya merah, ia menduga jika tenggorokan pemuda yang lebih tua lima tahun darinya itu terasa sakit.

"Apa kau ingin melamar kekasihmu?" Itachi bertanya penasaran.

"Aku akan menyatakan cinta padanya besok." Sasuke menjawab tak acuh.

"Wow!" Itachi tidak menyangka jika adiknya itu sangat anti mainstream. Dia tahu jika bangsa Romawi menganggap jika stroberi adalah buah yang melambangkan cinta dan adiknya akan menyatakan cinta tapi seperti akan melamar. Ia merasa kalah oleh Sasuke karena saat menembak Izumi dirinya tidak melakukan persiapan apapun.

"Cepat keluar dari kamarku. Aku ingin tidur." Remaja emo itu mendorong kakaknya keluar dari kamarnya.

"Baiklah, semoga kau tidak ditolak ototou." Tangan pemuda itu mengacak rambut adiknya.

"Tidak ada yang bisa menolak pesona seorang Uchiha." Sasuke menyeringai dan disambut tawa riang sang kakak.

Sasuke tidak sabar menunggu  pagi dan melihat reaksi senior merahnya. Remaja itu menggelengkan kepalanya kenapa ia malah memikirkan reaksi Gaara seharusnya yang ia fikirkan adalah Sakura.

I Love Your ImoutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang