Angry

406 62 6
                                    

Happy reading ^^

.
.
.
o0o
.
.
.

Naruto berlutut di hadapan Gaara yang terlihat sangat marah. Meskipun tidak terjadi sesuatu yang buruk pada adiknya tetap saja juniornya ini sudah mencoba merahasiakan keberadaan adiknya sehingga membuat ia dan sang kakak sulung harus mengelilingi Konoha untuk mencari keberadaan adik bungsu mereka.

"Kapten aku sungguh tidak bermaksud menyembunyikannya." Rasanya ia ingin mendadak sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Daripada harus menghadapi Kaptennya.

Belum lagi aura membunuh yang datang dari pemuda yang tengah berlari mengelilingi lapangan dengan pemberat di kedua kakinya.

"Tidak bermaksud menyembunyikannya katamu?" Gaara menyeringai membuat wajahnya terlihat seperti seorang psikopat. "Kau melihat adikku dimalam hari dan mengambil fotonya secara diam-diam lalu pagi harinya kau mengirimkan dengan sebuah ancaman yang ditujukan kepada Uchiha. Dan kau bilang tidak bermaksud menyembunyikannya? Kau pikir aku bodoh!"

Naruto hampir terjungkal mendengar bentakan Gaara. Dalam hati pemuda itu sudah menangis karena ketakutan pada pemuda yang menjulang tinggi di hadapannya.

"Kapten aku mengaku bersalah, ampuni aku." Pemuda berambut pirang itu menyatukan ke dua telapak tangannya seperti seorang kasim yang memohon ampun kepada Raja agar kepalanya tidak dipenggal.

Manik biru milik remaja itu sesekali melirik Gurunya untuk meminta bantuan namun pria dewasa itu tampak tak acuh.

Kakashi hanya menonton malas drama kakak siscon yang tengah menghukum juniornya karena alasan tidak masuk akal tentang Adik perempuannya. Dan Pria dewasa itu tidak ada niatan untuk menghentikannya, ia lebih memilih membaca novel erotis di bangku penonton dengan sekaleng kopi dingin.

"Ampun katamu?" Gaara mendengus membuat Naruto semakin ketakutan. "Apa kau mencoba menjadikan foto itu sebagai alat untuk memeras Uchiha? Kau ingin memanfaatkan Adikku eh?"

Tanpa sadar Naruto mengangguk, itu benar jika ia ingin menggunakannya untuk memeras Sasuke ia bahakan mengetikkan pesan 'TRAKTIR AKU RAMEN SELAMA SEBULAN ATAU AKU BERITAHU GAARA SENPAI' dengan huruf kapital agar sahabat sejak bayinya itu mau menurutinya. Tapi sialnya ia malah mengirimkannya pada Kaptennya. Sepertinya ia telah dikutuk oleh leluhurnya Ashura yang agung karena memiliki niat jahat.

Anggota tim lain yang sedang melakukan pemanasan menatap kasihan pada Naruto, tapi mereka memilih untuk mengabaikannya karena tidak mau ikut terkena imbasnya dengan mendapatkan hukuman.

"Karena kau menyembunyikan keberadaan Sakura, orang tua kami mengambil penerbangan awal karena putrinya menghilang. " Remaja berambut merah itu tersenyum pada Naruto membuat tubuh remaja pirang itu bergetar ketakutan.

"Aku dan Kakakku mengelilingi Konoha hingga dini hari karena hawatir terjadi sesuatu pada adik perempuan kami, sedangkan kau dengan berani membohongiku." Gaara berjongkok di hadapan Naruto menatap lurus wajah adik kelasnya itu. Hijau apel dan biru Sapir bertemu dalam garis lurus.

Naruto baru menyadari jika mata senpainya itu indah, Naruto menundukkan wajahnya dan membuang pikiran gilanya tentang mata indah milik seniornya itu. Dia sedang di ambang kematian dan otak gilanya malah memikirkan mata milik Gaara.

"Aku sedang berbicara padamu Naruto." Gaara mencubit dagu Naruto, mengangkat kepala remaja itu agar melihatnya.

Naruto panik tidak kah ini seperti adegan dalam manga shojo yang pernah dibaca Sasuke dimana pemeran pria ingin mencium si gadis. Wajah Naruto memerah karena pikiran gilanya. Tapi yang ia dapati bukan tatapan nakal pria ala manga shojo yang membuat gadis salah tingkah melainkan tatapan membunuh dari Kaptennya yang membuat seluruh tubuhnya gemetar ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love Your ImoutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang